Bagian Cerita Tak Berjudul

2.3K 47 0
                                    

Sudah genap satu bulan statusku berubah. Sekarang aku menjadi Cho Sooran bukan lagi Shin Sooran. Di usiaku yang relatif masih muda, aku sudah menikah dengan seorang pria bernama Cho Kyuhyun. Usia kami berdua terpaut 4 tahun, sekarang usiaku baru genap 19 tahun. Kami berdua memutuskan membangun sebuah keluarga tanpa dasar cinta. Keputusan yang kami ambil ini semata hanya untuk membahagiakan kedua orang tua kami saja.

Entah, apakah ini merupakan awal penderitaanku atau justru sebaliknya. Patung es, aku menyebutnya patung es karena sikapnya yang sedingin es. Dia selalu bersikap dingin kepadaku. Selama aku mengenalnya, aku baru beberapa kali saja melihatnya tersenyum. Dia tersenyum hanya di hadapan kedua orang tua kami, dan dihari pernikahan kami saja. Setelah menikah, kami hanya tinggal berdua saja di sebuah rumah sederhana di dekat tempatnya bekerja. Selama satu bulan ini aku berusaha menjadi selayaknya istri yang baik baginya. Entah, apakah kami sanggup membangun sebuah keluarga yang bahagia, padahal kami berdua tidak saling mencintai. Tepatnya, dia mencintai wanita lain. Sedangkan aku, aku masih mencintai seseorang yang tak akan bisa kuraih lagi. Seseorang yang sudah tenang dalam kehidupannya yang baru.

Aku melirik ke samping. Patung es itu sudah tertidur pulas. Hari ini memang melelahkan, seharian ini kami sibuk dengan kesibukan kami, aku dengan kuliahku dan dia dengan pekerjaannya. Aku menatap wajah patung es itu, wajahnya sangat tampan. Ya, aku tidak memungkiri kalau patung es itu memiliki wajah yang sangat tampan. Ah! Ada apa denganku. Aku memejamkan mataku, berusaha untuk tertidur.

@@@

Paginya, setelah mandi aku langsung bergegas ke dapur untuk membuatkan sarapan untuknya. Kegiatan rutinku setiap pagi setelah menjadi istrinya. Biar bagaimanapun dia adalah suamiku sekarang, cinta atau tidak, aku tetap harus melayaninya sebaik mungkin. Pagi ini aku membuatkan jajangmyeon, makanan kesukaannya.

"Gulanya dimana?" sebuah suara mengejutkanku.

"Aww," pekikku.

Jariku teriris pisau, darah segar mengalir dari luka bekas irisan. Sebuah tangan meraih jariku, aku hanya terbengong saat pemilik tangan itu yang ternyata Kyuhyun menghisap darah di jariku itu. Dia lalu melilitkan kain untuk menghentikan aliran darahnya. Aku hanya terdiam, seluruh tenagaku lenyap, aku takut melihat darah. Pria itu sudah berdiri di hadapanku, menaruh kotak P3K di meja. Dia mengeluarkan antiseptic dan plester dari dalam kotak itu. Kyuhyun lalu mengoleskan antiseptic itu ke luka di jariku dengan hati-hati setelah itu memakaikan plester untuk menutupi lukanya.

"Gomawo"

Dia hanya mengangguk, lalu berjalan ke tempat dimana kami biasa menyimpan kotak P3K itu.

"Gulanya dimana?" tanyanya.

"Di dalam kulkas" jawabku.

Aku kembali menekuni pekerjaanku untuk membuat sarapan untuknya. Selama aku memasak, dia hanya duduk di meja makan sambil membaca koran dan sesekali meminum kopi hitam favoritnya. Ia sudah rapi dengan baju dinasnya. Setelah makanannya jadi, aku langsung menghidangkan di hadapannya.

Dia memakan sarapan itu dalam diam. Aku senang melihatnya, setiap hari dia selalu menghabiskan sarapan apapun yang aku buatkan untuknya tanpa mengeluh kecuali kalau aku sudah memasukkan unsur sayuran ke dalam makanannya, dia pasti akan memasang tampang masam. Tapi dia akan tetap memakan makanan itu dengan menyisakan sayuran di piring tentunya. Sebenarnya dia memang tidak jahat, hanya sikapnya saja yang kelewat dingin.

Dia mengelap mulutnya dengan serbet, kemudian meminum susu yang aku buat hingga tandas.

"Bisa tolong ambilkan tasku di kamar" katanya.

Aku mengangguk, berjalan menuju kamar kami. Sedang dia menungguku di teras depan.

"Ini"

"Gomawo" dia berjalan ke arah audi hitamnya. Mobil itu kini sudah menghilang dari pandangan mataku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my life with cho kyuhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang