BaI: 12

10.9K 1.3K 19
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Selama satu minggu ini Taeyong merasa seperti seorang bodyguard anak umur sepuluh tahun. Bagaimana tidak? Kemanapun Irene pergi, Jisoo pasti mengikutinya. Satu lagi, Taeyong tentu harus mengikutinya juga. Bukan karena masalah dia seorang bodyguard, tetapi memang Jisoo sendiri yang selalu menempel padanya meskipun selalu diam tidak bersuara. Hanya dengan tingkahnya yang menarik lengan Taeyong, dia paham akan perintah Jisoo untuk mengikutinya.

Untuk alasan Taeyong yang tidak ada saat kejadian waktu itu, Suho dan Irene sudah mengetahuinya. Ya Taeyong memutuskan untuk jujur kepada keduanya, agar mereka tidak meragukan kemampuan Taeyong. Awalnya mereka berdua sangat terkejut dengan kenyataan itu. Bahkan, mereka menganggap Taeyong membohongi keduanya. Akan tetapi, karena kecerdasan Taeyong membujuk, akhirnya mereka berdua kembali mempercayakan Jisoo pada Taeyong.

Entah masa lalu apa yang membuat gadis itu trauma. Bahkan, meskipun di dalam rumahnya sendiri. Ya, semenjak insiden itu, Jisoo dibawa pulang oleh kakaknya. Entah kenapa kedua kakaknya itu seolah menutup rapat tentang alasan Jisoo seperti itu. Padahal jika tau, Taeyong akan melakukan antisipasi agar tidak terjadi hal seperti itu di masa depan.

Alih-alih memberitahu, kedua kakak Jisoo malah mengikuti semua kemauan Jisoo. Ya memang tidak banyak, bahkan dapat dihitung dengan jari tangan berapa kali Jisoo menginginkan sesuatu. Tingkah Jisoo berbeda dengan orang trauma kebanyakan. Jika biasanya mereka akan histeris karena trauma itu, Jisoo hanya diam seribu bahasa.

Bahkan, Taeyong sendiri sulit mengimbangi gadis itu. Dia merasa seolah dari planet lain saat melihat interaksi Jisoo dan kakaknya. Karena entah bagaimana, kedua kakaknya selalu bisa mengajak Jisoo berkomunikasi. Berbeda dengan dia, yang hanya bisa diam seperti layaknya bodyguard kebanyakan. Untungnya itu hanya berlangsung seminggu sampai hari ini. Bahkan, Jisoo sudah tidak lagi mengikuti kemanapun Irene pergi.

"Yong." Itu ucapan pertama Jisoo pada Taeyong selama satu minggu ini.

"Ada apa?" Tanya Taeyong yang anehnya malah gugup. Dia seperti anak sekolah yang ketahuan mencontek oleh gurunya.

"Apa kita berhenti bekerja?" Tanya Jisoo sembari menatap Taeyong lekat.

"Hmm." Jawab Taeyong singkat.

Ya karena bagaimanapun satu minggu tidak bekerja dengan alasan yang tidak jelas, tentu tidak bisa diterima. Jika Jisoo, mungkin masih bisa ditolerir karena insiden waktu itu. Akan tetapi, Taeyong? Masa dia harus mengungkap bahwa dia adalah bodyguard Jisoo? Itu adalah pilihan yang tidak tepat. Akhirnya Suho memberi ultimatum agar Jisoo berhenti bekerja.

"Aku ingin berlibur." Gumam Jisoo sembari menatap depan dengan pandangan kosong. Ya itu kebiasaan Jisoo akhir-akhir ini. Dia lebih banyak melamun.

"Ke mana?" Tanya Taeyong akhirnya. Setidaknya jika ditanggapi, Jisoo tidak akan benar-benar melamun.

"Ke mana tempat yang tepat?" Tanya Jisoo sembari beralih menatap Taeyong.

"Kau ingin berlibur?" Tanya Irene tiba-tiba. Sepertinya wanita itu sempat mendengar ucapan Jisoo tadi.

"Hmm." Jawab Jisoo singkat sembari beralih menatap Irene.

"Ke mana?" Tanya Irene berubah antusias. Ya pasalnya Jisoo sudah tidak terlalu pendiam seperti seminggu ini.

"Jerman." Ucap Jisoo sedikit antusias setelah berpikir sejenak.

"Bukankah itu terlalu jauh?" Timpal Suho yang tiba-tiba ikut bergabung.

"Tidak terlalu kurasa." Timpal Jisoo sekenanya.

"Kumohon." Pintanya memohon kepada kedua kakaknya. "Taeyong akan bersamaku." Imbuh Jisoo meyakinkan keduanya.

Bodyguard and I ::✓::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang