Siswa baru akan selalu menjadi selebritis dadakan, sebab ia akan menjadi pusat perhatian. Begitulah yang terjadi di kelas IX-A hari ini, saat seorang cowok masuk kelas dengan senyuman yang begitu menarik perhatian. Pak Randa memperkenalkannya, sebagai siswa baru yang akan menjadi anggota kelas mulai hari ini.
Senyumnya bagaikan magnet, sangat memikat kaum hawa seperti Bulan. Postur tubuhnya tinggi berisi dengan wajahnya yang tirus. Rambutnya di sisir seadanya, namun tetap terlihat menarik
Dhafikri namanya.
Orang yang diperhatikan sebegitu rupa tentu akan merasa risih. Apalagi, Bulan memandangnya terlalu lama.
"Ehm..." Dhafikri berdehem. Mungkin disengaja agar Bulan berhenti menatapnya seperti itu.
Bulan mengerjap lalu terlihat salah tingkah.
"Kenapa liatin gue sampe segitunya, suka huh?"
Bulan terkejut dengan penuturan Dhafikri yang terlalu frontal, tapi tak ditanggapinya serius.
"Boleh kenalan?"
Bulan tetap diam, tidak menjawab. Dia hanya menoleh sedikit, memberikan senyuman tipis. Respon tersebut membuat Dhafikri mengernyit dan cowok itu duduk di samping Bulan tanpa permisi.
"Lo gak bisu kan?" Bulan menoleh dengan tatapan tajam, cowok itu menampilkan deretan gigi rapinya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Sorry, tapi ngomong dong. Gue kan kepo nama lo siapa" ucapnya. Bulan menyodorkan buku catatannya agar cowok itu segera mengetahui namanya dan segera pergi dari sampingnya.
"Bulan Anatasya" gumam Dhafikri "nama yang bagus, makasih udah ngasih tau nama lo" lanjutnya sambil berlalu meninggalkan Bulan.
Tidak butuh waktu lama bagi Dhafikri untuk mengenal semua teman barunya. Buktinya sekarang cowok sudah tertawa lepas bersama beberapa siswa di belakang sana.
Tanpa sadar, Bulan tersenyum tipis.
"Dia ganteng ya Lan," ucap Amara, teman sebangkunya.
"Iyalah 'kan dia cowok." Bulan membalas tanpa melihat Amara.
Amara tersenyum penuh arti, "Suka sama Dhafikri?
Tubuh Bulan menegang lalu menoleh ke arah Amara yang tengah terkikik geli melihat wajah temannya merah padam.
"Gak usah tegang gitu, gue cuma nebak aja," kekeh Amara, Bulan mendengus sebal. Amara sialan.
❤❤❤
Dalam langkahnya yang tergesa dengan senyuman tipis yang tercetak di bibirnya, dia memasuki halaman sekolah melewati beberapa murid lain yang sengaja datang lebih awal hari ini.
Langkahnya terhenti ketika hendak berbelok di koridor menuju kelasnya. Tidak jauh dari tempatnya berdiri, seseorang sedang bersedakap dada sambil bersandar ke dinding. Ia seperti sedang menunggu seseorang datang. Tanpa berpikir panjang lagi, ia berjalan melewati Dhafikri. Cowok itu langsung menghalangi jalannya. Bulan menghela napas berat, lalu mendongak menatap Dhafikri dengan wajah datarnya.
"Selamat pagi Nona" sapa Dhafikri ramah.
"Nona-nona, nama gue Bulan!" jawab Bulan ketus
"Ya gue tau, Nona kan sapaan adik laki-laki untuk kakak perempuan dalam bahasa korea," jawab Dhafikri logis
"Gue kan bukan kakak lo!"
"Ya emang bukan, tapi seenggaknya gue bisa denger suara lo" cengir Dhafikri
"Terserah lo aja deh" ketus Bulan sambil berjalan lebih dulu untuk masuk ke dalam kelas.
"Lan, kenapa sih?" tanya Dhafikri