🌸Prolog🌸

20 5 5
                                    

"Heh lo gak capek apa nguntit dia terus?" Ujar Karin yang tengah menceramahi sahabatnya. Ia nampak begitu lelah karena sudah berkali-kali memperingatkannya. Segala cara sudah ia berikan kepada Tasya sahabatnya itu. Tapi Tasya selalu saja berkata bahwa ia hanya ingin melihat sang pujaan hatinya dari jarak jauh.

"Enggak rin, lagian gw juga suka ngelakuin ini. Dengan nguntit dia, gw Jadi tau banyak hal tentang dia." Ujar Tasya sambil melihat hasil gambar Mark, sang pujaan hati yang telah ia ambil lewat kameranya.

"Emang kenapa sih gamau berusaha dengan cara yang normal aja. Kayak kenalan gitu?"

"Gw gak cukup berani buat itu, dia itu dikagumi banyak orang. Gw takut aja nanti dia ilfeel sama gw..." Ujar Tasya masih dengan aktivitasnya.

"Yatuhaaaan, Tasya lo itu cantik, Pinter, baik, ah pokoknya lo tuh sempurna deh."

Ya, Tasya tau itu. Tidak jarang ada lelaki yang mengajaknya berkencan atau sekedar berkenalan. Tapi menurutnya semua itu tidak cukup untuk mendekati Mark. Mark adalah orang terpandang karena ketampanannya, kekayaannya, dan kemahirannya dalam bermain basket. Sedangkan Tasya (?) Dia hanya seorang gadis cantik yang sederhana, yang hanya tinggal di kos-kosan bersama sahabatnya. Bahkan sahabatnya jauh lebih baik karena Karin lahir dari keluarga yang kaya.

"Tapi level gw sama dia tuh beda riiiin.."

"Hhhh.. yaudahlah gw dukung apa aja yang lo lakuin." Dan akhirnya Karin pasrah untuk menceramahinya, bagaimana pun juga Tasya adalah orang yang keras kepala.

"Aaaahh... Makasiiih.."

Tasya berhambur ke pelukan Karin. Tersenyum dalam pelukannya. Ia tau pada akhirnya Karin akan menyerah dan memilih untuk mendukungnya. Tapi biar bagaimana pun, Tasya selalu ingat apa yang dikatakan sahabatnya itu dan mungkin saja akan ia terapkan jika ia mulai lelah. Mungkin.

*
*
*
*
*
*
*
Thanks for your attention don't forget to vote and comment :)

Penguntit •Mark Lee•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang