1. The President

490 49 18
                                    

September 2018


Tahun ajaran baru 2018 baru akan dimulai dua hari lagi. Tapi Sabtu pukul 8 pagi ruangan aula fakultas udah ramai sama para mahasiswa baru.

Mahasiswa-mahasiswa baru itu menyimak informasi yang disampaikan seorang pria berkacamata mata ditengah-tengah aula.

Pak Mario―selaku sekretaris jurusan mengundang secara khusus dua puluh orang mahasiswa baru jurusannya yang menjadi korban dari erornya sistem informasi akademik.

Pak Mario mewakili ketua jurusan meminta maaf karena kesalahan sistem nama dua puluh lima orang mahasiswa baru dihadapannya tidak terdata. Pria berkacamata itu menyampaikan solusi terkait masalah itu adalah menjadikan dua puluh lima orang tersebut menjadi satu kelas.

Terdengar seruan hingga decakan dari para mahasiswa. Ada yang merasa senang karena bisa sekelas dengan temannya dan ada pula yang merasa kecewa. Kecewa karena pagi-pagi begini saat weekend mereka harus ke kampus cuma buat mendengarkan informasi yang menurut mereka tidak terlalu penting. Kan bisa di jarkom aja.

Sebelum pak Mario menutup pidatonya dan meninggalkan aula, ia mengatakan dua puluh lima orang mahasiswa baru tersebut bisa menggunakan aula sampai jam makan siang untuk kegiatan perkenalan ataupun pembentukan kelas.

Kesempatan itu tidak dilewatkan begitu saja. Sarhan si cowok dengan tinggi menjulang langsung berlari menuju pintu, menguncinya dan kuncinya ia kantongi ketika melihat beberapa orang teman barunya sudah bangkit berniat untuk bubar. Langsung terdengar sorakan tidak terima dari yang lain tapi Sarhan tetap santai.

"Ini hari pertama kita teman-teman. Karena tak kenal maka tak sayang. Jadi ayo sayang kita kenalan." Begitu kata Sarhan.

Haekal si cowok yang ke kampus cuma pake sendal jepit doang langsung melempari Sarhan dengan spidol yang dia pegang.

Sebenarnya hampir semua dari mereka sudah kenal satu sama lain. Ada yang kenalan saat pengenalan jurusan beberapa hari yang lalu, yang satu sekolah sejak SMA bahkan ada yang teman sejak kecil. Seperti Junanda dan Salena.

Pertemuan Junanda dan Salena tadi pagi udah bikin heboh. Jun yang saat itu baru dateng dan melihat Salena langsung meng-uyel-uyel cewek itu dan tanpa malu memeluknya di lorong kampus.

Maklum Jun sama Salena dari kecil sampai kelas 2 SMP tetanggaan. Tapi saat naik kelas 3 Jun pindah ke Jepang ikut orang tuanya. Jadi dia baru ketemu Salena lagi saat kuliah dan ternyata mereka ditakdirkan sekelas.

Kalau yang berteman sejak SMA ada trio kwek-kwek, empat sekawan dan duo tampan, begitu katanya.

Trio kwek-kwek terdiri dari Sunan yang hari pertama udah nyebat di warung belakang kampus sebelum pertemuan. Ada Halwan yang dari lirikan matanya aja udah ketahuan juteknya. Terakhir Enrico biasa dipanggil Eric, cowok yang udah heboh banget bikin rencana liburan semester nanti mereka harus jalan-jalan kemana. Padahal mulai kuliah juga belum.

"Gengs nanti liburan semester Bali kuy!"

"Eh Lombok aja ya."

"Singapore aja gimana?"

Mereka semua satu kosan. Kosan yang cuma berjarak satu kilo dari kampus tapi mereka bertiga tetap bawa motor atau mobil ke kampus. Menuh-menuhin parkiran.

Kalau empat sekawan terdiri dari Felix, cowok dengan suara berbanding terbalik dengan wajahnya. Wajahnya kayak anak bayi suaranya kayak om-om. Kalau kata Haekal suara Felix puber duluan.

"Halo..." Sapa Felix saat pertama kali ketemu.

Semua orang langsung kaget. Bahkan Jun udah buka mulutnya lebar saking kagetnya. Suara Felix berat banget kayak rindu yang ditanggung Dilan.

Hiraeth [ Millenium ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang