"persahabtan adalah menerima buruk baik nya seseorang sahabat"
***
"Dib, ke kantin yuks" ajak adel.
"yuks, del gua juga laper nich" jawab adib Bahasa alaynya yang menurut adel menjijikan.
"alay, najis" Ucapan Adel membuat Adib terkekeh pelan sambil mengacak rambut Adel.
Tak ada jawban dari Adib. Adib langsung mengandeng tangan Adel yang membuat para siswa-siswi yang melihatnya berteriak-teriak histeris, ada yang mencibir suka dan tidak suka.
Sesampainya di kantin, Adel dan Adib langsung mencari kursi yang biasanya di gunakan untuk para teman-temannya berkumpul. Ternyata di kursinya sudah ada teman-teman Adib dan Adel yang sedang bercanda dan makan.
"Asalamualikum" Adel Memberi salam dengan nada lembut.
"walaikumsalam neng Adel" adel bergidik ngeri dengan ucapan Adhitya atau adhit. Karena, adel tidak suka di pangil menggukanakan 'neng'.
"nang-neng-nang-neng, emang gua oneng?!1!" kesal Adel sambal melumparkan kecang yang di makan Miytha yang notabenya sahabat Adel.
"Sat, ngapain lempar kacang gua!!!" omel mhyta yang membuat Adel terkekeh.
"ck, bacot lu semua. Del mau apa biar gua pesenin?" Tawar Adib.
"hmm, gua mau bakso, nasi goreng, minum nya jus alpukat sama air mineral" ucap adel.
"Makan banyak banget lu nyet!?" ucap Radit salah satu sahabt adib.
"Terserah gua lah, yang makan gua ini, wlee" adel menjulurkan lidah nya.
Telah lama hening antara mereka yang sibuk dengan ponsel sendiri-sendiri, tiba-tiba Adib datang dengan membawa pesanan Adib dan Adel dan langsung duduk di sampan adel yang kebetulan kosong.
"eh, guys, td gua denger kata nya ada eskul futsal meu tournament ke sekolah sebelah ya?" ucap adhit sambal menaruh ponselnya.
"emang ya?, lu tau dr mana dhit?" kata vani yang langsung melihat adhit.
"gua lihat td di timeline ig" Vani hanya mengangguk.
"kita ikut kan?!!!" ucap Rere dangan semangat 45. Rere yang sangat menyukai futsal, semua turnamet yang di ikuti sekolah iya tonton, sampai-sampai iya menjadi wakil ketua ultras atau supporter dari sekolah.
"lu ikut gak del?" Tanya adib yang di setuji oleh teman-temannya. Karena, Adel yang jarang ikut menonton pertandingan, padhal sudah dipaksa oleh teman-teman nya. Teman-temanya juga sudah bertanya tapi hanya di jawab "secret" sambal senyuman jail nya. Hanya Adib tau kenapa ia tidak pernah ikut menonton.
"lawan nya siapa?" Tanya adel
"anak sebelah" jawab Adhit yang hanya di jawab anggukan.
"liat aja besok, oke" jawab adel yang membuat teman nya terkejut gak biasa adel akan menjawab seperti itu biasanya adel akan diam aja jika di tanya begitu.
"udah ah gua meu balik, bye" teman-temanya masih mematung di tempat karana terkejut Adel menjawab seperti itu. Sedakan Adib sudah mengikuti adel sedari tadi.
"itu beneran adel" tanya Mhyta yang di jawab dengan anggukan teman-temanya yang masih melihat ketempat Adel dan Adib menghilang
***
Bel istirahat telah berbunyi. Adel yang sudah meninggalkan teman-temanya di kantin sedang menuju kelasnya. Sesampainya Adel dikelas Adel langsung mendaratkan bokong nya di kursi yang ia dudukin selama sebulan ini bersama Adib.Adib yang memasuki kelas dan melihat Adel sedang membaca novel di tempat nya langsung menghampiri Adel.
Adib duduk di samping Adel. "lo beneran besok mau ikut?". Adel yang sedang sibuk membaca langsung menutup novel nya dan langsung melihat Adib dan menjawab pertanyaanya danga anggukan "kan td gua udh jawab liat aja besok".
Adib menghela napas panjang "yaudah deh. Besok kan lawan sekolah abang lu. lu bakal dukung siapa?"
"hmm, mungkin gua bakal dukung abang gua. Lu tau kan gua siapanya mereka?" adib hanya mengangguk.
Tiba- tiba KM memasuki kelas "woii, sekarang freeclass guru lagi rapat!!!" terikan Andri ketua kelasnya mendapat kan sorakan senang dari teman kelasnya.
Kelas Adib dan Adel memang beda dari sahabat-sahabat nya. Adib dan Adel di kelas 10 IPA 1, Mhyta, Rere, dan adhit berada dikelas 10 IPA 3, sedangkan Vani dan Radhit berada di kelas 10 IPS 2. Mereka hanya bertemua jika istirahat dan pulang sekolah, pulang sekolah biasanya mereka nongkrong di Café yang kebetulan dekat dangan sekolah dan café itu milik Radit, jadi, mereka bebas untuk keluar masuk café.
"yes, freeclass, gua bisa bobok cantik" ucap Adel smabil merapihkan meja untuk tidur.
"ck, cantik-cantik, kebo. Dasar Adel" gumam Adib.
***
Malam harinya, Adel menghampiri abangnya yang berada di kamarnya. "bang, abang, dedek mu yang cantik ini masuk ya?" ucap adel yg berada di depan kamar abangnya."iyaa. Ada apa sih jam segini masuk-masuk ke kamar gua!" ucap Angga --- abang Adel.
"Adel hanya memberi kabar, bahwa, besok tournament nya di undur jadi jam 4, bilang ke temen-temen abang, ok?" ucap Adel.
"lu aja sendiri sana!" ucap Angga yang masih memlanjutkan game yang di mainkan oleh nya.
"ck, males ah jauh hp nya"
"iya dah entar abang bilangin"
"bang" panggil Adel yang jawab dengan deheman Angga.
"dengerin ya bang. Besokkan di jadawal Adel besok abang tanding lawan SMA-nya Adel, terus adel bingung mau dukung siapa? Di satu sisi adel selalu dukung abang, terus di sisi lain temen-temen adel suruh adel sekali-sekali ikut nonton bareng mereka" ucap adel panjang lebar.
"udah dukung abang aja, titik" ucap Angga dengan menekan kata, 'titik'.
"ck, tap—" ucapan Adel terpotong dengan Angga.
"gak mau tau. Lu. Dukung gua. Atau lu pilih di keluarin!" ucap Angga.
"iya-iya" Adel pasrah.
***
semoga suka saya cerita ini
like and vote nya jans lupa okk
:)
YOU ARE READING
TRIKY (#friendzone)
Teen Fiction"ternyata begini ya menyia-nyikan dia yang tulus mencintai" -Adel "aduh, sakit, udah di sia-siain masuk zona friendzone lagi" -Adib