Happy Reading

6.1K 740 149
                                    

Ketukan suara halus sepatu terdengar seirama dengan langkah kaki ringan yang membawa tubuh kecil pria kecil yang tenggelam oleh jaket kebesarannya yang ia pakai. Lelaki itu sesekali menghembuskan nafas ringannya menimbulkan uap-uap keluar dari bibir merah muda tersebut.

Langkah itu semakin pasti saat mulai terlihat bangunan bernuansa klasik yang tak jauh dari pandangannya.

Meski cuaca sangat dingin, terlihat dari jalanan yang basah karena sebelumnya air turun dengan derasnya dari langit, namun senyumannya tak pernah luntur dari wajah manisnya.

Lelaki itu mulai melangkahkan kakinya saat sudah berada tepat di depan bangunan klasik tersebut. Membuka dengan perlahan pintu berbahan kayu tersebut dan bunyi lonceng yang berada di depan pintu berbunyi menandakan bahwa ada yang datang.

"Oh, Lee Taeyong!" Seseorang yang baru masuk itu tersenyum saat namanya di panggil. Dengan pelan ia mendekat kearah seseorang yang kini sedang berada dibelakang kasir.

"Hai Doyoung-ah, sudah lama kita tidak bertemu." Lee Taeyong kini duduk tepat dihadapan kasir.

"Bukan kita, tapi kau! Darimana saja kau ini? Mengapa tidak pernah datang ke kedai-ku?" Taeyong hanya terkikik saat melihat Doyoung yang marah-marah.

"Maafkan aku, tapi bisakah aku mendapatkan cokelat panasku? Aku sangat membutuhkan itu." Dan terdengar suara decihan kesal yang justru mengundang kekehan halus yang keluar dari bibir Taeyong.

"Dasar kau ini! Tunggu sebentar, akan aku buatkan spesial untukmu." Ucap Doyoung sebelum akhirnya berlalu meninggalkan Taeyong yang menunggunya dengan riang.

Cokelat panas kini tersaji dihadapannya. Kepulan asap yang berada diatasnya semakin membuatnya berkeinginan untuk langsung menyentuhnya. Dengan pelan ia meresapi manisnya cokelat yang mengalir dan menimbulkan rasa hangat ditubuhnya.

"Cokelatmu memang yang terbaik Doyoung-ah." Lee Taeyong kembali menyeruput minumannya itu. Sedangkan Doyoung kini mulai keluar dari kasir dan duduk disamping Taeyong.

Hari ini memang tidak terlalu banyak pelanggan yang datang, jadi Doyoung bisa sedikitnya bersantai dari pekerjaannya. Bicara soal kedai, kedai ini adalah milik orang tua Doyoung. Namun karena kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya hingga menghembuskan nafas terakhir sekitar tiga tahun yang lalu, Doyoung menjadi pemiliknya dan meneruskan usaha orang tua.

"Terima kasih dan tentu saja cokelatku yang terbaik karena tidak ada tandingannya." Doyoung menatap laki-laki disebelahnya lalu pandangannya tertuju pada sebuket bunga yang tergeletak disamping meja, bahkan ia baru menyadarinya.

"Kau ingin mengunjunginya?" Taeyong sedikit melirik kearah yang Doyoung tuju, lalu kembali menatap depan seraya menyeruput minumannya.

"Tentu saja. Aku sangat merindukannya. Lagipula, ini adalah hari ulang tahunnya." Ucap Taeyong seraya tersenyum manis.

"Dan kau akan membawakan cappucino kesukaannya lagi? Ck, sepertinya ia akan bosan karena setiap saat kau selalu membawakannya itu." Ucap Doyoung membuat Taeyong hanya menghela napas panjang.

"Tidak, sepertinya ia tidak akan pernah bosan. Lagipula, bukankah hal ini adalah kesukaannya?" Doyoung hanya terdiam sambil memandang Taeyong dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Terserah. Jadi, ulang tahun ke berapa kekasihmu itu?" Tanya Doyoung yang kini mulai mengelap gelas-gelas dengan perlahan.

Taeyong kembali tersenyum. "23 tahun." Ucapnya seraya mengaduk asal minumannya.

Doyoung mengangguk. "Oh, masih muda.." Doyoung menunduk, memilih untuk kembali mengurus pekerjaannya.

Sementara itu Taeyong hanya terdiam, dengan lamunan yang berada di kepalanya.

Happy Birthday [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang