Rendah

19 4 0
                                    

   Fendi punya banyak mimpi. Dia Sudah pernah coba membangun. Cukup keras dan memang sulit. Semua di nikmatnya, terlalu menikmati. Hingga dia melupakan sesuatu? Sampai pada saat sesorang dengan telak, dengan tiba-tiba menghancurakan semua yang dia bangun..

   Makian, Hinaan, ditusukan dengan amarah oleh seseorang yang sangat berpengaruh dalam hidupnya. Membuat dia hancur sehancur hancurnya. Sirna harapannya.

                                   ***

   Dimalam yang cukup sunyi, Fendi tersandar diam di ujung kasur. Seprai kasur yang sudah tidak karuan lagi bentuknya. Tisu dan kain kotor berserakan. Menangisi dan merenungi kesalahan yang telah dilakukannya. Perasaan bersalah menguasai dirinya.
Tiba Aldo didepan pintu kamar Fendi. Berdiri melihat dengan timbang rasa, Fendi yang tak berdaya di atas kasur. Kemudian dengan perlahan ia mengampiri Fendi.

   “Bro udah 3 Hari lu gini, lu mau bunuh diri ?” Tegur Aldo dengan rasa yang sangat iba.

    “Gua bodoh, Dia bener gua terlalu besar hati, gua kekurangan panggung. dan gua pantas kayak gini” Sahut Fendi lemas.

    “Di! Ga ada satupun dari kita yang mau lu keluar Band” Jawab Aldo Menegas.

   “Gua Hancur Dooo! Semuaaa yang gua harapin, yang gua impikan itu salah” meringis Fendi bercerita.

   “HEY!!! Dengerin gua. Jangan lu rubah mimpi lu, elu gak SALAH” Tegas Aldo memberi semangat dengan mata yang berkaca kaca hingga air perlahan menetes.

Fendi mengangguk anggukan kepala. Sambil mengusap air mata yang sekian bnyak bercucuran.

   “Fen Pliss jangan gini. Lu masih punya gua, punya guntur, punya Fael, dan Punya Tuhan!”Ucap Aldo sambil memengang bahu Fendi.

   Ke esokan harinya, Di sabtu siang yang cukup menghitamkan kulit. Aldo datang lagi kerumah Fendi untuk melihat keadaannya. Tiba Aldo Dikamar, dia melihat Kasur Yang rapi ditutupi dengan sepray baru. Tetapi masih banyak yang berserakan. Bukan tisu mealinkan Kertas yang berserakan dari atas meja sampai lantai. Kemudian Aldo berniat untuk merapikan kertas kertas tersebut, dan tiba-tiba Fendy masuk kedalam kamar memakai boxer sambil mengesek-gesekan rambut yang masih basah pakai handuk.

   “Eh Cuy, kapan lu ,masuk?” Tanya Fendi Agak terkejut.

Aldo langsung berbalik kearah Fendi Dan melihatnya terlihat lebih fresh.

   “Tadi gua ngetok-ngetok gak ada yang bukain, ya gua masuk aja” ujar Aldo.

   “Ya gua tadi Berak sekalian mandi” Sahut Fendi.

   “Lu ngapain sendirian dirumah?” Tanya Aldo.

   “Gua.... Nulis Lagu Lagi Do” jawab Fendi.

   “ya gitu dong Bro gua” sahut Aldo sambil tersenyum.

   “Bener kata lu Do. I don’t need to rewrite a stars, but i just take a new step to get that stars” Kata Fendi dengan yakin.

                                ***

   Troooot Troooot Troooot, Waktu Istirahat tiga puluh menit. Bunyi bel sekolah terdengar keras. Aldo dengan semangat berjalan menuju kelas Fendi sambil membawa rasa laparnya. Ia menghampiri Fendi yang sedang menulis sesuatu..

   “Widih apaan nih?” Tanya Aldo.

   “Lagu do” sahut Fendi santai sambil menundukan kepala.

   “Coba dong gua liat” pinta Aldo untuk bernyanyi.

   Fendi menyanyikan pelan, lagu yang baru di buatnya dengan olahan nada yang begitu santai membuat Aldo menepuk nepukan tangannya mengikuti beat lagu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RENDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang