Part 2

30 4 0
                                    

Dendamnya terbayar sudah, dia mengambil pakaian korbannya, membawanya ke kamar mandi untuk di cuci dan membawa pulang sebagai oleh oleh.

Sepanjang jalan dia selalu menembakan pelurunya, menghancurkan keheningan menjadi kegaduhan yang sangat mengerikan

~PsYcHoPaTh~

07.45 AM

Nadira masih berada di alam mimpinya, tidak biasanya dia bangun jam segini ah mungkin kelelahan karna perempuan sialan yang dia bunuh semalam

"Sial" ucapnya setelah melihat jam dinding, dia berdiam sejenak mengumpulkan semua nyawanya

Seusai mengumpulkan nyawa dia beranjak ke kamar mandi bersiap untuk ke sekolah tapi seperti ada yang hilang

Ah iyaa dia baru ingat sarung tangannya tertinggal digedung tua, mau tak mau dia harus kembali kesana

Dengan hati hati dia melangkah menuju pintu keluar rumah

"Heii, berhenti!"

Tubuh Nadira menegang, orang sialan itu memergokinya

"Mau kemana kamu ha?! Mengapa tidak sekolah?! Dasar perempuan bar bar!" Ucap wanita itu, sembari memegang tangan Nadira dengan sangat kuat, Nadira meringis kesakitan

"Sa sakit" ucapnyaa terbatah, dia terus mencoba melepaskan cengkraman itu, tangan kirinya merogoh kantong celana berharap menemukan benda kesayangannya, tapi hasilnya nihil, benda itu tidak ada di kantong celana

'brengsek!' ucap Nadira dalam hati

Dia baru ingat bahwa benda itu dia taro diatas meja belajarnya, matanya melirik kearah wanita sialan yang tak lain adalah kakak kandungnya sendiri 'Anindi Mikhaylov' , Nindi tersenyum licik sambil berusaha menunjukan sesuatu yang ada di belakangnya

"Mencari ini huh?"

Benda itu, benda kesayangannya.
Nadira hanya bisa menunduk dia tak menjawab, tangan kirinya mengepal dengan kuat

'Buugghh!!'

Tonjokan keras itu mendarat dengan sempurna di wajah kakaknya, wanita itu tersungkur lemas ke lantai

Dengan sekuat tenaga Nindi berusaha untuk menusuk kaki Nadira. Nadira melihat pergerakan tangan kakaknya tanpa pikir panjang dia menendang wajah Nindi dengan sangat keras

Kesenangan terukir jelas diwajah Nadira setelah sekian lama akhirnya ada kesempatan untuk membunuh kakaknya

Dia mengambil benda kesayangannya dari tangan Nindi, dengan perlahan pisau tajam miliknya bergerak dari pinggir mata sampai dagu

"Ini adalah hari yang selama ini ku tunggu, hari dimana aku bisa melihat cairan itu keluar akibat ulah tangan ku" ucap Nadira sambil tersenyum manis

~Flashback~

"Kak, hentikan kak, ini sangat sakit" ucap anak itu sambil memegang pipinya

Tapi sang kakak tidak memperdulikan, dia terus saja menggoreskan benda tajam yang ada di tangannya, mulai dari dahi sampai pipi. Tak ada rasa kasian dalam dirinya yang ada hanyalah sebuah kebencian

"Dasar anak sialan! Kau hanya membawa kesialan di dalam hidupku!!" Ucapnya dengan sangat keras

Nadira hanya bisa pasrah dengan kelakuan kakaknya, hampir setiap hari dia di perlakukan seperti ini, rasanya ingin membalas tapi pada saat itu dia hanyalah anak kecil yang tak bisa berbuat apa apa

~flashback off~

Kejadian 9 tahun yang lalu terus berputar di kepalanya membuat Nadira semakin menggila

~PsYcHoPaTh~

Assalamualaikum dan Salam sejahtera ah naon sih dah Kaya mau pidato ajaa wkwk, cuma mau bilang terimakasih yang udh mau bacaa dan jangan lupa vote gaes, vote itu cukup kamu tekan bintangnya aja kok 'GRATIS' and kalo kalian suka boleh komen 'NEXT'
thank you, next. I'm so fucking grateful for my ex


Jhaaa malah nyanyii

Love you, R

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang