"Eomma...", panggilan dari seorang namja cilik dengan suara yang begitu imut menarik perhatian seorang namja manis yang tengah berkukat dengan peralatan dapurnya."Ada apa, Kookie?"
Seokjin, namja manis yang dipanggil eomma oleh namja cilik bernama Jungkook itu berbalik menatap Jungkook setelah sebelumnya mematikan kompornya. Seokjin mengusap pelan surai hitam sang anak.
"Yoongi samchon sudah sampai"
Seokjin tersenyum tipis,"Kookie bisa temani Yoongi samchon dulu? Eomma mau siapkan makan siang dulu".
"Tentu eomma", Jungkook mengecup singkat pipi Seokjin lalu berlari kecil meninggalkan dapur, meninggalkan sang eomma yang kini menatapnya sedih dengan mata yang berkaca-kaca.
Teruslah tertawa, Jungkookie. Maafkan, eomma...
.
.
.
.
Seokjin menutup pintu kamar Jungkook pelan setelah memastikan anaknya itu tertidur lelap. Ia langkahkan kakinya menuju sofa dimana disana terduduk seorang namja yang tengah sibuk dengan ponselnya."Yoongichi", panggilnya lembut.
Yoongi, namja itu mengalihkan pandangannya menatap Seokjin yang berdiri di hadapannya.
"Kau mau pergi sekarang, Jinnie?"
"Ne.. aku titip Jungkook, ne.. tolong jaga putraku, Yoongichi"
"Kau yakin dia akan datang?"
"Tentu... dia akan ku hubungi lagi nanti"
"Kau baru saja keluar dari rumah sakit, Seokjinie. Di luar sedang dingin. Tidak bisakah kau urungkan niatmu untuk menemuinya. Tidak ada jaminan dia akan datangkan"
"Kau mulai cerewet, Yoongichi. Seperti bukan kau saja", Seokjin terkekeh pelan.
"Seokjinie aku sedang tidak bercanda", Yoongi menatap Seokjin tajam.
"Aku juga sedang tidak bercanda, Yoongichi. Aku akan menemuinya sekarang"
"Dasar... keras kepala seperti biasanya"
"Seperti kau tidak tau aku saja"
"Setidaknya biarkan aku mengantarmu, Jinnie"
"Dan meninggalkan Jungkookie sendiri di rumah. Tidak, aku menolak tawaranmu, Yoongichi"
"Oke... pergilah... tapi jika dia tidak datang sesuai waktu yang dijanjikan... langsung pulang... mengerti?"
"Iya iya Min Yoongi cerewet. Aku berangkat sekarang", Seokjin berjalan meninggalkan Yoongi. "Jaga Jungkook untukku. Jadilah samchon yang baik untuk putraku, Yoongichi", seru Seokjin sebelum keluar rumah.
Yoongi menatap kosong pintu rumah tersebut.
Aku hanya terlalu mencemaskanmu, Seokjinie. Wajah pucatmu sudah menunjukan kesakitanmu. Semoga hari ini 'dia' datang. Dan bagaimanapun juga aku.. aku mencintaimu, Seokjinnie
.
.
.
.
Seokjin mengedarkan pandangannya menatap sekeliling taman. Seperti yang Yoongi bilang udara di luar sedang dingin. Mungkin karena itu lah tidak banyak orang yang ada di taman ini. Seokjin melangkahkan kakinya ke salah satu bangku yang ada di taman itu dan mendudukan diri disana. Dikeluarkannya ponsel yang ada di saku celananya.Tae... aku sudah sampai di taman. Aku menunggu mu. Segera datang ya... pakai baju hangat, di luar dingin sekali...
Setelah mengirim pesan tersebut Seokjin memasukkan kembali ponselnya. Ia duduk diam menunggu kedatangan seorang yang sangat berarti baginya. Suaminya, Kim Taehyung. Tidak perlu heran... dia gay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry... I Love You...
FanfictionAku kalah... Aku sudah tidak lagi penting untukmu... Boleh aku menyerah sekarang? Kau bisakan tanpaku? Ada dia disisimu... dia yang kini lebih berarti bagi mu... TaeJin