Saat itu, aku ditanya oleh guru IPA tentang masa laluku. Aku mencoba mengingatnya, tapi aku tak dapat membuka ingatan masa lalu.
Lalu guruku berkata"Besok ikutlah denganku ke laboratorium IPA, kita akan mengetahui masa lalumu,"
"Bagaimana bisa bapak dapat mengetahui masa lalu saya hanya dengan ke laboratorium?"
"Sudah, ikuti saja perkataanku,"
Dengan sedikit tegas.Lalu aku pergi meninggalkan guruku itu. Seharian penuh aku memikirkannya.
Keesokan harinya, aku kesekolah untuk menemui guruku. Padahal hari itu hari minggu. Malas sekali rasanya datang ke sekolah pada hari minggu. Namun, demi memenuhi rasa penasaranku, aku rela menghilangkan kesenangan hari malas itu. Untung saja rumahku dekat dengan sekolah. Dengan begitu aku tak terlalu malas untuk kesekolah.
Aku bertemu pak guru yang kemarin.
Ia berkata"selow kali kau ini, Katanya mau tau,"
"ya pak, maaf," kataku.
diajaklah aku ke laboratorium IPA. Guruku menekan - nekan beberapa buku.
Dalam pikiranku terlintas "guru kok bodohnya kaya gini, nyesel aku punya guru kaya dia. Buku harusnya kan dibaca, bukan dipencet,"
Saat menekan buku bergambar otak. Tiba-tiba semacam obat keluar dari lemari. Aku diminta untuk meminumnya. Otakku terasa sangat pusing. Rasanya seperti mau muntah.
Part 2 akan muncul.... sabar ya