(01)

20 8 6
                                    

Ini awal dunia ku... Aku sudah tidak berada di panti. Rasanya berat dan senang. Senang memiliki keluarga baru dan berat meninggalkan keluarga lama yang sudah mengasuhku selama 17 tahun. Ya.. aku dulu di lahiran tidak jelas aku saja tidak tau wajah orangtuaku, jangankan wajah namanya saja aku tidak tau. Bukan berarti aku tidak peduli, sudah lama aku mencari dan tidak membuahkan hasil. Di mulai dari bertanya ke pengurus panti dan mencari di seluruh desa. Aku tinggal di sebuah panti asuhan yang berada di desa.

Ku sadar, sudah lama aku berfikir hingga lupa untuk membantu pengurus panti. Ah mungkin skrng aku harus membantunya tak lama kan keluargaku akan datang.

Aku berjalan keluar kamar dan dikejutkan oleh pengurus panti.

“Kenapa wajahmu? Seperti habis melihat hantu saja” -Pengurus panti

“Yaa aku terkejut tiba tiba ibu datang” -Aku terkejut ketika melihat pengurus panti datang secara tiba tiba, ah aku senang memanggil nya dengan sebutan ibu, dia yang mengurusku dari kecil hingga sebesar dan setinggi ini.

“Kamu nak, lama keluarnya itu keluarga mu sudah datang mau menjemputmu.” -Pengurus panti dengan wajah sedih yang ia sembunyikan “Semoga kau betah ya di sana, jaga diri baik baik.” Ia menangis di hadapanku aku tak kuat melihatnya. Aku memeluknya dan mengusap air matanya.

“Ibu jangan sedih nanti aku main-main ke sini lagi kok jangan khawatir” -Jawabku dengan bersedih.

“Yasudah skrng kamu cepat ke ruang utama sudah di tunggu” -Pengurus panti

“Siap Buu.” Jawabku sekenanya. Tak lama ia pun meninggalkan ku di kamar dan menutup pintu.
Ah keluargaku sudah datang. Aku harus siap-siap. Cepat lah jangan lama kasian dia menunggu.

•••


Aku sudah di ruang utama dan berbincang lama dengan keluarga baruku. Mereka dari keluarga terhormat dan berkebutuhan cukup dalam artian kaya. Mereka memiliki anak 2 laki-laki dan perempuan. Apa dia lebih cantik dariku? Bisa jadi iya ckck.

“Ga lama-lama takut keburu hujan di kota akhir-akhir ini sering turun hujan” -Ujar Ayah Suho. Ya memang sekarang sudah mendung mungkin mereka juga khawatir dengan anaknya atau bisa di sebut kakak ku juga.

“Kalau begitu, Fika ambil barang ya nak” -Pengurus panti

“Siapp!” -Jawabku seadanya dan aku bergegas ke kamar mengambil barang bawaan ku yang di bilang tidak terlalu banyak. Aku memang perempuan tapi tidak pada perempuan yang kalau pindah bawa banyak barang dan aku juga tidak seperti perempuan 'tomboy' yang selalu bersikap seperti seorang laki-laki. Aku hanyalah perempuan yang sangat wajar.


×××


Rumahnya sangat besar dan megah. Disini sekarang aku tinggal. Di keluarga ‘Kim' dengan ayah 'Kim Suho' dan ibu 'Kim Irene' aku sudah dekat dengan mereka. Tadi di mobil kita sudah berbincang banyak sekali hingga sampai di rumah.

Aku memasuki halamannya. Tidak, tidak aku tidak asal masuk aku mengikuti Ibu Irene. Ketika masuk ke dalam rumahnya suasana tenang yang aku rasakan. Sepi, hening, ah mungkin Kakak ku lagi kerja? Atau masih sekolah? Kuliah? Oh tidak dia umur berapa aku tak tau. Aku menaruh barang yang ku bawa di karpet ruang tamu.

“Samuel, Sini kemari nak adikmu sudah datang!” -Teriak Ibu Irene. Suaranya tidak terlalu kencang.
Tak lama ada 2 orang yang keluar, ah dia kakak ku? Pasti iya.. Yaampun itu yang laki-laki ganteng masa>.< Untung kau kakak ku kalau bukan sudah aku gebet ckck. Yang perempuan tidak kalah cantik sama aku eumm tapi lebih cantik dia.

All In FairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang