Akuu bukan menghindar,
hanya sedang berusaha sendiri sekuat hati menahan rindu sebelum ia benar-benar menjadi bertambah liar.
mencoba meminimalisir rasa yang akarnya mulali merambat jauh lebih kuat untukmu, bagaimana mungkin tidak ada rasa?
dengan segala perlakuanmu yang mutlak merebut hati ku, seolah aku adalah makhluk teristimewa untukmu, tapi masih dengan segala kemungkinan yang meragukan.
aku hanya sedang menjadi antiseptik untuk hatiku sendiri, ibaratkan kamu adalah bakteri yang kapan saja bisa menggrogoti sisi hatiku sebelah mana saja, aku takut ini terjadi.
karna mungkin sebelumnya kamu telah mengetahui bahwa aku baru saja memulai untuk menata hati yang belum lama ini hancur lebur bagai di serang bom atom horisima nagasaki.
awalnya aku berpikir kedatanganmu akan membantu memperbaiki keadaan, mungkin saja kamu si malaikat tak bersayap itu. tapi ..
malah separuh dari kepingan yang hampir tertata rapi ini kamu jadikan serbuk!
aku harus berusaha extra untuk kembali menata nya.
aku mohon, jangan pernah menebar kewangian semu jika ternyata itu adalah kembang kematian yang akan kau taburkan di atas pusaraku.
bermainlah dengan permainan yang pantas untuk dimainkan, dan tempatkan permainanmu pada tempat yang seharusnya untuk bermain. bukan di hatiku, bukan pula di hati wanita manapun.
teruntuk kamu yang tau apa arti kepastian, tapi tidak paham bagaimana sebuah kepastian itu harus di tempatkan.
semoga saja sensor hatimu bekerja dengan baik agar dapat sedikit membaca keadaan ketika kata-kata tak lagi bisa menjabarkan