Chapter 1 (part.1)

1K 92 7
                                    

Innocent_markmin
presented

Warn : BxB

Jaemin menyusuri stan-stan di pasar malam dengan lesu, bagaimana tidak? Ini malam minggu. It's time to dating, broo.

Tapi apa?

Dia masih menjomblo hingga saat ini, jomblo dari lahir pula. What the worst than knowing that's fact?

Tujuannya kemari hanya untuk meneyenangkan diri, melihat Renjun yang berkencan dengan kekasihnya-anak SMA sebelah- seorang ketua tim basket, tampan, pintar, multi talent membuatnya iri.

Haechan juga sama saja, meninggalkan dirinya hanya untuk berkencan. Jaemin merasa sangat iri pada sahabat-sahabatnya.

Padahal wajahnya cukup manis, lumayan pintar, bahkan dia menjabat sebagai waketos. Lalu apa yang salah dari dirinya? Mengapa Ia masih saja sendiri? Jaemin tidak bisa menemukan jawabannya.

Kadang kala Jaemin memaksa Renjun dan Haechan yang menjabat sebagai sahabat sepopoknya untuk mengutarakan pendapat, pendapat mengapa sampai saat ini Ia masih menjomblo.

Apakah Ia terlalu cuek?

Tentu saja tidak, terbukti dari dirinya yang menjabat sebagai waketos saat ini.

Lalu, apa Ia galak?

Itu sih sedikit, bukan. Bukan galak. Tapi ia hanya mencoba bersikap tegas.

Atau, Jaemin jelek?

Tapi semua teman-temannya memuji wajahnya yang cantik untuk ukuran seorang lelaki.

Lalu apa? Hei, para readers! jangan hanya membaca, bantu Jaemin menemukan jawabannya.

Tak terasa langkahnya terhenti di sebuah stan peramal. Iseng, Jaemin mencoba memasukinya.
Sebenarnya Ia adalah orang yang tidak terlalu mempercayai sebuah ramalan.

Gelap.

Diruangan itu hanya terdapat sumber cahaya yang berasal dari sebuah benda berbentuk bola kristal, benda yang biasanya Ia lihat di dalam sebuah film.

Jaemin duduk di kursi tunggu. Terlihat dua orang perempuan duduk berhadapan, yang satu perempuan berumur sekitar awal 40-an, memakai baju serba hitam, make up serba hitam, bahkan warna kukunya juga hitam.

Dan satunya lagi seorang gadis remaja berusia sekitar 16 tahunan. Nah, hampir sama seusianya. Jaemin memandangi mereka yang sibuk berbicara dengan serius. Wahh... Dia pasti sudah gila mau masuk ketempat seperti ini.

Setelah menunggu selama hampir 15 menit, remaja itu pun keluar dari bilik ini dengan wajah cerah. Sekarang giliran dirinya, dengan tegang Jaemin duduk di bangku didepan sang peramal.

"Na Jaemin?"Tanya sang peramal langsung.

Jaemin terkejut, belum saja Ia memperkenalkan namanya sang peramal sudah membacanya. Akhirnya, Jaemin hanya bisa mengangguk.

"Kau tidak percaya pada ramalan tapi mengapa datang kemari?"

Pertanyaan itu menohok dirinya, Jaemin diam sejenak. Memikirkan kata yang tepat agar tidak di salah artikan.

"Bisakah nyonya... Membuatku percaya pada ramalan? Aku tau aku terkesan meragukan, tapi aku juga penasaran dan ingin mencobanya."

Sang peramal hanya mengangguk singkat, seolah sudah paham isi pikirannya.

"Kau penasaran mengapa selama ini belum pernah memiliki kekasih? Dan kau juga ingin mengetahui kapan dan siapa jodohmu itu kau temukan?"

Gotcha. Jaemin sudah mengira dirinya akan dibaca lagi dengan mudah. Lantas ia mengangguk mengiyakan.

All About MarkMin Where stories live. Discover now