"Buru pesen, kita traktir!" Kata tasya.
Dengan senyum merekah, Kia menganggukkan kepalanya. Lalu berlari mencari makanan.
"INGET BUDGETNYA 20 RIBUUUU!! AWAS LO!!" Teriak Karin yang dibalas acungan jempol oleh Kia.
"Lu gak mesen rin?"
"Ini baru mau, lu mau gw pesenin gk?"
"Mau deh, tapi apaan yak?"
"Tuh cilok aja. Ada Mark noh, biasanya juga ngikutin makanan dia."
Yap, semenjak Tasya menyukai Mark, dia selalu mengikuti apapun yang dimakan Mark dikantin. Bahkan kalau Mark memakan makanan yang menurut Tasya tidak enak, tetap saja dimakan. Demi memiliki kesamaan katanya. Contohnya saja cilok yang sekarang sedang dibeli Mark. Sungguh dia sangat tidak suka makanan berbahan sagu, namun sepertinya dia lebih sayang Mark daripada dirinya sendiri. Bodoh? Memang. Tapi mau bagaimana lagi, namanya juga cinta.
"Ah Iya itu aja.. Tapi-"
"Tapi?"
"Gw mesen sendiri aja deh!! ehehehehehe" ujarnya bersemangat.
"Dih yaudah gih, gw mau ke pakde (penjual bakso langganan)."
"OKE!"
Tasya langsung menuju tempat cilok dengan perasaan berbunga-bunga.
Memikirkan dia akan melihat wajah Mark dengan jarak dekat, membuat nya tidak berhenti untuk tersenyum.Namun setelah melihat tempat cilok, tiba-tiba senyumnya luntur bergantian dengan munculnya gurat - gurat kesal diwajah. Sepertinya hidup memang penuh cobaan. Tempat cilok ramai, antriannya panjang. Memang hanya ada sekitar 12 orang, namun Tasya yakin pasti ada beberapa di antara mereka yang juga membooking tempat temannya. Dan pasti akan menambah lama waktu mengantri.
Memang, tadi dari kursinya tidak terlihat ada antrian karena ada sekumpulan siswi tengah mencari tempat duduk. Terkutuklah mereka. Jika tau dari awal akan sepanjang ini, lebih baik ia menyuruh Karin saja untuk mengantri.
Dengan berat hati akhirnya dia pun mengantri. Dia berjinjit dan menggerakkan kepalanya berusaha melihat ke arah Mark, lalu kembali diam. Mark sudah berada di depan tempat cilok, namun dirinya masih jauh di belakang. Dia menghela nafas lalu kemudian memutuskan untuk menghampiri Karin.
"Lah kenapa gak jadi?" Tanya Karin begitu melihat sahabatnya kembali dengan tangan kosong.
"Ngantri. Noh." Kata Tasya sambil menunjuk antrian panjang tempat cilok.
"AHAHAHAHA.. yaudah beli bakso aja ya?"
Tasya mengangguk.
Karin berdiri dari tempat duduknya lalu kembali memesan bakso ke pakde.
Beberapa lama kemudian, Karin kembali dengan semangkuk bakso lalu meletakkannya di depan Tasya.
"Tuh makan."
"Hmmm..."
"Et dah bt amaaat..."
"Iyalah..." Teriak Tasya kesal yang membuat beberapa kuah bakso dalam mulutnya keluar.
"Iiiih jijik."
![](https://img.wattpad.com/cover/178467771-288-k308796.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Penguntit •Mark Lee•
FanfictionSebagian besar orang - orang memilih untuk mendekati pujaan hatinya dengan terang-terangan, namun sebagiannya lagi lebih memilih untuk memperhatikan pujaan hatinya dari jarak jauh. Seperti Tasya yang menyukai Mark. Ia hanya suka mengikuti kemana Mar...