second

23 2 0
                                    

Nasyta, dengan rambut panjangnya yang hitam legam dan mata bulat yang polos, duduk di pesawat menuju Melbourne. Ia menatap awan putih yang berarak di bawahnya, perasaan campur aduk memenuhi hatinya. Kegembiraan karena akhirnya bisa mewujudkan mimpinya untuk belajar di luar negeri bercampur dengan rasa takut dan gugup. Melbourne, kota yang hanya ia kenal dari cerita dan gambar di internet, kini terasa begitu nyata dan menakutkan.

Nasyta adalah gadis desa yang sederhana. Ia tumbuh di lingkungan yang tenang dan damai, jauh dari hiruk pikuk kota besar. Kehidupannya dipenuhi dengan rutinitas sederhana, membantu orang tuanya di ladang dan belajar di sekolah. Namun, Nasyta memiliki mimpi besar. Ia ingin belajar lebih tinggi, ingin melihat dunia yang lebih luas, ingin membuktikan bahwa dirinya mampu meraih apa yang ia inginkan.

Setelah lulus dengan nilai memuaskan dari universitas negeri di kota kecilnya, Nasyta mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi S2 di Melbourne. Ia tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dengan tekad bulat, ia meninggalkan kampung halamannya, meninggalkan orang tua dan sahabat-sahabatnya, untuk mengejar mimpinya.

^⁠_⁠^

Saat pesawat mendarat di Bandara Melbourne, Nasyta merasakan jantungnya berdebar kencang. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri.

Di luar, pemandangan kota yang modern dan ramai menyambutnya. Gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi, lalu lintas padat merayap di jalanan, dan orang-orang berlalu lalang dengan terburu-buru. Nasyta terkesima, namun juga sedikit takut.

Nasyta berjalan menuju tempat penjemputan, mencari nama yang tertulis di kertas kecil yang ia pegang erat. Ia menemukan seorang pria berambut pirang dengan senyum ramah.

"Nasyta?" tanyanya.

Nasyta mengangguk gugup.

"Saya Angela, teman sekamarmu. Selamat datang di Melbourne!"

"Hai Angela, thankyou " jawab Nasyta dengan penuh ramah

Angela membawa Nasyta ke apartemen mereka. Apartemennya sederhana, namun bersih dan nyaman. Nasyta merasa lega.

"Sebelumnya aku akan memperkenalkan diri terlebih dahulu, halo namaku Angela, umur 25 dan aku saat ini masih singgle" sambil menjabat tangan ke arah Nasyta

Nasyta yang melihat tangan Angela menyambutnya dengan hangat
" Halo juga, namaku Nasyta bukan nasita, aku baru sampai Melbourne untuk melanjutkan kuliahku, dan umurku masih 25 dan singgle tentunya "

Angela menceritakan sedikit tentang kehidupan di Melbourne. Nasyta mendengarkan dengan saksama, mencoba menyerap informasi sebanyak mungkin.

^⁠_⁠^

Malam itu, Nasyta terbaring di tempat tidurnya, menatap langit-langit kamar. Ia merasa lelah, namun pikirannya masih dipenuhi dengan berbagai pertanyaan. Bagaimana ia akan beradaptasi dengan kehidupan di kota besar? Bagaimana ia akan menghadapi tantangan baru di universitas?

Nasyta memejamkan mata, mencoba menenangkan dirinya.

Ia berbisik pelan, "Aku bisa. Aku harus bisa."

Ia bertekad untuk menghadapi semua tantangan dengan keberanian dan tekad yang kuat. Melbourne, dengan segala keunikan dan tantangannya, akan menjadi tempat Nasyta mengukir mimpi dan masa depannya

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

VianasytasyilWhere stories live. Discover now