Hukum siswa baru!

59 16 2
                                    

   Lo harusnya udah terbiasa  dengan hal itu lo tau kan adat istiadat di sekolah yang sampai sekarang ini sulit di hilangkan bisa dibilang karna hal itu beranak dari
generasi ke kegenarasi

       Kaki di atas kasur kepala di lantai dengan tangan memegang handphone,itulah posisi seorang Alhena Vera Andreas yang fikiran nya tengah teracak acak berusaha mencari keajaiban untuk sebuah tema dalam tulisannya nanti. Dari luar terdengar suara gemercik hujan yang sebenarnya sudah tadi berawal. Cleng..  Suara itu membuyarkan fikiran nya menjadikan matanya terpaku pada sebuah kotak pesan yang masuk.

Alnilam:
Lo jadi gak pergi ambil formulir

Seketika setelah membaca pesan tersebut Vera mencuri pandangan dari sisi matanya ke sebuah jendela tanpa bernafas ia berdiri dan menaiki tangga rumah dengan tergopoh gopoh Vera bahkan terlihat seperti seorang pahlawan yang ingin menuntaskan kejahatan yang akan merebut nyawanya saking kencangnya ia berlari. Dari kejauhan ia melihat tempat jemuran yang sudah bersih dan berteriak
"Untung ibu udah ambil sepatuku" Katanya dengan nafas yang tidak stabil.
       Pak Andres ayahnya terkekeh melihat anak semata wayangnya itu berlari. Vera dikenal sangatlah malas jika dirumah baju untuk kesekolah saja disetrikakan oleh ayahnya bahkan ia kadang diantar jemput oleh ayahnya meski ayahnya sibuk.
                
                                 📜📜📜

       Mendaftar disekolah baru yang pada awalnya merupakan sekolah yang tidak pernah masuk dalam salah satu sekolah pilihannya dengan alasan sekolah itu adalah sekolah dimana mantannya bersekolah bukannya Vera tidak bisa move on hanya saja ia bosan melihat orang yang pernah menyakitinya setiap hari. Tapi karna bujukan dari temanya Nilam dan Anka dengan alasan ada kakak kelas yang ganteng jadi Vera ikut ditambah ayahnya juga ingin Vera sekolah di SMA ANGKASA. Sama halnya seperti yang dirasakan oleh siswa lain Vera pun merasa disekolah barunya ini nanti kakak kelasnya akan kejam saat masuk ke gerbang sekolah saja sudah diawasi oleh puluhan pasang mata yang bagaikan seekor elang yang memperhatikan mangsanya .

"Ver, anka lo liat gak semua tatapan kakel yang di jalan masuk tadi kek mau bunuh kita gitu" Kata Nilam

"Yaelah Nilam namanya juga kakak kelas nanti kalo gue jadi kakak kelas bakal gue bunuh beneran tu adek kelas yang belagu" Cerutu Anka

"Lo harusnya udah terbiasa dengan hal itu lo tau kan adat istiadat di sekolah yang sampai sekarang ini sulit di hilangakan bisa dibilang karna hal itu beranak dari generasi ke kegenarasi" Jelas Vera

"Emang yah klo Vera yang ngomong langsung positif thinking gitu deh gak sia sia dulu jadi ketua OSIS pas SMP".

" Serah lo dah" Balas Vera

        Vera memang adalah ketua OSIS saat di SMP jadi wajar saja cara bicaranya kadang lebih dewasa . Kalo masalah IQ ia bukanlah orang di atas rata rata tpi yang ia andalkan adalah SQ sikap nya dalam sehari hari yang peduli dengan temannya baik  perempuan  maupun lakilaki tak heran jika dia memiliki banyak teman.
      Masa orientasi pun tiba semua siswa dikumpulkan disebuah ruangan yaang disebut aula. Berdesak desakan itulah yang dirasakan Vera didalam ruangan itu hingga tak sengaja ada yang menarik ikat rambutnya yang akhirnya menjadikan rambut panjang hitamnya itu terurai dengan indah. Dari kejauhan ada seorang laki laki berjalan menuju tempat Vera berdiri dan tunduk tepat dihadapan Vera. Seketika Vera hanya heran nih laki laki mau ngapain, mau jadi pembantu gue yah katanya dalam hati.

"Nih ikat rambut lo jatuh " Kata laki laki itu sambil senyum.

"Oh thanks yah"

Kedua teman Vera yang melihat kejadian itu langsung datang ke Vera dan bisa dibilang mereka menginterogasi tentang kejadian langka tadi.

"Ver lo tau gak siapa laki laki tadi" Kata Nilam dengan wajah serius

"Nggak emang siapa? "

"Helloww gue kira lo itu banyak kenalan ver ternyata nggak juga, lo bahkan nggak tau orang yang terkenal disekolah" 

"Emang harus yah gue tau emangnya dia apanya gue, nama aja gue gak tau" Jawab Vera gak peduli

"Emang lo lupa yah orang yang pernah lo chat terus lo salah kirim mau kerjain haeril sok sok mau nembak gitu terus lo kirimnya ke dia.please sadar Alhena Vera Andreas "  Jelas Anka.

Kalimat itu membuat Vera berfikir keras dan sedikit heran kapan hal itu terjadi ia benar benar lupa saat itu.

"Lo kayaknya mau gue kasi kode keras yah
Lalat banget si ver"
"Yang foto frofil WA nya itu gambar anime gitu" Tambah Nilam

"Alfareza Elbara? " Teriak Vera yang tiba tiba ingat dan membuat seantero aula memperhatikannya. Sampai sampai ada seorang kakak kelas yang sedari tadi berbicara menggunakan pengeras suara di atas panggung berkata.

"Ada apa? Kenapa teriakin nama ketua OSIS? " Kata laki laki itu.

Kalimat itu menambah rasa malu di diri seorang Alhena Vera Andreas yang sudah malu di awal karna teriak di dalam. Ruangan yang dipenuhi siswa baru kini ditambah lagi dengan teguran dari MC yang menambah ke gregetan dalam ruangan itu adalah ia baru tau bahwa orang yang pernah ia tembak itu ketua OSIS di sekolah barunya.   Dari sisi lain di sudut ruangan ada reza yang tersenyum yang bisa dibilang senyumnya seperti merasa dialah yang memiliki semuanya.beberapa menit berlalu dengan keheningan di dalam aula.

"Kayaknya kita bakal dibunuh beneran di sekolah ini guys" bisik vera kepada kedua temannya

"Bukan kayaknya tapi memang kita akan di bunuh,gue takut nih" Kata Anka

"Kayaknya bukan kita bertiga deh cuman lo Vera yang akan dibunuh. Lo liat deh di belakang lo kak reza mendekat ke elo" Jelas Nilam.

      Vera seketika berbalik dan menemukan langka kaki seorang laki laki yang dibalut sepatu fantofel yang berjalan menuju pada dirinya.

"Lo tripell kill ver kali ini" bisik Anka

   Kalimat itu semakin membuat Vera takut. dalam diri Vera rasanya ingin tiba tiba menghilang dari muka bumi. Tanpa berfikir lagi Vera mundur dengan tatapan mata tunduk karna takut tiba tiba tak sengaja salah satu kakinya tersangkut di salah satu kaki seorang siswa yang mengakibatkan ia terjatuh. Tapi, sebelum ia menyentuh lantai dengan matanya yang tertutup karna saking takutnya ada tangan yang menggapai tangannya sehingga ia tidak jatuh.
       Seorang laki laki, yang tak lain adalah ketua OSIS yang ia teriaki tadi. Dua pasang mata mereka saling menatap.

1
2
3
4
5

   Detik berlalu begitu saja......

My DefianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang