Prolog

7 2 1
                                    

  Untuk siapapun kamu, orang yang pernah membuat kebencian menjadi sesuatu yang sangat indah.

Hari ini, hujan turun begitu deras dgn  suara petir yang bersahut-sahutan tiada henti.  Ak coba memberanikan diri dengan duduk di depan teras dan laptop yang menyala di atas meja.

Untuk apa? Jelas untuk mengetik kata demi kata dari ceritaku, tpi apa kamu tau cerita apa yang akan aku mulai ketik?Bodoh sekali aku! Berharap kamu menjawab pertanyaanku barusan.

Apa, aku bodoh? Kalimat itu mengingatkanku kembali pada masa-masa yang ingin kulupakan tapi tak bisa "sama sekali".

"klo lo gk pinter, seenggaknya jgn percaya gitu aja sama orang, dasar bodoh". Mungkin kamu gk akan ingat dengan kalimat itu. Tapi,  aku siapa yang berani menyuruhmu mengingat kalimat itu.

Tapi, percayalah. Sampai sekarang aku masih bisa mengingat setiap kata dan kejadian-kejadian itu dengan detail, dengan sangat rinci.

Sebenarnya, aku tak ingin menulis bahkan mengetik cerita itu disini, tapi jari-jariku memaksaku, agar menulis tiap kejadian dan langkah demi langkah pertemuan itu bisa terjadi hingga akhir yang tak ku mengerti maksudnya itupun terjadi.

Apa?akhir? Apa cerita ini berakhir dengan sad ending?

Sepertinya aku sudah membuka, sedikit demi sedikit akhir dari ceritaku ini. Tapi, entahlah menurut kalian. Aku hanya bisa menuliskan apa yang pernah kurasa. Tentang kalian?  Aku yakin, tak semua pembaca memiliki pikiran yang sama
dan sejalan.

Jadi,  jika kalian senang membaca cerita ku ini.

Tidak begitu denganku, yang masih memikirkannya apa dia memikirkanku? apa dia membaca ceritaku yang kutulis, dari sikapnya itu padaku, dari kelakuannya yang tak kumengerti sama sekali.

                 Abinaa!!!  Kamu lagi ngapain?!!. Masuk, nanti masuk angin siapa yang repott..

ARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang