Happy Reading~...
"Kau gila?"
"Bukan aku. Tapi Park Jimin. Park Jimin yang akan gila karenaku." Taehyung mendesah malas, tidak ada yang bisa mencegah Yoongi jika si kucing binal itu sudah berbicara seperti peramal.
Yoongi memang selalu percaya diri ketika mengatakan soal keinginannya yang memang tidak pernah gagal. Sesuai moto hidup Yoongi, apa yang ia ingin maka akan ia dapatkan. Jadi, Taehyung hanya mengiyakan saja ide gila Yoongi di festival sekolah nanti.
"Jika Jimin sampai tau, aku tidak akan mencari orang lain yang akan ku cekik selain kau, Kim Taehyung."
"Aku bisa apa? Lagipula ini menarik."
"Park Jimin memang menarik. Dan juga ugh~ seksi. Aku tidak mengerti kenapa kau masih bisa bernapas ketika berdiri disampingnya bahkan mengobrol berdua dengannya tanpa batas. Oh~ maksudku, Taehyung, demi Yeontan, dia seperti tetesan keringat malaikat. Tampan, bersinar dan ugh~ Jimin. Aku akan mendapatkanmu."
"Yoon, kau benar-benar gila."
"Kuanggap itu sebagai pujian untuk sebuah tamparan."
Plaakk~
"Aw~itu sakit." Taehyung meringis sambil mengelus pipi. Mendapat sebuah tamparan sayang dari tangan bengis Yoongi memang menyakitkan. Warna kulitnya saja sampai berubah merah begitu.
"Makanya berhenti mengataiku gila."
"Baiklah, idiot."
"Yak!"
Biarkan dua orang idiot itu bertengkar dipojok kelas. Saling menjambak rambut dan mencakar wajah lalu nantinya akan saling berpegangan tangan seperti tidak terjadi apa-apa. Jadi, mari ceritakan soal Jimin saja yang telinganya terasa berdengung sejak tadi. Seperti ada seseorang yang sedang menjadikannya bahan gunjingan?
Namanya Park Jimin. Salah satu murid terkenal di sekolah mereka. Tampan, baik dan pintar. Kelihatannya begitu. Entah memang benar seperti itu atau tidak ya tidak ada yang tau.
Jimin itu teman akrabnya Taehyung. Dari sekolah menengah pertama sampai sekarang. Meski tidak pernah satu kelas lagi sejak masuk sekolah menengah atas sih. Dan Yoongi juga temannya Taehyung. Teman sekelas. Untuk tahun terakhir ini. Pernah bertemu Jimin di rumah Taehyung.
Ketika hujan dan Jimin datang dengan pakaian basah. Maksudnya, ikut berteduh, kalau Yoongi sih memang suka menumpang mengerjakan tugas di rumah Taehyung. Sekalian menumpang makan, meski ia yang memasak untuk mereka berdua sih. Tapi, bahan makanan di lemari pendingin Taehyung lebih lengkap dan enak. Menghemat uang jajan juga sih sebenarnya.
Nah, pertemuannya sesingkat itu, hanya Jimin yang mengobrol dengan Taehyung di ruang tamu, lalu Yoongi yang mengintip dari kamar Taehyung. Tapi setelahnya Yoongi langsung menyatakan diri sebagai calon kekasih Jimin dihadapan Taehyung sambil memekik kegirangan dan melompat diatas tempat tidur.
"Tapi Jimin bukan gay. Dia normal, Yoon."
Brukk~
Ucapan Taehyung seketika membuat tubuhnya jatuh ke lantai, lalu menggelinding ke kolong ranjang.
"Yoon?" Taehyung mengintip, merendahkan tubuhnya untuk sekedar mencari tau apa yang dilakukan si buntalan putih dibawah sana. Takutnya terus menggelinding dan menembus tembok kamar Taehyung.
"Sebentar, Tae. Hatiku sepertinya patah."
Hhhh~ yang Taehyung lihat adalah Yoongi sedang memeluk lutut dengan badan menghadap tembok. Tampak seperti orang depresi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fuckalicious
FanfictionPertemuannya sesingkat itu, tapi Yoongi langsung menyatakan diri sebagai calon kekasih Jimin dihadapan Taehyung sambil memekik kegirangan dan melompat diatas tempat tidur. "Tapi Jimin bukan gay. Dia normal, Yoon." Brukk~ Tubuhnya jatuh ke lantai, la...