Dia lah vanissa maudy pramoedya, bagai sosok permata dihamparan kampus, sang the most wanted girl. Parasnya sempurna bak mutiara yang bertaburan membuat kaum adam tak ingin berpaling darinya. Tubuhnya tinggi semampai, kulitnya putih bersih, dipadukan dengan hidung mancung mungil, iris mata yang hampir menutupi bagian warna putih sehingga terkesan seperti polosnya mata bayi, dibalut dengan bulu mata yang panjang nan lentik, gigi rapi sesuai barisan, dipadukan bersama bibir mungil berwarna merah muda, yang diampit oleh dua lesum pipi, wah sangat sempurna, sesempurna yang dibayangakan.
.
.
.
Tak terasa sudah empat puluh dua bulan mengenalnya karena aku tak sengaja menabraknya hingga pada akhirnya kami bersahabat, ia tidak pernah sekalipun memandangku sebelah mata, walau aku tak secantik dirinya, itulah yang membuatku nyaman dengannya.
.
.
.
Mungkin jika aku dibandingkan dengan maudy, ahh.....mungkin ia tidak akan tertandingi olehku, si kumal dengan segala kejudesannya, wajar tak ada laki-laki manapun yang menyukaiku, jangankan untuk suka, untuk mendekat saja mereka harus berpikir berulang kali.
.
.
.
Universitas Suryadharma"Sofiii...!" panggil maudy
"Ih pagi-pagi gak usah teriak- teriak kayak dihutan gtu sih dy, gue juga denger kalik." jawab sofi judes
"Gue nyontek Tugas fisika dong."jawab maudy polos
" dy belajar dong loe." Sergah sofi sarkastis
"Heheh Loe ni kek gak kenal gue aja, ya mana gue ngerti kali."
"-_-"Itulah aku dan maudy, punya sedikit perbedaan dalam bidang akademik, mungkin karena otakku lebih encer darinya.
.
.
.Revan i'm coming
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang Cantik
Teen FictionTidak ada di dunia ini manusia yang sempurna, dilihat dari sudut manapun ada saja celah kekurangan, baik secara fisik maupun nonfisik.~ Ada hal sederhana yang sering terlupakan, rasa syukur atas kelebihan yang dimiliki, dan perlunya pengoreksian sud...