Tetangga Baru Alhamdulillah

13 8 0
                                    

Sabtu pagi merupakan hari yang sangat di sukai oleh Febri. Begitu juga minggu pagi dan senin pagi serta selasa pagi, rabu pagi, kamis pagi dan jumat pagi. Pokoknya pagi lah.

Hari ini Febri akan memiliki tetangga baru!!! Waaa senangnya Febri!! Siapa ya tetangga barunya??? Febri harap tetangganya tampan seperti Bowo atau Madun.

------------

(Jam 10 pagi)

"Woy bocah!" Panggil ayah Febri dari teras.

"Apa ded?" Febri dari ruang keluagra.

"Sini tetangga barunya udah dateng liat dah!"

"Mana? Dimana? Anak bapak saya" senandung Febri sambil ngibrit ke teras.

"Danta lah" kata Ayahnya sebal.

"Ded, kok aku kayak kenal orang itu ya? kayak pernah liat tapi dimana ya?"

Ayah Febri berusaha berpikir siapa orang itu. "Ayah tau! Dia itu salah satu wali teman kelasmu" Febri manggut-manggut aja biar cepet.

Setelah di telusuri, ternyata orang yang di omongin sama Febri dan Ayahnya ini bukan pemiliknya. Dia merupakan mboknya si yang punya rumah. Kata Mbok tersebut besok pemiliknya akan datang ke rumah itu.

Febri masih penasaran siapa orang itu sebenarnya. Febri sampai tidak bisa tertidur 7 tahun memikirkan siapa orang itu. Bercanda ahelah baperan ahmad.

--------

Pemilik rumah tersebut datang hari ini Febri lari terbirit-birit sampai tersandung kaki sendiri dan jatuh berguling-guling sampai Febri lupa ingatan dan kemudian ayahnya memukul kepalanya agar sadar dari khayalannya yang absurd.

"Udah ah jangan lebay. Jatuh gitu doang mukanya alay banget. Pasti kamu ngayal kalo kamu jatuh kesandung terus terguling-guling lalu lupa ingatan kan?"

"Loh heh bukan aku yang ngayal loh yah. Authornya yang ngayal. Aku mulu yang salah. Udah lah ayah gausah pegang-pegang aku lepasin aku sekarang! Jangan tahan aku!"

Ayahnya memasang muka jijik. Menyesal punya anak seperti Febri.

"Eh Panjul, Sarinem ayo ke depan yo. Samperin tetangga baru" Kata ibu Febri sambil merangkul suami dan anaknya.

"Tolong ya Narji nama saya bukan Panjul" protes ayah Febri. "Jangan sekarang kek, orangnya baru nyampe kasian capek. Tunggu mereka nyamperin kita dulu. Kalo udah nyamperin berarti udah ga capek."

"Yowis ben" kata ibu Febri

-------

'Tengnong' bel rumah Febri berbunyi. Febri berlalu menuju pintu rumah dari ruang keluarga.

"Siapa ya?" Kata Febri

"Oh hai nak. Kami tetangga baru kamu. Yang tinggal didepan." Kata tetangga baru

"Siapa Feb? Tetangga baru?"

"Malam pak! Bu! Eh Ashley? Lah ternyata kamu tetangga saya? Mah kenalin temen SMA papah, Ashley" istrinya tersenyum dan menjabat tangan Ashley.

Ayah Febri baru menyadari kehadiran istri bapak itu yang mana adalah sahabat mainnya dulu saat TK sampai SD.
"Anjani suyati ya? Yang dulu tinggal di Jl. Makrik rawalumbu?"

"Baksoro? Lah bisa gini ya? Istri kamu teman suami ku. Kamu teman aku. Hahaha. Harusnya anak kita kenal juga biar seru. Hahaha" kata Anjas

Setelah tertawa puas mereka baru sadar anaknya Anjas dan Mara tidak ada.

"Anak mu mana jas? Kok ga keliatan?" Kata Ayah Febri

"Itu dia" kata Anjas sambil menunjuk anak laki-laki yang sangat tampan bak pangeran dari Negeri Dongeng. Febri dibuat ternganga karenanya. Itu Paijo. Orang yang sangat dia rindukan tiga tahun belakangan ini.

"Malam om, tante saya Fahrul Indra Jayanto. Biasa di panggil Paijo." Kata Paijo sambil menatap satu persatu lawan bicaranya sampai... Iya itu Febri orang yang Dia sukai. Paijo membeku seketika dan tiba-tiba saja terjatuh pingsan.

SUAMIKU IJAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang