BaI: 1

27.1K 1.9K 53
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Ingin rasanya Jisoo mengalami amnesia saat ini juga. Pernikahan yang dilakukan oleh kakak satu-satunya, malah akan berdampak pada dirinya sendiri. Kim Irene, putri tertua dari keluarga Kim baru saja melangsungkan pernikahannya sekitar satu minggu yang lalu. Dia menikah dengan Suho pemilik EXO Entertainment, yang saat ini sedang terkenal di seluruh dunia.

Entah apa hubungannya dan dimana letak keserasiannya, tiba-tiba Jisoo diberikan seorang bodyguard untuk menemaninya dimana pun dan kapanpun. Yang seorang pemilik entertainment adalah kakak iparnya dan yang menjadi pasangan orang itu adalah kakaknya. Secara otomatis yang akan dikejar awak media adalah mereka berdua bukan? Lalu apa hubungannya dengan Jisoo?

"Kenapa?" Tanya Jisoo untuk kesekian kalinya.

"Untuk keamanan, Jisoo." Jelas Irene untuk kesekian kalinya juga.

"Tapi aku tidak membutuhkan bodyguard." Tolak Jisoo tegas.

"Apa susahnya menerima niat baik Suho?" Tanya Irene sembari menghela napas lelah.

"Hanya untuk berjaga, Jisoo. Kau tau sendiri awak media seperti apa." Imbuh Suho untuk meyakinkan Jisoo.

"Tapi aku sudah besar." Elak Jisoo dengan nada frustasi.

"Aku sudah 22 tahun." Imbuh gadis itu sembari memasang wajah memelas.

"Kejahatan dan hal apapun tidak memandang usia, Jisoo." Tegas Suho.

"Aku bisa menjaga diri." Jawab Jisoo dengan nada meyakinkan.

"Kau satu-satunya keluarga yang aku miliki." Ujar Irene tiba-tiba dengan nada lirih yang masih bisa terdengar oleh ketiganya.

"Tolong penuhi permintaan Kakakmu ini." Imbuh wanita itu dengan mata sedikit berkaca.

"Tapi-"

"Jisoo." Tegur Suho memotong apapun bantahan yang akan Jisoo layangkan.

"Baiklah, terserah kalian." Gumam Jisoo akhirnya pasrah setelah mendengar isakan kecil dari Irene.

Tentu dia tidak setega itu melihat kakaknya yang baru menikah menangis karenanya. Dia sangat menyayangi Irene, begitu pula sebaliknya. Namun, semenjak kepergian kedua orang tua mereka, Irene menjadi lebih protektif kepada Jisoo. Hal itulah yang terkadang membuat Jisoo jengah.

Akan tetapi, dibalik itu semua, Jisoo yakin jika Irene hanya tidak ingin kehilangan orang yang disayanginya lagi. Karena bagaimanapun hanya tersisa mereka berdua dari keluarga Kim. Sanak saudara mereka? Entahlah Jisoo sudah tidak menganggap mereka ada.

"Pukul berapa kalian pergi?" Tanya Jisoo mengalihkan topik setelah melihat Irene kembali tenang.

"Delapan pagi. Kuharap kau bisa mengantar kami." Jawab Suho sembari mengusap lembut bahu istrinya.

"Kalian tidak memberitahu media tentangku bukan?" Tanya Jisoo berubah ke dalam mode wawancara.

"Tidak." Jawab Irene dengan dengusan.

"Aku tetap bekerja di kantor dahulu bukan?" Tanya Jisoo lagi.

"Ya." Jawab Suho singkat.

"Baiklah, terima kasih banyak." Gumam Jisoo dengan senyum manis.

Ya dia meminta identitasnya tidak dipublikasikan. Karena hal itu akan menghindarkan Jisoo dari bahaya. Karena bagaimanapun dia akan ditinggal sendirian di Korea. Sedangkan Irene dan Suho akan pergi ke New York tempat Suho mengembangkan usahanya. Dengan kata lain, pusat tempat EXO Entertainment.

Sebenarnya mereka sangat ingin mengajak Jisoo, tetapi kekeraskepalaan gadis itu tidak bisa di ganggu gugat. Seberapa pun mereka membujuk, Jisoo selalu memberikan alasan-alasan yang sangat masuk akal dan tidak bisa ditolak. Berakhirlah mereka memberikan Jisoo seorang bodyguard.

"Kapan bodyguard itu datang?" Tanya Jisoo setelah terdiam beberapa saat.

"Besok pagi." Jawab Suho.

"Sekarang istirahatlah." Imbuh Suho dengan nada tegas.

"Dan kau bisa kembali bekerja lusa." Imbuh Suho lagi.

"Jangan lusa, kalau tidak aku tidak mau bodyguard-"

"Setelah mengantar kami." Potong Irene cepat sebelum adiknya itu berargumen kembali.

"Terima kasih banyak." Ucap Jisoo sembari memeluk keduanya singkat dan langsung berlari ke arah kamarnya.

Bisa gawat jika kedua orang itu berubah pikiran.

---

"Dia Lee Taeyong, orang yang akan menjagamu selama kami pergi." Kenal Suho keesokan harinya saat mereka sudah berada di bandara.

"Jangan berani mencoba hal-hal aneh, Jisoo. Dia orang Suho, bukan orangmu!" Peringat Irene yang sudah melihat tatapan mencurigakan dari Jisoo. Ya sepertinya adik satu-satunya itu sudah menyusun beberapa rencana licik di otak kecilnya.

"Huh? Aku tidak akan berbuat apapun." Dalih Jisoo dengan nada kecewa yang sedikit ketara. Lenyap sudah angan-angan sesaatnya. Apakah itu berarti dia tidak akan bisa kabur dari bodyguard itu?

"Kami berangkat." Pamit Suho dan memberikan pelukan singkat pada Jisoo, begitupun dengan Irene.

"Jangan berbuat ulah." Peringat Irene.

"Siap!" Jawab Jisoo dengan senyum lebar.

Berakhirlah pertemuan keluarga kecil itu dengan perpisahan. Untuk pertemuan kembali, entah kapan itu akan terjadi. Mengingat kesibukan dari masing-masing.

"Aku bisa memanggilmu apa?" Tanya Jisoo beralih pada bodyguard barunya yang sejak tadi hanya berdiri diam di samping Jisoo.

"Taeyong." Jawab pria itu singkat.

"Taeyong? Baiklah, mohon kerjasama untuk kedepannya." Ucap Jisoo sembari tersenyum singkat.

Akan tetapi, senyum itu terlihat berbeda bagi Taeyong. Entah kenapa senyumannya terlihat menyembunyikan sesuatu. Atau hanya Taeyong yang salah asumsi?

---

Hoho cerita Taesoo baru lg, 😇😇

Mari kita liat kalian suka yg mana, ini atau satunya? 🤔🤔

Genrenya rada beda, 😉😉

Ini baru awalan yaa, 😉😉

Mohon maaf kalo banyak kekurangan 😊😊

Semoga kalian menikmati 😇😇

Voment boleh dong 😉😉

Terima kasih banyak 🤗🤗

---

Tbc

P : 17 Februari 2019

Bodyguard and I ::✓::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang