(4). Tempat Misterius.

376 51 69
                                    

(21+) Chapter ini mengandung unsur kekerasan.

•••

Setelah mempersiapkan diri, Steven berjalan menjelajahi perkomplekan dengan berjalan kaki. Sudah dua rumah telah ia singgahi. Ia memutuskan untuk tidak mengawasi rumah-rumah, karena sebelumnya hanya terlihat perkumpulan keluarga disuatu rumah.

Target nya terfokus ke gang sempit jalan nya hanya setapak sehingga hanya bisa ditelusuri oleh pejalan kaki. Sesekali Steven melihat ke belakang, kemudian berjalan santai seakan ia bukan lah orang yang mencurigakan.

Gang nya lumayan panjang beberapa kali baju nya tersangkut di paku-paku yang sudah berkarat di dinding-dinding gang itu.

Akhirnya ia keluar juga dari gang yang sempit dan kumuh.

Matanya menerawang melihat sekeliling, halaman tanpa rerumputan. Dengan tembok kotor yang kumuh. Beberapa bangunan rumah tua yang tak berpenghuni mengisi kekosongan halaman yang cukup luas. Bahkan ada beberapa mobil tua dengan warna cat hijau yang telah pudar terparkir dengan posisi melingkar sehingga mengisi halaman itu.

Ia menghampiri salah satu mobil. Kemudian diamatinya dengan seksama.

Tangan nya menyapu pintu mobil.
Ia melihat ujung jemarinya, tak terlihat sedikitpun debu tanda-tanda tidak pernah dipakai.

"Rumah ini berpenghuni"
Gumamnya. Kemudian berjalan melihat rumah yang dihadapan nya.

Ia melihat ada gang kecil di balik rumah itu, seperti sebuah tempat yang memang benar benar tersembunyi. Ia melangkah menghampiri.

"Hey!"
Suara lelaki dari belakang terdengar menggema.

Langkahnya terhenti.
Dengan cepat ia membalikan badan nya. Terlihat seorang lelaki berbaju hijau. Bertubuh tinggi, warna kulitnya sawo matang, lehernya terdapat kalung rantai tanpa liontin. dengan bandana putih yang sengaja di ikat di lengan kanan nya.
Penampilan nya lebih mengarah ke berandal.

"Mau apa kau!"
Suara lelaki itu membentak yang tak begitu jauh darinya.

Steven menghampiri lelaki itu, kedua mata hazelnya menatap lekat.

"Aku tersesat, ku kira ini gang jalan menuju rumah kakek ku"
Ia menjawabnya dengan santai dan tenang tanpa terlihat mencurigakan sedikitpun.

Lelaki itu menatap mata hazel milik Steven.

"Keturunan apa kau?"
Tanya lelaki itu kepadanya.

"Hanya orang biasa"
Jawabnya singkat dan tetap santai.

"Matamu unik, berbeda dengan mata yang dimiliki oleh orang pada umumnya" Katanya dengan mengamati lekat lekat mata itu.

Steven tidak sedikitpun membuang wajahnya ketika ia di tatap lekat oleh orang yang tak dikenalnya.
Namun ia malah menatap balik lekat orang tersebut.

"Aku kira tempat ini tidak berpenghuni" Steven membuka pembicaraan matanya beralih melihat sekeliling.

"Memang seperti ini penampilan nya, namun tempat ini sudah sangat lama tidak diperbaiki, karena tidak cukup uang untuk membangun nya kembali" jawab lelaki itu dengan bualan nya.

Steven Brayde. (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang