Semenjak sadar dari koma nya Heejin sulit untuk tidur tengah malam, dia selalu terbangun pukul satu malam.
Di ruangan yang hanya ada cahaya lampu lima watt. Dia melihat kondisinya yang tengah diinfus.
"Sangat menyedihkan" gumam Heejin.Lalu Heejin melihat kearah sofa yang sebelumnya tidak ada sebuah selimut putih diatas, namun sekarang sebuah selimut putih diatas sofa dan seperti ada sesuatu didalam sofa.
Tiba tiba saja keinginan untuk toilet membuyarkan tatapan nya ke arah sofa. Kali ini ia benar benar turun dari kasur, lalu dengan pelan menarik tiang penggantung infusnya dan berniat membawa benda itu kedalam kamar mandi bersamanya.
Namun, baru dua langkah sejak Heejin menjauh dari kasusnya, ia mendengar suara gerakan dari arah sofa di belakangnya, meski ia takut langkah kakinya malah menghampiri sofa tersebut.
"Siapa disana?" Tanya Heejin.
Tidak ada respon sama sekali, angin dari arah jendela cukup kencang membuat badannya terasa dingin.
"Aku lupa menutup nya" Heejin pergi kearah jendela di samping sofa.
Ketika Heejin hendak menutup jendela terdengar langkah kaki orang ke arah kamarnya.
"Kok suasana nya jadi horor sih" batin Heejin.
Setelah menutup jendela Heejin ke kamar mandi.
Ketika Heejin keluar dari kamar mandi, ia melihat sosok seseorang duduk disofa menghadap nya.
"Oh tuhan yang benar aja" Heejin menunduk sambil jalan.
Heejin berjalan ke kasur nya dengan melihat kebawah tidak berani menoleh ke manapun.
"Heejin?"
Sebuah suara yang memanggil namanya dengan suara berat dan serak.
Heejin membeku ditempat ketika mendengar namanya dipanggil oleh sebuah suara berat dan serak.
Meski masih takut setengah mati, Heejin memberanikan diri untuk menoleh ke arah suara tersebut.
Ternyata seorang pria yang tengah duduk di atas sofa dengan rambut kusut baru bangun. Heejin mengehela nafas karena merasa jantungnya sempat akan lepas dari tempatnya.
"Kau...? Kenapa kau di sini ?"
.
.
.
.
Hyunjin membantu Heejin kembali ke kasur nya dan tiang penggantung infus telah kembali ke tempatnya.
"Apa yang kau lakukan disini malam malam?" Tanya Heejin.
"Temanku tidak bisa datang, jadi aku menemanimu malam ini" ujar Hyunjin menarik selimut menutupi setengah badan Heejin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuntunan Dyhan
Teen FictionBukankah melelahkan hidup dengan tuntutan? Terasa tercekik. Itulah yang ku rasakan hingga sesak untuk bernapas namun ku harus memakai sebuah topeng bahagia agar semua terlihat baik baik saja