Aku berjalan lurus, dibelakangku masih setia Gio mengikutiku..
Aku menggerutu saat dia menarik lenganku, namun aku tetap berjalan mengabaikannya.
"Beri gue kesempatan, satu kali lagi. Gue janji gak akan mengecewakan Lo lagi."
Aku mendengus sebal kearahnya.
"Apa kau serius?" Tanyaku
"Iya, gue serius. Gue akan menebus semuanya." Ucapnya semangat.
"Antar aku pulang, dan jangan pernah ngedeketin aku lagi. Gimana? Kamu setuju?."
Dia menatap tajam kearahku, perasaan takut mulai merasuki diriku.
Dia menarik lenganku, aku terus meronta, namun nihil, Tubuh dia lebih besar daripada tubuhku.Dia melempar tubuhku kedalam mobil miliknya, tepatnya dikursi penumpang. Dia menutup pintu mobil dengan kasar, lalu pindah ke kursi kemudi.
Diperjalanan dia hanya diam, aku pun diam. Aku takut padanya..
Dia menepikan mobilnya di tempat yang sangat sepi, aku tak melihat ada orang, ataupun mobil lewat.
Gio keluar mobil.. Aku hendak teriak, namun dia kembali masuk, dan duduk disampingku.
"Kau memang tak bisa diajak bicara baik - baik, ya." Ucapnya, seraya tangannya membuka bajunya, sekarang dia telanjang dada.
Dag dig dug.
Jantungku melompat kesana kemari. Melihat 6 kotak yang ada diperutnya. Wajah tampannya mendekat kearah wajahku. Kupejamkan mataku."Hahahaha,, tadi pas ada didalam kamar nolak, pas disini malah tutup mata.." Tawanya..
Sungguh aku sangat sebal padanya, aku tahu niatnya hanya mempermainkan diriku.
"Kau Mempermainkan diriku lagi?, untuk kesekian kalinya, kau melakukan hal yang membuatku muak."
"Aku tidak mempermainkan dirimu, Jessica sayang." Ucapnya, dengan kerlingan mata.
Dia mendekatkan wajahnya lagi, aku tak memejamkan mataku, karena dia akan tertawa lagi nanti.
Wajah tampannya semakin mendekat, jantungku serasa berjoget ria, dia semakin dekat, dan cup
Dia mengecup bibirku singkat, diulangnya berkali - kali, aku sudah tak tahan, ku tarik tengkuknya, ku lumat bibirnya.. aku sudah tak tahu malu sekarang.. aku berhenti ketika kita kekurangan udara."Uh.. enak, Zain.. Kenapa kamu gak mau pas dikamar tadi? Malu?".
Wajahku blushing dibuatnya.. aku malu..
"Jadi, lo maafin aku, Zain?"
Aku mengangguk. Dia menciumku lagi.
Dia memakai bajunya, dan kembali ke kursi kemudi, lalu menyetir seperti biasa.
Dia tersenyum selama perjalanan pulang, Dia tidak membuka pembicaraan, dan otomatis aku juga diam.
Hening..
Dan akhirnya, Aku bisa bernafas lega. Aku sudah sampai dirumahku..
Aku langsung membuka pintu mobil, tapi, Gio menghentikanku..
"Eh, Zain.."
"A, Ada Apa?" Aku gugup, Guys.
"Kapan-kapan, lanjutin lagi pekerjaan yang sempat tertunda."
Wajahku memerah untuk yang kesekian kalinya.
"Jangan pergi lagi, ya" ucapnya
"Kenapa kalau aku pergi? Apakah ada masalah?" Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Wanita ..BxB..
Подростковая литератураHai Gays.. Aku penulis baru nih.. Ya, Aku tahu cerita yang kutulis gak terlalu menarik, typo dimana - mana. Jangan lupa Vote, Komen yang baik - baik...