Dari: Saya, Untuk: Kamu

3 0 0
                                    

Hai, apa kabar? Kabar saya baik. Bagaimana kamu disana? Tenang ya, tidak ada manusia macam saya?

Saya rindu. Rindu sekali. Tawamu dahulu sangat manis. Entah semanis apa sekarang. Sudah lama sejak saya melihat senyum itu. Kali terakhir, kamu menatap saya dengan tatapan membunuh.

Sakit.

Iya saya tahu, semua salah saya. Kamu tidak salah. Saya yang pergi. Saya yang mengusir kamu. Saya yang minta kamu pergi meninggalkan saya. Saya bersandiwara menjadi korban, padahal saya pelakunya. Ya, saya melakukan semua itu. Saya akui kesalahan saya. Saya minta maaf. Saya sangat minta maaf. Saya menyakiti kamu. Awalnya, saya kira saya akan baik-baik saja. Saya akan bahagia dengan dia.

Hmph. Tidak.

Saya hampir gila disini. Hidup saya sepenuhnya dihantui olehmu. Mata saya gelap oleh bayanganmu. Pikiran saya kalut karenamu. Saya hampir mati. Entah karena rindu, atau obsesi?

Malang nasibnya, tak pernah saya acuhkan kehadiran dan perhatiannya.

Saya menunggu maaf darimu. Saya tahu sulit untuk memaafkan kesalahan saya. Tapi, sungguh, saya rindu tawa candamu. Entah kapan lagi saya bisa melihat tawa itu. Tawa yang bisa membuat saya pribadi tertawa geli. Cengir yang bisa membuat saya terpesona. Dahulu, saya tidak pernah menyadarinya. Tapi sekarang, saya menyesalinya.

Saya menangis.

Menangis.

Saya hampir gila dibuat tangis ini!

Hati ini mau meledak rasanya.

Mungkin teknologi nuklir sudah merasuki hati saya.

Kamu. Ya, kamu.

Saya tunggu maafmu.

Sampai saya benar-benar mati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang