Satu

11 1 4
                                    

Ia memasuki gerbang sekolah barunya dengan hati berharap akan dunia baru.

"Nggak kerasa udah SMA." batin Ara dengan senyuman lebar yang terukir di wajahnya. Tiba-tiba, segerombolan cewek dengan rok span di atas lutut mendorong tubuh Ara, membuat cewek bertubuh gemuk itu tersungkur mencium aspal.

"Misi dong, punya mata ga sih, gue mau lewat!" sahut Putri, salah seorang dari pasukan rok span barusan. "Bukannya kakak yang nabrak saya?" balas Ara lantang. "Gausah nyari ribut anjing."

"Saya manusia."

"Oh ya? Bukannya lo babi? HAHAHA." kata Putri sambil menendang pelan tulang kering Ara.

"Udahlah cabut aja mager gue ngurusin manusia gini, eh maksud gue babi haha." ejek Nina salah seorang teman dekat Putri yang berada dibelakangnya.

"Babi ngomong babi? Mereka siapa sih? Mentang-mentang kakel, dasar kakel nggak guna, terus kalo begini lu seenaknya ngatain gue gitu?" ucap Ara sambil menebas lututnya yang kotor karena tersungkur mencium aspal.

 "Boleh minta tolong nggak?" ujar Ara sambil menjulurkan tangannya ke seorang cowok dengan earphone di telinganya yang lewat di hadapannya. Cowok itu hanya lewat tanpa membantunya.

 "MAS TOLONGIN SAYA PLIS!" sahut Ara dengan nada sedikit tinggi. 

"Eh? Sorry gue nggak denger." balas grastha sambil membalikkan tubuhnya dan berjalan menghampiri Ara. 

"Makasih." ujar cewek bernasib malang itu sambil terseyum tipis.

Namanya Orzora.  Cewek yang kerap disapa Ara ini memang berbadan gemuk sejak balita. Ia kerap dibully karena memiliki badan yang gemuk, akan tetapi ia selalu menerapkan prinsip 'gue gak gendut cuma berisi aja' Ibunya kerap  menegur ara untuk diet akan tetapi Ara  selalu menjawab 'iya besok'. Ara anak yang asik, sebenarnya. Dia memiliki sahabat saat masih SMP bernama Dian dan Ira, akan tetapi Ira bukanlah sahabat Ara sejak mereka memiliki konflik kelas 8 SMP, dan sekarang Ara hanya memiliki Dian sebagai teman dekatnya. Namun mereka harus berpisah karena berbeda sekolah

Oke back to topic.

Ara pun berjalan mendekat melihat daftar kelas yang sudah ditempel dimading. 

"Yah gue dapet IPA 1 lagi mager banget dah, SMP kelas A mulu lagi." ucap Ara dengan malas, padahal sebenarnya kelas pertama itu adalah kelas unggulan dikalangan sekolah-sekolah.

 "Misi sorry." kata seorang cowok yang berada dibelakangnya 

"Oh iya sorry-sorry," Jawab Ara sambil menggeser tubuhnya sedikit. "Ini cowok yang tadi bukan si?" batin Ara sembari menatap cowok yang berada disebelahnya tersebut. 

"Kenapa?" kata grastha sambil menoleh ke arah Ara yang sedang menatapnya. 

"Eh?"

"Lu ngapain liatin gue?" sambil sedikit menghadapkan badannya ke arah Ara. 

"Yah kecyduck dah, mampus hidup gue." batin Ara dengan detak jantung yang tiba-tiba berdegup kencang.

 "Ha? apaan? btw lu tadi bantuin gue bukan si?" jawab Ara dengan nada yang sedikit terkaget. 

"Iye" balas grastha sambil membalikkan badannya ke arah papan pengumuman. 

"Lu kelas 10 juga?" tanya Ara penasaran. 

"Gak." ucap grastha dengan nada datar. 

"Lah kok-?"

"Ya iyalah astaga." jawab grastha malas

"Oh."

Bel masuk pun berbunyi, dengan cepat Ara ingin memasuki kelasnya berharap masih ada bangku kosong yang tersisa. 

"Eh udah bel, gue duluan ya dah.." kata Ara sambil meninggalkan cowok yang masih mencari namanya di daftar kelas tersebut. 

"Aneh banget tuh cewek." gumam Grastha sambil menatap kepergian Ara dengan senyuman tipisnya.

Ara pun berlari melewati koridor menuju ke kelasnya.

prak.

Secara tidak sadar ia menabrak seseorang cowok yang sedang memegang buku dan berkas-berkas di depannya, dan alhasil barang-barang tersebut pun terjatuh. 

"Eh sorry kak, saya gak sengaja" kata Ara sambil mengambil barang-barang yang berjatuhan ke lantai.

"Makanya jalannya liat-liat ya, udah sana kamu masuk ke kelas aja murid baru kan? Biarin Saya aja yang ngambil ini barang-barang" jawab Nata seraya mengambil barang-barang yang jatuh. 

"Oh, makasih ya kak" ucap Ara sembari bangun dan jalan menuju kelasnya.

"OMG! Ini siapa yang nabrak kamu? Sampe jatohan kek gini, mana orangnya kasih tau cepetan!"  sahut putri dengan nada tinggi melihat berkas-berkas Nata yang jatuh. 

"Lu berisik, diem bisa gak? Malu-maluin aja." ujar Nata sambil menatap sinis putri dan berjalan pergi meninggalkannya. 

"NATA!! WOI!!TUNGGUIN!!" jawab Putri berteriak sambil lari menghampiri Nata.

~

Ara berlari menghampiri kelasnya. "Oh ini ya?" Kata Ara dengan nafas yang ngos-ngosan. Ara pun memasuki kelasnya dengan berharap masih ada sisa bangku untuknya. 

"Oh itu dia." Batin ara sambil melihat bangku kosong yang berada di pojok tengah kelas. 

"Misi, gue boleh duduk sini nggak" ujar Ara kepada cewek yang sedang memakai earphone di sebelah bangku kosong tersebut.

 "Lah dianya kagak denger yak?" Kata Ara dengan bingung.

"Permisi, gue boleh duduk disini nggak?" Ucap Ara sambil mencolek bahu cewek tersebut. 

"Oh iya, silahkan." jawab cewek itu sembari membuka salah satu earphone yang berada di telinganya. 

"Nama lu siapa?" Tanya Ara kepada wanita tersebut. 

"Nama gue Azallea panggil aja Lea tapi lebih enak si Lia, terserah lu deh mau manggil gue apa,  manggil gua istri Sehun juga gapapa, kalo lu?" ujar wanita tersebut sambil tertawa kecil

"Oh nama gue Orzora, panggil gua istrinya Chanyeol." kata Ara sambil tersenyum melihat Lia. 

"Ohh, berarti gue manggil lu rara kan?" jawab Lia terseyum tipis. 

"Ara aja, gue biasa dipanggil Ara. Gue manggil lu Lia aja ya? Gapapa kan?" ucap Ara kepada Lia. "Iya lia aja." ujar Lia dengan senyumnya. 

Mata Ara tiba-tiba menangkap seseorang cowok yang sedang berjalan memasuki kelasnya tersebut. 

"Lah ini cowok yang tadi lagi kan?" batin Ara dengan muka sedikit terkaget. 

"Lu kenal dia?" kata Lia seraya menatap muka Ara kebingungan. 

"Ha?" jawab Ara tersadar. 

"Ho?" ujar Lia. 

"Kagak, tadi pas gue lagi liat daftar kelas ketemu dia gitu dah" ucap ara sambil menggaruk pelan kepalanya. 

"Lu yang tadi jatoh trus ditolongin dia itu bukan si?" tanya Lia. 

"Iya kok lu tau?" balas Ara kebingungan. 

"Iya tadi gue liat lu dari kejauhan gitu, terus pas mo nolongin lu gue gak sengaja nabrak tuh cabe." ucap Lia sambil memutar bola matanya dengan malas. 

"Cabe? Siapa?" kata Ara menatap serius Lia. 

" Itu orang-orang sok ngehits tapi kek cabe." ujar Lia dengan nada malas.

 "Siapa?" tanya Ara lebih serius. 

"Wailah santai aja kali liatin gue nya." ucap Lia melihat muka Ara yang sangat serius itu. 

"Hehe, gue emang gitu orangnya, kepo-an." jawab Ara malu.

 "Ituloh ra kakel cewek yang pake rok span ketat, yang segerombolan." ucap Lia sambil sedikit melotot. "Oh yang ituu tadi gue juga-"

"Selamat pagi anak-anak." sapa Bu Mulati sambil diikuti seorang anak laki-laki.

"Menurut lu dia cakep?" tanya Lia

Ara mengernyit sambil tersenyum kecil.

"Maybe yes,"



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 20, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

She Was PrettyWhere stories live. Discover now