Oneshoot

268 26 4
                                    

Happy Reading

***

Senandung indah dan lembut terdengar dari dalam kamar seorang gadis, yang sedang asik mematut diri di depan cermin. Memutar tubuhnya, bergerak ke kiri dan ke kanan, memerhatikan penampilannya hari ini, dari ujung kaki sampai kepala sembari bersenandung ria.

Merasa ada yang kurang, tangan mungilnya mengambil jepitan rambut kecil berbentuk pita, lalu mengaitkan beberapa helaian rambutnya ke belakang dengan jepitan rambut.

"Nanana ... nana ... nan---" Gadis itu berhenti, ia lupa nada selanjutnya. Dengan alis teratur yang mengerut, ia berusaha mengingat-ngingat nada.

"Astaga, kenapa aku bisa lupa dengan bagian itu?" pekiknya saat ingatannya kembali. Gadis itu tersenyum dan kembali bersenandung ria.

Tling!

Atensinya teralih pada benda pipih persegi panjang, yang ada di atas meja rias. Meraih benda itu, dan membuka pesan yang masuk. Garis bibirnya melengkung ke atas membentuk senyuman manis, tatkala ia mendapat pesan kalau orang yang ia tunggu sudah tiba dan sebentar lagi sampai disuatu tempat.

Gadis itu meletakkan kembali ponselnya di atas meja, lalu beralih melihat cermin, memeriksa penampilannya kembali.

"Ah, mengapa bibirku sangat pucat? Kalau seperti ini, aku terlihat seperti orang penyakitan," gumamnya.

Tangan mungilnya dengan cepat meraih benda kecil yang panjang yang beraroma buah dan mint, lalu memolesi kedua belah bibirnya.

"Cukup, ini sudah cukup. Dia tidak menyukai gadis menor," ujarnya cekikikkan.

Polesan tipis di bibir yang ranum, cukup menyamarkan bibir pucatnya.

Manik legamnya berbinar melihat selembar foto, yang ia tempelkan di cermin meja riasnya. Sosok tampan dengan senyum gummy-nya dan terlihat manis.

"Bagaimana penampilanku? Apa kau suka? Aku harap kau menyukainya," tanyanya seolah bicara dengan benda hidup.

"Sayang?" Gadis itu menoleh lalu tersenyum manis pada sosok yang mendekatinya.

"Eomma, apa aku terlihat cantik?" tanyanya pada wanita setengah baya yang kini berdiri di sampingnya. Wanita yang di panggil 'Eomma' itu mengangguk.

"Apa kau akan pergi menemuinya lagi?"

"Um," gumamnya serta anggukan antusias. Ia masih sibuk merapikan pakaiannya.

Wanita setengah baya itu menarik napas gusar, melihat putrinya yang begitu antusias dan sesemangat itu setiap kali menemui orang yang disukai.

"Sampai kapan kau akan terus mengejarnya, Sayang?" tanyanya lembut penuh kekhawatiran.

Gadis itu terdiam, ia menarik napas lalu mengembusnya pelan. Ia juga tidak tahu sampai kapan ia akan seperti ini. Dia hanya bisa mengikuti kata hatinya saja. Dengan raut wajah ceria, gadis itu membalikan tubuhnya menghadap ke Eommanya, lalu tersenyum manis.

"Sampai aku tidak bisa meraihnya, Eomma," jawabnya lembut. Menggenggam kedua tangan yang selama ini selalu memberinya kasih sayang.

***

Bibir ranumnya tersenyum cerah, ketika rombongan mobil memasuki halaman gedung Big Hit Entertaiment. Manik legamnya bergerak liar mencari sosok yang sudah ia tunggu selama sebulan ini.

Jarak serta rombongan para penggemar yang mulai mendekat ke arah mobil yang ditumpangi para member Bangtan, membuatnya sedikit kesulitan untuk melihat mereka dengan jelas. Satu persatu dari mereka keluar dari dalam mobil, menyapa para penggemar lalu masuk ke dalam gedung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

If Time Could be Turned Back [Oneshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang