Gelap malam di kaki lembah yang tanpa penerangan listrik,sebuah Dusun yang jauh dari kemajuan kota yang mudah dengan kesegalaan yang ada,temaramnya malam yang hanya di terangi lampu kecil bersumbu kain.
Halilintar masih saja terdengar gaduh di langit yang seakan hendak runtuh,dengan cahaya yang kedip redup mengejutkan diiringi suara yang memekakan telinga.
Seorang lelaki dari sebuah rumah berdinding anyaman bambu menggenggam istrinya tercinta dalam sebuah pergulatan hidup dan mati.
Tangisan bayi kecil merah berbobot 2,7Kg yang baru saja hadir ke dunia menjadikan senyuman baru sebuah keluarga kecil. Bayi itu disambut selayaknya malaikat kecil dengan dikumandangkan seruan Tuhan.Betapa bahagia pasangan itu penuh syukur pada Sang Esa bayi mungil nan lucu itu mereka beri nama Zaira. Zaira adalah keindahan dan keharuman bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjaga Darah Dara
Non-FictionCerita Ini Mengangkat kisah perjalanan 3 orang sahabat