Aku mengenal jean saat pertama kali masuk kampus ini, kebetulan kami satu angkatan dan mengambil jurusan yang sama. Wanita yang cerdas, cantik, tomboy, aktivis kampus dan anak orang berada. Saya kebetulan aktif di organisasi dakwah kampus, (tapi ngak berjenggot lho, hehehe). Intensitas bertemu jean di forum forum kemahasiswaan sering, beradu argument itu hal biasa kami lakukan, sayang dia belum mau memakai jilbab, walau sering aku sindir dengan kalimat kalimat halus, takut dia tersinggung.
Hari ini ada forum diskusi di lantai 5 aula kebangsaan kampus, temanya menarik ‘Kapitalisasi Tubuh Perempuan, Penghinaan terhadap Umat Islam', menghadirkan pembicara pembicara nasional. Aula penuh sesak dengan peserta, banyak hijaber yang hadir. Aku sempat menangkap sosok jean di barisan kanan atas. Kulambaikan tanganku padanya, dia membalasnya dengan senyum manisnya.
Diskusi mulai berlangsung, 3 pembicara menyampaikan bahasannya, seorag pembicara muslimah membahas dari perspektif agama, tentang jilbab sebagai benteng kokoh wanita dalam bermasyarakat. Menarik, semoga jean kesenggol dengan bahasan ini, senyumku. Sessi tanya jawab berlangsung, wuih antusia peserta luar biasa yang ingin bertanya, MC pun menunjuk 3 penanya saja, aku, seorang hijaber dan jean (kok pas yach, ngak di setting lho).
Ku mulai menyapa semuanya dengan salam, kutarik nafas… Bismillah.“Pertanyaan saya singkat saja, seperti kita ketahui negara kita adalah Negara dengan mayoritas penduduknya muslim, bagaimana seorang wanita muslimah yang sholatnya rajin dan ibadahnya juga rajin tapi kok tidak ada kesadaran untuk memakai jilbab, ini kan tidak mencerminkan mereka sebagai muslimah yang baik, terima kasih .”
kututup dengan salam, sekilas aku menangkap senyum sinis dari jean. Giliran jean yang bertanya, panitia memberikan mic kepadanya.“Selamat pagi semuanya, nama saya jean, saya berharap semoga forum ini bukan forum untuk menjudge wanita wanita yang belum berjilbab.” Pembukaan yang tajam dari jean, semua mata tertuju padanya.
“Apakah perempuan yang melepas jilbab atau tidak berjilbab, tidak lebih religius ketimbang perempuan berjilbab? Tak sedikit perempuan berjilbab menjadi korban perkosaan, beragama adalah pilihan menurut saya, kenapa harus dipaksakan?”
Intonasi jean semakin tinggi dan ada penekanan, dia menatapku tajam. Aula menjadi hening.“Tidaklah keliru jika dikatakan bahwa jilbab dan batas aurat perempuan merupakan masalah khilafiyah yang tidak harus menimbulkan tuduh menuduh apalagi kafir mengkafirkan. Mengenakan, tidak mengenakan, atau menanggalkan jilbab sesungguhnya merupakan pilihan, apapun alasannya. Yang paling bijak adalah menghargai dan menghormati pilihan setiap orang, tanpa perlu menghakimi sebagai benar atau salah terhadap setiap pilihan. Itu saja dari saya”
Kata kata jean menusukku, sepertinya dia sengaja membalas pertanyaanku, dia betul betul singa forum. Saya berparasangka positif saja sama dia… bismillah.
Peserta diskusi mulai riuh dengan kasak kusuk pasca pertanyaan jean. MC sibuk mengkondisikan peserta.Pembicara Muslimah, yang belakangan aku tahu bernama Dr. nurul, mulai menjawab pertanyaan kami, bahasa yang lembut dan tidak menggurui dibalut dengan ayat ayat Alquran, semakin menguatkan aturan Allah tentang jilbab.
“Bismillah, saya ingin menjawab pertanyaan mbak Jean tadi, ini pertanyaan berat tetapi harus saya luruskan, karena fondasi dalam bergama yang paling tinggi yaitu beriman dan percaya kepada Allah Swt, kalau kita tidak percaya pada Allah bagaimana kita bisa mengamalkan aturan Nya”.
Suara Dr. Nurul menggema di aula, hening kembali terjadi. Beliau pun melanjutkan.
“Mbak Jean, saya ingin memberikan analogi cerita, percakapan dua wanita dari background keagamaan yang berbeda.”
“Ada seorang wanita non muslim bertanya: "Kenapa perempuan Islam menutupi tubuh dan rambut mereka?. Wanita muslimah tersenyum dan mengambil 2 permen dari kantongnya, ia membuka yang pertama terus yang satu lagi tertutup. Ia melemparkan keduanya kelantai. Wanita muslim : Jika saya meminta anda untuk mengambil satu permen, mana yang anda pilih?. Wanita non muslim menjawab: Tentu saja yang tertutup.”“Apa jawaban wanita muslimah? ada yang tahu? dia menjawab : Itulah cara kami dalam islam memperlakukan, melindungi dan melihat perempuan kami. “
Subhanallah jawaban Dr.nurul, kulihat wajah jean merah padam. Kuberdoa semoga hidayah datang kepadamu jean. Amin
***Pagi yang indah, diawal Desember, aku baru selesai mandi setelah seharian kerja bakti di lingkungan RT. Kukeringkan rambut ikalku, aroma sabun masih terasa di tubuhku.
“Ntooo, ada yang cari ..” teriak Diva adikku
“ Iya, bentar lagi make baju neh ….”
“Cepetan, cewek lho …maniss dan cuantik” goda vida lagi
“Huss, sana pergi !“
Kubergegas ke depan, penasaran siapa sih yang datang, tumben ada tamu dipagi ini. Baru beberapa langkah menuju ruang tamu, jantungku mau copot …speechless. Masya Allah, benarkah ini dia ? gaun putih garis biru dipandu jilbab merah lembut, ya Allah dia Jean.“Assalamualaikum Nto, sorry pagi pagi ganggu.” Sapa jean
“Waalaikum salam, eh duduk yuk.” Aku masih tak percaya.
“Ada angin apa neh, tumben ke sini.” Tanyaku
“Saya mau pamit, besok saya harus ikut papa ke hamburg, mungkin saya akan melanjutkan kuliah disana, neh buku yang saya pinjam kemarin, makasih yach.” Suara lembut jean menyihirku.Aku terdiam beberapa detik. Pindah ? kenapa harus pindah? Batinku berkecamuk. Apa aku jatuh cinta ? tidak ..tidak aku tak boleh jatuh cinta sama jean, sebelum melewati walimah.
“Hey, kok bengong ! “ Jean membuyarkan lamunanku.
“Saya langsung pamit yach nto, papa nunggu dirumah, mau ngambil paspor di kedubes Jerman hari ini”“Iya Jean, makasih sudah mampir kesini, saya cuma nitip pesan hati hati disana, jangan lupa sholatnya” kataku
“Pasti dong, kan sudah berhijab ..” senyumnya.Kuantar Jean di depan pagar, sampai dia tak kelihatan lagi dari pandanganku. Ya Allah, semoga jean istiqomah disana. Amin …
***Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
JALABAH
ChickLitSeorang Wanita yang dulu menjadi sahabat, berubah seiring waktu. Lama tak bertemu dan kini menjadi aktivis dakwah yang luar biasa. Hari harinya pun penuh tantangan, sampai bertemu dengan sindikat perdagangan anak.. bagaimana kisahnya ?