Nasib Sang Pecinta
Padamu malam aku mengadu iba.
Dada ini sesak terlampaui kekalahan.
Yang sekian lama diperjuangkan, telah aku lepas begitu saja.
Entah mengapa dirasa begitu iba.
Hingga tak kuat membendung air mata.
Sosok itu telah berhasil memperdaya perasaan ini.
Apakah ini nasib sang pecinta?
Yang mendapat akhir dengan duka nestapa.
Padamu malam, kucurahkan semua ini hanya padamu.
Ku harap kau menelan ia dialam pekatnya gelapmu.
Agar ia tak ada lagi pada cahaya rembulamu.
Dan rasa itupun perlahan lesap.-Arina Davina-