Tay tidak percaya dengan cinta pada pandangan pertama, tapi dia percaya pada takdir.
Tay jatuh cinta pada seorang pria yang terlihat seperti beruang kutub dengan kulit seputih susu. Dia jatuh cinta pada seorang pria yang sampai saat ini dia tidak tahu warna matanya. Pria yang terlihat sangat lembut seperti permen kapas. Dia jatuh cinta dengan seorang pria yang hanya bisa dia nikmati melalui jendela kaca setelah dia pulang dari sekolah.
Sudah sebulan sejak Tay pertama kali melihat pria yang bekerja di toko CD di dekat rumahnya. Dia tidak berani bertanya siapa namanya, bahkan ketika mata mereka bertemu, Tay akan memutuskan kontak mata dan berjalan pergi. Tay jatuh cinta tetapi tidak tahu harus berbuat apa dan hanya bisa menatap dari kejauhan.
Dia menghabiskan dua jam terakhir menggambar. Sejujurnya, dia tidak benar-benar menggambar lagi selama beberapa tahun terakhir setelah perceraian orang tuanya. Tapi dia mengambil pensil, pena, dan kertas, dan itu tampak alami baginya.
Sebuah gambar yang sudah selesai tergeletak di mejanya. Itu pria dari toko CD itu. Matanya menatap wajahnya, senyumnya. Dia adalah makhluk yang secantik ini, mata yang seperti galaksi, wajah yang bersinar seperti emas dan senyum yang bisa melelehkan es. Ini adalah waktu dimana ia tersenyum tanpa merasa terpaksa.
"Siapa itu?" Tanya Off
Tay tersenyum malu-malu dan menjawab, "Hanya...pria menarik yang kulihat."
“Aw, aku benar-benar tidak pernah melihatmu tersenyum sebesar itu. Have a little crush on him, huh?"
"Tidak, kurasa aku jatuh cinta padanya."
"Cinta, cinta...apa yang kamu ketahui tentang cinta? Pfft." Off bertanya dengan nada mengejek pada Tay yang masih tersenyum seperti orang idiot.
***
New jatuh cinta dengan seorang pria yang hanya bisa dia lihat dibagian punggungnya saja. Pria dengan bahu lebar dan rambut hitam sehalus sutra. Pria yang hanya bisa dilihatnya di balik kaca ketika ia bekerja. Pria yang bisa membuatnya tersenyum sendiri ketika mata mereka bertemu. Pria yang selalu membuat wajahnya memerah, pria yang selalu membuat jantungnya berdetak kencang.
Tahu perasaan saat sedang jatuh cinta pada seseorang? Perasaan yang membuat dunia terasa lebih mengasyikkan. Pria itu memberikan perasaan itu pada New.
Melihat pria itu melewati toko CD tempat dia bekerja rasanya seperti mendengarkan lagu favoritnya diputar di radio. Bagi New, pria itu seperti lagu favoritnya. Tetapi dia tidak memiliki keberanian untuk menyapanya dan hanya bisa menikmati setiap inci tubuhnya dari balik kaca.
Sore itu hujan ketika New tidak melihat pria itu lewat di depan toko. Dia menunggu satu jam dan masih belum ada tanda-tanda kedatangannya. Dia menghela nafas seraya dia melihat ke luar jendela berharap pria itu akan lewat dan membuatnya merasa hangat. Tapi tidak, dia tidak muncul.
Pintu toko terbuka dan menunjukkan Earth dengan sisi bahu yang basah karena hujan, ia melipat payungnya dan meletakkannya di sebelah pintu. "Apa yang salah dengan wajahmu?" Dia bertanya sambil membuka jaketnya.
"Aku benci hujan. Terlalu basah dan lembab." Jawab New. Dia bergerak dari bagian kaca ke depan kasir.
"Apa kau menunggunya? Pria dengan rambut sehalus sutra itu?" Earth bertanya, membuatnya malu.
"A-apa...bagaimana? Kau membaca buku harianku?!"
Earth tertawa karena sekarang wajah New sangat merah seperti tomat. "Hei, aku bosmu. Tunjukkan sikap baikmu padaku." Ucap Earth
KAMU SEDANG MEMBACA
Unsaid Love
Fanfiction[COMPLETED] Ini bukan cerita cinta yang berakhir bahagia. Ini cerita tentang 4 orang yang saling mencintai tapi tidak tahu cara mengungkapkannya sampai kalimat "Aku mencintaimu." tidak lagi bisa terucap.