Please give me a vote. 🌟 and comment. 💬
Selamat hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin. 🙏
--------------------------------------
"Monique! Monique! Berhenti!"
Gadis yang dipanggil Monique--tidak mengindahkan panggilan tersebut. Ia terus berlari, mengabaikan terjalnya turunan di jalan setapak dan lebatnya hutan yang bahkan tidak ia ketahui arahnya--yang ada dalam pikirannya hanya satu, pergi dari pemukiman summerset sejauh yang ia mampu.
Tanpa mengurangi kecepatan berlarinya, Monique menyeberangi sungai kecil yang hanya sebatas tinggi lututnya. Melewati tanah lapang dan kembali memasuki hutan.
"Monique Ramsey, aku bilang, berhenti!"
Kepakan sayap hitam mengibas di wajah Monique. Karena tidak siap, gadis itu langsung jatuh terduduk dibuatnya.
"Sialan, kau, Akira!" Umpat Monique seraya mengusap bokongnya yang mendarat dengan kasar ke tanah berbatu.
"Aku sudah memintamu berhenti tapi kau tidak mau dengar."
"Minggir kau!" Monique mengambil batu dalam jangkauannya dan mulai melempari seekor burung gagak yang menghalangi jalan, tapi tak ada satupun yang mengenai sasaran.
"Tenangkan dirimu, bocah! Kita sudah jauh dari pemukiman summerset."
"Berhenti memanggilku bocah, dan--" Monique terdiam. Mencoba mencerna ucapan gagak hitam itu. "--jadi kita benar-benar sudah jauh dari Summerset?"
"Ya, apa perlu kuulangi lagi?" sinis Akira sang Shapeshifter pendampingnya. "Lihatlah dirimu. Kau bahkan tidak menyadari luka-luka disekujur tubuhmu."
Monique meneliti dirinya. Terlihat robekan dibeberapa bagian hoodie yang dia kenakan akibat cedera dalam pelarian kali ini, tapi dia mengabaikan.
Dengan pandangan yang menerawang kosong, kilasan kejadian beberapa saat lalu berkelebat diingatan--seorang gadis tersungkur akibat anak panah berlumur racun yang tertancap di dadanya. Membuat gaun putih berendanya menjadi bercorak darah. "Apa dia mati?"
"Sepertinya begitu. Kulihat panahmu tepat mengenai organ vitalnya. Dia bahkan tidak bergerak lagi." Akira memutar ulang memorynya--peristiwa menegangkan sebelum mereka berdua melarikan diri dari pemukiman summerset. "Tapi kau salah sasaran, Monique. Harusnya bukan gadis itu yang kau panah."
"Semua sudah terlanjur terjadi dan aku tidak peduli! Yang penting salah satu dari mereka harus mati." Monique berusaha tenang. Dia sudah sering membunuh orang dan kejadian barusan tidak boleh memecah fokusnya.
Sejenak dia melihat kesekitar. Merasa asing dengan suasana disekelilingnya. "Sepertinya kita salah jalan, Akira? Aku tidak mengenali hutan ini."
"Karena itulah aku memintamu berhenti! Tampaknya kita sudah tersesat terlalu jauh."
Monique berdecak. Ini sungguh diluar prediksinya. Ia bahkan tidak menyertakan rencana pelarian kedalam rencana pembunuhannya yang begitu epik. Benar-benar bodoh.
"Monique, sepertinya ada yang datang." Sela Akira tiba-tiba.
"Apa?"
Belum sempat menjawab, Akira kembali mengepakkan sayap dan terbang entah kemana. Secara reflek Monique langsung mengambil anak panahnya yang tersisa dan menancapkan ke bahu atasnya.
Gadis itu meringis ketika tangannya basah oleh darah yang mengalir. Sebagai seorang pemanah terlatih--ia tahu benar dimana titik-titik fatal tubuh seseorang. Meski tusukannya tidak berbahaya tapi tetap saja robekannya menyakitkan.
Bertepatan saat ia menitikkan airmata buayanya--beberapa pemuda muncul dari balik rerimbunan.
Mereka menatap Monique dengan awas dan gestur penuh waspada. "Siapa kau? Kenapa bisa masuk ke daerah kami?" salah satunya bersuara.
Monique membaca gelagat salah satu pemuda dihadapannya. Iris lelaki itu berkelebat berganti warna sambil menghirup dalam-dalam udara disekitaran---mencoba mengenali lewat indera penciumannya yang tajam. "Sihir. Kau seorang black witch!"
Seruan tersebut berhasil membuat para pemuda lainnya mengambil sikap siaga. Suara geramman mereka membuat Monique tersadar dengan siapa ia berhadapan.
Gadis itu mengumpat dalam hati. Kenyataan bahwa history para Black witch dan kaum werewolf yang tidak harmonis makin memperburuk keadaan saat ini.
"Aku diserang." Monique mendesis menahan sakit. Ia menutup luka dengan telapaknya. Padahal ia sengaja menekankan tangan disisi luka itu agar darah terus mengalir dari sana.
Para werewolf saling pandang tanpa mengurangi kewaspadaan. "Siapa yang menyerangmu?"
"Sekelompok Assasin, tapi aku berhasil melarikan diri dan tersesat disini. Sungguh aku tidak bermaksud menerobos territory kalian." Monique jijik pada nada bicaranya sendiri yang dibuat seolah tak berdaya. Tapi akan lebih mudah menarik empati mereka daripada berusaha melakukan perlawanan yang jelas tidak mungkin dimenangkannya.
"Ijinkan aku pergi dan kembali ke daerah asalku. Aku berjanji tidak akan menginjakkan kakiku disini lagi." Mata gadis itu berkaca-kaca. Berharap ia bisa pergi tanpa memicu keributan.
Kawanan werewolf terdiam. Monique tahu siasatnya hampir berhasil. Ia akan dilepaskan sebentar lagi.
Sayangnya pemikiran itu salah saat seseorang tiba-tiba muncul dari belakang para kawanan dan memberinya tatapan menghunus tajam. "Black witch terkenal akan tipu muslihatnya, bagaimana kami tahu kalau kau tidak sedang menipu kami."
Binar mata Monique hilang tergantikan irisnya yang memicing sinis. Sungguh ia tidak suka direndahkan hanya karena berasal dari golongan penyihir hitam. Tapi lagi-lagi ia tidak punya pilihan selain bertahan. "Memangnya apa yang bisa kulakukan dalam keadaan terluka seperti ini? Kalian bahkan bisa menghabisiku dengan mudah tanpa aku sempat melawan."
Monique tahu pria tersebut memiliki ability lebih dari yang lain. Terlihat dari bagaimana para werewolf menunduk segan saat kedatangannya.
"Bawa dia ke Pack."
Perintah diturunkan. Tubuh Monique menegang ketika beberapa orang berusaha mendekat.
"Tu--tunggu! Kenapa aku harus dibawa ke pack kalian? Aku tidak melakukan kesalahan apapun!"
"Kau beruntung karena para warrior tidak langsung menghabisimu.Menerobos territory para werewolf itu merupakan pelanggaran, seluruh kaum immortal juga tahu aturan itu. Biarkan pemimpin kami yang memutuskan kau dihukum atau tidak."
Monique jelas tahu pemberlakuan aturan tersebut--yang tidak ia tahu adalah tanah yang dipijakinya sekarang adalah daerah kekuasaan para serigala.
"Jadi kau bukan pemimpinnya." Monique mengangkat sebelah alis. Menilai--mungkin sang pemimpin lebih angkuh dari sosok dihadapannya ini.
Tak ingin menanggapi, pria itu lagi-lagi memberi perintah. "Kalian bawa dia."
"Tunggu! Setidaknya beritahu dulu, dimana sekarang aku berada?"
Pria itu berbalik ke arah Monique. Suaranya terdengar sengit ketika menjawab,
"Kau berada di territory Diamond Pack."
TBC
930~250319
Pendek? Sengaja!
Ini bakal jadi cerita yang minim konflik, gak seperti di lapak sebelah.
Tidak ada ketegangan dan airmata disini. Suweerrr. 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna's Secret
WerewolfMonique Ramsey tidak pernah merasakan apa itu cinta dan kasih sayang. Sang ibu mendoktrin dia dengan amarah dan kebencian hingga ia tumbuh menjadi gadis tangguh yang tak berperasaan. Tujuan hidupnya hanya satu--memberikan balasan setimpal pada seseo...