"Jadi pasiennya sudah mengeluh nyeri perut kanan bawah sejak tiga hari. Disertai demam sejak kemarin. Pasien muntah sebanyak 3 kali hari ini dan... hmm dokter Tae?" Dokter muda yang tengah membacakan hasil laporan pasiennya mendadak berhenti saat melihat supervisor dihadapannya hanya diam dan memandangnya dengan terpana.
"Ah. Tadi siapa namamu?" Tanya dokter yang bernama Tae itu setelah tersadar dari lamunannya.
Sedari tadi Tae hanya diam terpana melihat pergerakan bibir mungil pria dihadapannya yang bergerak lucu saat menceritakan keadaan pasien yang ia periksa.
'Alis tebalnya juga menggemaskan saat terkerut bingung menatapku..' gumam Tae.
"Ehmm. Tee Jaruji dok.." jawab Tee dengan kikuk. Ia melipat tangannya diatas meja dan menegapkan tubuhnya. Jujur Ia merasa gugup seketika.
"Nong Tee, namaku Tae Darvid.." Tee menaikkan salah satu alisnya- semakin bingung.
'Aku kan sudah tahu..' ucap Tee dalam hati. Tapi mana berani Ia menjawab langsung, dia kan cuma Koass.
Ingat ya.
Koass itu cuma keset di rumah sakit.
Debu dari segala butiran debu.Koass itu kerjanya cuma manut.
Disuruh berdiri ya berdiri, disuruh duduk ya duduk, disuruh joged pun ga bisa membantah.
Kaya sekarang, Tee disuruh duduk dihadapan dokter bedah paling Killer untuk membaca hasil dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang ia lakukan."Nama kita mirip ya. Kata nenekku itu pertanda jodoh.." lanjut Tae.
Semua orang yang berada disana terbengong kaget.
Pasalnya mereka gak pernah lihat dokter bedah itu menggombal.
Bahkan kepala perawat yang terkenal nyebelin sampai mengap-mengap ngeliatnya."Lagipula kenapa Tuhan membiarkan malaikatnya berada disini? Kamu tersesat ya?"
Tee tidak tahu harus menjawab apa.
Ia hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu menoleh kearah dua dokter residen bedah yang berdiri dibelakang dokter Tae, mereka tengah menepuk jidat satu sama lain.Jadi seperti itulah awal mula Tee berkenalan dengan dokter bedah galak bernama dokter Tae.
♧♧♧♧♧
"Tee tolong ya konsul pasien ini ke dokter Tae, Pleaseee..."
"Mai ao! Mai ao! Aku ini koass anak, ngapain juga konsul ke dokter bedah?" tolak Tee. Ia tidak mau lagi berurusan dengan departemen bedah. Lagipula itu kan bukan tugasnya.
"Tapi semalam kau kan yang konsul pasien ke dokter Tae? Dan hanya kau yang bisa selamat dari mulut harimaunya. Pleasee na..." koass bernama Copter itu tak menyerah juga.
Lagipula siapa yang mau dimarahi panjang lebar, apa lagi shift jaganya akan selesai setengah jam lagi. Bisa-bisa ia harus berdiri selama tiga jam mendengar ceramah panjang dari supervisornya.
"Eu. Eu. Tapi ini terakhir kalinya ya!" Jawab Tee seraya memencet tombol angka pada telpon yang tersedia di IGD.
'Selamat sore dokter Tae. Saya Tee dari IG-'
'Wah ada apa nong Tee menelpon phi? Nong merindukan phi ya? Kata Dhilan, rindu itu berat nong. Jadi lebih baik phi menemui mu di IGD, biar tidak ada kata rindu diantara kita..'
Tee menepuk kepalanya dengan kasar setelah dokter Tae mematikan sambungan telponnya tanpa sempat ia berkata satu kata pun.
"Kenapa? Tanya Copter dengan penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAIKAT YANG TERSESAT || #ValentineWithEES
Short Story"Lagipula kenapa Tuhan membiarkan malaikatnya berada disini? Kamu tersesat ya?" - Tae Darvid Tae Darvid 💙💛 Tee Jaruji A special story for Valentine's Day #ValentineWithEES ~MS♥️ 📌 February 13rd, 2019