#02⛅

84 14 11
                                    

"Yuri!"

"Eh? Ryo-kun? Kenapa?"

"Yuri. Kau tidak mati kan?"

"Yuri—"

###

Aku membuka mataku dan yang tadi hanyalah mimpi. Syukurlah. Aku bermimpi dia berada dijalan itu dengan hujan yang membasahinya dan diakhirnya dia tertabrak dan meninggalkan aku selamanya.

"Yama-chan" panggil Inoo yang berada disampingku.

"Ya?"

"Kau harus makan" katanya dan aku menggeleng. Nafsu makanku sudah hilang.

"Yamada. Kau harus makan! Nanti aku akan membelikanmu pocky!" tawar Daiki yang mencoba menghiburku. Aku menggeleng dan terlihat seperti Yuya memukul kepala Daiki.

"Ittai yo Bakaki!"

"Sudah kita cabut saja" kata Yuya sambil merangkul Daiki pas didepan mataku.

"Yama-chan. Jangan sampai kau jatuh sakit. Makan dan istirahatlah. Aku dan Daiki akan mengambil bajumu, ok?" dan aku hanya mengangguk.

"Baiklah"

Dan mereka berdua keluar dari ruangan ini. Tersisa aku, Inoo, Yabu, Yuto, Keito, dan jangan lupakan Yuri. Hikaru sedang memeriksan darahnya.

Darah Yuya dan Keito adalah positif dan itu membuat mereka tak bisa mendonorkannya untuk Yuri. Hanya Hikaru, aku berharap darahnya bisa didonorkan untuk Yuri.

"Minna" panggil seseorang yang barusan saja masuk dan itu Hikaru.

Kami semua menoleh kearah Hikaru.

"Negatif kok" jawabnya dan itu membuat aku bahagia.

"Hontou?!" tanyaku langsung.

"Yap. Tapi aku harus menjaga pola makanku sebelum mendonorkannya untuk Chii-chan" katanya dan aku mendengarnya sedikit lemas.

"Berapa...berapa lama?" tanyaku

"Satu minggu.." jawabnya dan itu benar benar membuatku semakin drop.

"Te–tenanglah Yama-chan. Aku akan berusaha semaksimal mungkin kok" katanya

Aku hanya menunduk. Menutup wajahku yang sekarang ntah sudah bagaimana.

"Yama-chan. Chii akan sadar kok. Percayalah" kata Keito disudut ruangan.

"Iya, aku juga percaya kalau Chii akan sadar" jawab Yuto menyetujui disamping Keito.

"Ne, Yama-chan. Percayakan kepadaku. Ok?" kata Hikaru berusaha menenangkanku.

Aku melepaskan kedua tanganku dari wajah dan mengangguk untuk jawaban Hikaru.

"Yosh! Aku akan pulang sekarang ok? Aku akan berolahraga dan memakan makanan yang sehat" katanya sambil mengelus kepalaku.

"Baiklah, terimakasih Hikaru-kun. Aku percayakan kepadamu" kataku dan langsung dijawab dengan anggukannya.

•••

[5 Hari Kemudian]

"Yuri.."

Sampai sekarang, Yuri pun belum juga sadar. Aku benar benar merindukan suara dan senyumannya itu.

"Drrtt...drttt..."

Ponselku bergetar. Aku mengambilnya dari kantung celanaku dan melihat siapa yang menghubungiku.

"Hikaru?" gumamku sedikit bingung.

Aku mengangkat sambungan ponsel itu dan berharap agar Hikaru baik baik saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang