Richo memarkirkan motornya di parkiran sekolah tepat jam 7, untuk pertama kalinya ia berangkat pagi, di lihat nya Bu ratno yang sedang memarahi murid murid yang bajunya tidak rapi dengan tongkat sihirnya. Richo menoleh, dan tepat di sana, Aluna dan Hanna berjalan manuju aula sekolah.
"Selamat pagi bu" ucap Aluna dan Hanna, bu ratno hanya mengangguk.
"Eh ada Aluna" ucap Richo sambil merapikan rambutnya di depan spion motor. Setelah rambutnya di tata rapi, richo melanjutkan langkah nya.
"Pagi bu" Sapa richo dengan cengiran khas nya
Bu ratno tak percaya dengan apa yang di lihat nya, seorang Enricho ke sekolah jam segini? Sungguh ke ajaiban
"tumben kamu Enricho dateng tepat waktu, biasanya jam 9 baru dateng" ucap bu ratno
Enricho berdecak kesal "Gimana sih bu, saya dateng siang di marahin, saya dateng pagi malah di sebut tumben, jadi nya saya serba salah, terus sekarang mau ibu saya harus gimana?"
"ya kan saya cuman aneh aja liat kamu dateng tepat waktu" ucap bu ratno
"yaudah, besok besok saya mau dateng jam 9 lagi, supaya ibu gak kaget, nanti kalo saya kagetin ibu terus, ibu nya jadi serangan jantung, siapa yang repot? Ibu juga kan" ucap richo
tukk
Bu Ratno memukul kepala richo dengan stick drum nya.
"cape saya debat dengan kamu, yaudah sekarang cepat masuk, bentar lagi bel" ucap bu ratno akhirnya.
"iya bu ratno yang terhormat" ucap richo sambil melangkahkan kakinya kembali
"eit, sini dulu kamu" ucap bu ratno sambil menarik tas Richo hingga dia mundur Ke belakang
"ada apa lagi ibuku yang cantik? Tadi di suruh masuk, pas saya mau masuk malah di tarik, suatu hubungan itu gak bakalan bener kalo cuma di tarik ulur bu, nah kan bidadari saya udah ngilang, kemana tuh?" kata richo sambil mengedarkan pandangan nya mencari Aluna yang tadi masih ada di depan matanya
"lemes banget yah mulut kamu richo, baju seragam kamu masukin, enak aja yah, itu dasi kamu pake yang bener, sabuk kamu kemana? Kenapa gak di pake? Terus sepatu kamu berwarna, besok ganti yang warna hitam, dan rambut kamu itu panjang, gak mau tau besok harus bendek" dumel bu ratno
"buset dah bu, banyak amat. Ibu kayanya nyimpen dendam Ya sama Saya? Saya liat murid murid lain cuman di suruh masukin baju sama dasi, kenapa saya jadi plus plus gini? Ah ibu, gak tau ah saya jadinya kesel" ucap richo pura pura merajuk
"oh mau melawan kamu?" tanya bu ratno sambil melayangkan stik drum nya
"ehh bu, jangan main pukul aja dong, harusnya ibu bersyukur hari ini saya berangkat pagi, jangan pengen di borong semua dong bu, karna Hijrah jadi orang baik itu butuh proses yang sangat ekstra dan kompeten, biar baik nya gak setengah setengah, ntar ujung nya di bilang munafik" ucap richo
"ngomong apa kamu, saya tidak mengerti bahasa bangsa kamu" ucap bu ratno
"ibu gak bisa bahasa manusia? Astaghfirullah ibu, saya baru tau ternyata ibu makhluk asing, pantes paling beda dengan guru lain, bawaan nya serem gitu, ibu dari pelanet mana?" tanya richo
Tiba tiba wajah bu ratno berubah merah menahan amarah, manusia di hadapan nya ini pasti memperburuk mood nya setiap hari, ada aja masalah dengan anak yang satu ini, dasar Enricho adalah biang masalah.
"ENRICHO, SEKARANG JUGA LARI KAMU DI LAPANGAN"
®®®
Dengan nafas ngos ngosan setelah lari memutari lapangan basket, Richo berlari mengejar Aluna yang kala itu sedang berjalan di koridor sekolah seorang diri sambil memegang satu pak balpoin. Sepertinya dia baru saja dari poto copy an.
KAMU SEDANG MEMBACA
E N R I C H O
Teen Fiction#Sequel #Married with famous CEO "Thanks, dan lo siapa? Ko gue belum pernah liat lo sebelumnya? Dan kenapa lo keluar dari toilet cowo?" tanya richo beruntun Aluna melirik ke arah samping pintu toilet, ia melotot kaget saat tanpa sadar ia salah masuk...