O N E

68 4 2
                                    

   "Pagi YuHee!"

   "Pagi juga Bibi!"

   Sapaan-sapaan kecil dari tetangga saat ku mulai mengayuh sepeda. Hari ini adalah minggu kedua ku di Korea setelah memilih SMU yang mulai kujalani beberapa minggu lalu.

  Tinggal seorang diri tak mudah bila tak ada yang menemani. Hanya berbekal dekat dengan beberapa tetangga dapat memudahkan tuk beradaptasi disini. Rumah kecil di area yang jauh dari keramaian kota Seoul.

  Mulai kupercepat kayuhan ku, meski masih pagi setidaknya aku harus membantu bibi Kantin yang dekat denganku untuk mempersiapkan jualannya.

  SMU Hanoi, Seoul
  06:15 A.M

   Gerbang sekolah sudah di depan mata, hanya beberapa murid yang berlalu lalang dan tak lupa penjaga gerbang yang tersenyum disapa beberapa murid.

  "Pagi pak Zhang!" Sapaku pada penjaga tua, yang dibalas dengan anggukan dan senyuman.

   "YuHee!"

  Ah! Suara ini. Pemilik suara ini adalah Park NaHee, perempuan mungil dengan suara yang menggelegar bila berteriak.

  "Pagi NaHee! Tumben datang pagi?" Tanyaku mulai memarkirkan sepeda pada parkiran.

  NaHee memberengut. "Memangnya tidak boleh ku datang pagi? Aku juga ingin sekali-kali sepertimu, menjadi murid teladan."

  Ku terkekeh mendengar penuturan NaHee. Kami berbincang mengenai pelajaran kemarin dan tugas untuk hari ini, betapa killer nya guru Bahasa. Tanpa disadari halaman depan gerbang ramai akan siswi yang bergerombol dan sorakan-sorakan terdengar.

  "Wah! Siapa dia? Tampan sekali!"
 
   "Tampan sekali! Aku baru tahu ada pria setampan ini!"

  Banyak sekali pujian-pujian yang kudengar dari beberapa siswi disini.
Ah! Aku tidak kelihatan karena para siswi mulai banyak yang bergerombol--bahkan NaHee saja harus meloncat untuk melihat.

   "Ada apa sih YuHee? Aku tidak kelihatan. Dasar para bongsor ini menghalangi saja!"

  "Permisi, ada apa ini kok ramai-ramai?" Perempuan berkacamata di sebelahku menoleh.

  "Ada pria tampan yang datang. Dia adalah donatur di sekolah ini, dia adalah cucu dari yayasan pemilik sekolah." Penjelasannya membuatku bingung, baru beberapa minggu disini tak pernah sekalipun bertemu dengan donatur sekolah ini.

  "Siapa YuHee?" NaHee yang menunduk dengan nafas tersenggal, sepertinya dia lelah melompat tadi.

  "Katanya ada pria tampan donatur dari sekolah ini." NaHee yang mendengarnya membelalak, mulai menyerombol barisan. "NaHee! Tunggu!"

  Barisan terdepan menjelaskan obyek yang menjadi pujaan para siswi disini. Mobil hitam sedan yang terlihat mahal terparkir sempurna di depan gerbang. Pemiliknya tertutupi oleh kepala sekolah yang berbicara dengannya, hanya mantel berwarna coklat moccha terlihat.

  Kepala sekolah berbalik dan mendengus betapa banyak murid bergerumbul disini. "Maafkan murid-murid disini tuan. Mereka begitu mengagumi mu."

  Terlihat. Pria yang dimaksud siswi tadi terlihat. Sejenak ku terpesona. Kemeja hitam dan celana hitam dengan mantel coklat Moccha tadi membalut sempurna badan tinggi dan rambut yang tertata rapi, tak lupa senyuman memperlihatkan dimple membuat para siswi bersorak heboh.

  "Wah! YuHee, dia tampan sekali. Baru kali ini dia mengunjungi sekolah setelah yayasan pemilik sekolah ini tiada. Begitu banyak donasi yang diberikannya membuat sekolah ini dikenal banyak orang." Penjelasan NaHee hanya membuatku mengangguk kecil. Sebetulnya, aku tak tahu dia.

  Sedetik tatapan kita bertemu. Wah! Kenapa jantung ini berdegup tak karuan. Ah! Mungkin ini hanya sekelibat rasa kagum.

  "NaHee!" NaHee yang asyik mengagumi sosok pria di depan terlonjak terkejut. "Apa?! Mengejutkan saja."

  "Ayo masuk! Bukannya kamu belum mengerjakan tugas Biologi? Ayo! Kubantu kamu mengerjakan." Kutarik tangan NaHee menjauhi gerombolan siswi yang masih asyik sendiri.

"Ah, iya! Aku lupa. Ayo YuHee!"

-o0o-

    "Siapa dia?" Suara Bass membuat lawan bicaranya menoleh ke belakang. Hanya ada beberapa siswi yang masih bergerombol.

     "Itu, gadis barusan berlari dengan temannya yang mungil." Lawan bicaranya--kepala sekolah sempat menangkap beberapa siswi yang bubar dan tadi sempat berlari adalah siswi teladan di sekolah itu.

   "Siswi itu? Dia Nam YuHee. Siswi pindahan beberapa minggu lalu tuan. Dia pindahan dari Tiongkok." Penjelasannya membuat pria itu mengangguk paham.

   "Apa Nenek ada di sekolah? Aku ingin bicara dengan beliau." Dia. Kim HyunBin mengecek jam mahal di tangannya. Mengira-ngira jadwal di kantornya.

  "Ada tuan. Beliau sudah berpesan kepada saya untuk menyambut anda. Mari saya antarkan ke gedung yayasan."

   Pagi itu, diakhiri dengan perginya titik pusat perhatian para siswa dan bubarnya mereka dengan jadwal pelajaran pertama dimulai.

-o0o-

Awalan part pertama segini dulu ya guys, untuk perkenalan bagaimana jalan cerita ini. Ku berusaha yang terbaik🙏

Mohon jejaknya~

Meet me in Instagram @Taerawr.jpg

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ma BAD Boss! (Slow UP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang