1. How I Met You

2.2K 140 1
                                    

Pleasure - Meanie Version

Mingyu Kim as Himself

Wonwoo Jeon as Himself

•Gender Switch•

-smut-

•mint_aurora•

Wonwoo menghembuskan napasnya jengah. Bagaimana tidak? Tiga dari empat materi hari ini dibuatkan tugas untuk masing-masingnya. Dan jarak pengumpulan tugas terbilang cukup dekat, hanya berseling beberapa jam saja. Hal tersebut membuat Wonwoo jengkel bukan main.

Jemari lentiknya mengetuk meja, pandangannya tak ayal menatap kosong para mahasiswa-mahasiswi yang berkeliaran di kantin fakultasnya.

"Melamun terus nanti jodohmu jauh."

Wonwoo enggan menoleh, jadi gadis itu hanya berdeham pelan lalu kembali menikmati lamunannya. Sedangkan sahabatnya—Jihoon Lee—gadis mungil dengan kulit seputih susu dan tatapan mata yang tajam sudah sibuk menyantap makan siangnya. Jihoon menyodorkan sesendok kentang tumbuk ke hadapan Wonwoo, dan itu artinya, mau tidak mau Wonwoo harus menerima suapan darinya.

"Sudah kukatakan berulang kali, jangan melewatkan makan siangmu, Nona Jeon. Malas aku harus mengantarmu ke dokter Choi terus menerus," ujarnya pelan setelah Wonwoo mengunyah suapan darinya. Kembali Jihoon menyuap untuknya sendiri.

"Bukankah seharusnya kau senang?" Wonwoo menaikkan sebelah alisnya. "Choi sialan itu—"

"Yang kau sebut sialan adalah kekasihku."

Wonwoo mendengus. "Ya, ya, dasar budak cinta."

Jihon tergelak pelan. Gadis itu kembali menyuapi Wonwoo. "Well, kudengar ada sale besar-besaran di Mall pusat kota. Ingin bergabung?"

"Seungkwan dan Jeonghan?"

"Hm-m." Jihoon mengangguk. "Ada sepatu incaranku disana. Kuharap kau ikut."

Tawaran Jihoon menarik. Tapi tugasnya? Wonwoo seketika mendesah pelan, persetan dengan tugas. Dirinya perlu bersenang-senang sejenak sebelum tercemplung dalam neraka tak berujung yang disebut tugas itu.

♔◆♔

"Oh, Ya Tuhan! Lihat! Sweater ini sangat cocok untuk Wonwoo!" seru Seungkwan heboh saat mendapati sebuah sweater dengan warna merah muda berbahan lembut. Terlihat manis dan elegan.

Jeonghan menoleh ke arah Wonwoo lalu pakaian yang dipegang Seungkwan. "Kurasa itu akan membuat Wonwoo terlihat sangat cerah. Aku setuju."

Jihoon hanya menganggukkan kepala selagi Wonwoo mengerjap pelan. Lupa jika semua sahabatnya tergila-gila akan Fashion. Gadis itu sendiri sudah membeli dua pasang sepatu dan tiga potong pakaian musim panas, mengingat musim panas akan segera tiba.

Saat ketiga sahabatnya tengah berdebat tentang sesuatu, Wonwoo menyingkir sejenak. Ada barang yang mengalihkan perhatiannya.

Bukan. Bukan barang yang sangat mahal dan bertabur swarovski, melainkan hanya sebuah kalung dengan bandul batu kecil berwarna merah muda. Begitu mungil dan cantik. Tersimpan di kotak kaca khusus sebuah toko perhiasan. Tangannya terulur, menyentuh permukaan kaca itu perlahan sembari tersenyum. Nampaknya dia perlu menabung selama satu minggu untuk mendapatkan kalung mungil itu. Wonwoo menarik tangannya lalu berbalik dengan cepat, tanpa dia sadari dirinya akan menabrak seseorang dengan sangat keras.

"Ah, maafkan aku," Wonwoo menunduk singkat hingga sebuah deheman menyahut, membuat Wonwoo ingin beringsut menjauh. Namun bukannya menjauh, Wonwoo justru mendongakkan kepalanya. Netranya menangkap lelaki dengan postur tegap dan rahang yang tegas, oh astaga, lihat betapa tajamnya tatapan mata itu. Wonwoo merasa dunianya terjungkal saat lelaki itu balas menatapnya dan melukis sebuah senyum samar di bibir seksinya.

"Ada yang salah dengan wajahku, gadis manis?"

Ya Tuhan. Suaranya terdengar sangat dalam dan merdu di telinga Wonwoo. Bahkan sepertinya paduan suara gereja tidak ada apa-apanya dibanding suara si lelaki tampan ini.

"Ah—tidak. Tidak ada. Maaf." Wonwoo langsung menundukkan kepalanya, menhindari pandangan tajam milik si lelaki.

Berniat menjauh, Wonwoo menyelipkan helaian surai hitam kelamnya ke belakang telinga seraya melangkah pelan penuh kehati-hatian. Lelaki itu nyaris tertawa, dengan satu gerakan cepat, dia menarik lengan Wonwoo hingga si gadis memekik tertahan.

"Apa a-aku membuat tubuhmu sakit, Tuan? Jika ya, maka ayo ke rumah sak—"

"Siapa namamu?"

"Eh?"

Wonwoo mematung dengan mulut terbuka, mengundang geraman gemas dari si lelaki. Kelopak matanya mengerjap cepat, entah harus percaya bahwa ini kenyataan sangatlah sulit. Maka di detik ke sepuluh keterdiamannya, Wonwoo berbisik lirih.

"Wonwoo Jeon, namaku Wonwoo."

Lelaki itu tersenyum simpul sebelum melepas genggamannya pada tangan si gadis. "Oh, well, nama yang cocok untuk gadis secantik dirimu. Aku Mingyu Kim. Senang bisa bertemu denganmu, Wonwoo."

Tubuh Wonwoo meremang, cara Mingyu menyebut namanya memberikan sebuah sensasi tersendiri untuk Wonwoo. Astaga, dia bahkan menyukai bagaimana si lelaki memasukkan tangannya ke saku celana kain yang dia kenakan.

"Oh, oke, Mingyu—euh, aku harus pergi."

Begitu saja. Wonwoo berlari menjauh dari Mingyu yang masih menatap punggung gadis itu. Terlihat begitu tertarik.

"Sial, Mingyu. Kubilang jangan pergi seenak pantatmu, brengsek. Kau membuang 4 menit berhargaku untuk mencarimu."

Mingyu mendengus malas, kepalanya menoleh dan mendapati Seungcheol Choi—sahabat brengseknya—tengah menatapnya kesal. Tanpa berniat menjawab, Mingyu melenggang meninggalkan Seungcheol yang sudah mengumpatinya kembali. Tidak didengarnya umpatan dan makian Seungcheol, yang pasti gadis manis tadi, mencuri seluruh atensi Mingyu Kim.

♔◆♔

Aurora's note :

Happy reading!

Pleasure - MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang