Setelahnya Steven pergi dari gang sempit itu menuju ke mobil SUV Dinas nya.
Steven melihatnya tidak asing dengan koper yang ia pegang, Koper kulit dengan warna coklat yang sangat elegant itu. Ia menghentikan langkahnya dan koper itupun di letakan di sebuah kursi yang ada di gang sempit. Dia melirik kunci pin di kopernya dan betapa terkejutnya lelaki itu. Matanya membulat. "Inikan.." ucapnya gugup.
Steven mengingat akan sesuatu.
Suasana, lukisan dinding dengan pilox yang tak asing motif nya di tambah gaya pakaian para geng yang ada di tempat ini pun persis dengan geng yang di miliki teman kecilnya dulu. Steven melangkah bergegas ke tempat perjanjian tadi.Aroma darah segar dan bau anyir mengaduk-ngaduk hidungnya. peluru panas dan sisa granat di tempat itu seakan menambah perasaan bersalah nya.
Beberapa orang tewas kehabisan darah yang dibuat oleh peluru panas itu. Bahkan ada yang sudah bergelemeran daging.
Kulitnya tak beraturan menjadi potongan-potongan daging, yang mewarnai suasana tempat itu.
Matanya tak mampu menghentikan penglihatan nya. Matanya yang masih sibuk melihat keseluruhan tempat yang hancur.
Terdengar rintihan seseorang merintih dengan gemetar di salah satu sudut.
"To-tolong siapapun disana"
Steven menghampiri asal suara itu.
Tanpa banyak berfikir ia menolongnya dan menyenderkan tubuh orang itu.
Ia mengeluarkan perban dari tas kecilnya dan menutupi bekas luka peluru panas itu.
Tangan nya sibuk memperbankan orang yang terkujur lemas dipangkuan nya.
"kau kenal Lexon?"
Mata hazelnya menatap lekat seseorang dipangkuan nya."Dia dulu memegang geng ini, tapi aku tak tau dia dimana sekarang, terakhir ia mendapatkan luka yang mengenaskan." suara lelaki itu gemetar menahan rasa sakit.
Mata hazelnya yang sebelumnya menatap dengan lekat berubah menjadi tatapan mata merunduk yang sendu.
Bahu tegapnya menurun kebawah. Dada bidangnya itu pun kembang kempis.
Matanya mulai meneteskan air mata penyesalan.
"Kau menangis?" Tanya orang itu kepada Steven.
Ia menoleh kearah mata orang itu lalu terdiam sesaat.
Kemudian tangan nya mengusap kasar mukanya."Akan ku panggil dokter nanti kau akan aku bawa ke suatu tempat yang aman karena sehabis ini akan ada clear area oleh anggota ku."
Ucapnya panjang."Kau masih bisa jalan?" Sambungnya.
Orang itu mengangguk.
Lelaki bermata hazel itu pun memapahnya ke suatu rumah kosong yang tak jauh darinya.Di sepanjang jalan lelaki geng itu merintih kesakitan dan kebingungan luar biasa yang menyelimuti pikiranya.
Sampailah tiba keduanya dirumah kosong
"Kau siapa memang? Kenapa kau menolongku, bukan nya tadi kau menembak kami."
Tanya nya dengan raut wajah bertanya-tanya."Aku bagianmu,"
Seulas senyum yang disunggingkan dari bibirnya."Waktu ku tidak lama lagi para anggota sudah mencari ku, aku tunggu di tempat ini besok kalau kau sudah pulih." Kata lelaki bermata hazel itu.
Terdengar suara helikopter di atas langit.
"Dengar itu? Waktu ku tidak lama lagi. Nanti ada dokter yang menolong mu kesini ingat kata kataku tadi. Temuin aku di tempat ini kalau sudah pulih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Steven Brayde. (✔️)
Adventure© SUDAH DITERBITKAN. Note : Tersedia juga PDF nya. 《 21+ 》Banyak mengandung unsur kekerasan serta adegan panas. Harap bijak dalam memilih bacaan. ⚠️ (Plagiator dilarang membuka !!!) ●●● Steven, lelaki bermata hazel, bertubuh gagah dengan bandana hit...