"Shit..."
Jaehyun mengumpat sembari mengamati beberapa lembar surat tagihan yang ada di hadapannya. Ia sudah kekurangan uang untuk makan dan sekarang surat-surat tagihan laknat tersebut muncul.
"Listrik, seratus dua puluh ribu won. Air, lima puluh tiga ribu won. Internet, tujuh puluh sembilan ribu won."
Pemuda dua puluh tahun itu dengan sigap membuka applikasi netbanking di ponselnya untuk mengecek berapa jumlah uang yang ia miliki. Kedua matanya membulat ketika melihat angka yang tertera di layar.
"Tiga ratus lima puluh ribu won? Aku harus membayar semua tagihan ini, bagaimana aku bisa bertahan hidup hingga eomma mengirim uang dua minggu lagi?"
Ia menyesal karena sudah menghabiskan hampir delapan ratus ribu won untuk membeli sweater merah muda dari Balenciaga beberapa hari yang lalu. Jika boleh jujur, Jaehyun hanya membeli sweater tersebut karena tidak ingin dipandang rendah oleh teman-temannya. Jaehyun merupakan salah satu anggota dari bimbo squad, sebuah julukan untuk grup yang beranggotakan lima mahasiswa openly gay, termasuk Jaehyun. Mungkin banyak orang yang tidak mengerti mengapa seisi universitas menjuluki mereka yang berjenis kelamin laki-laki dengan sebutan bimbo. Well, they are male bimbos, good looking but extremely dumb.
Jika Ten, Taeyong, Kun dan Jeno selalu pergi ke kampus dengan baju dan aksesoris mahal, Jaehyun tidak boleh datang dengan mengenakan hoodie dan celana jeans usang favoritnya. Kedua orangtua Jaehyun memang cukup kaya, tetapi mereka tidak memanjakan Jaehyun dan hanya memberi Jaehyun uang secukupnya untuk makan dan berbelanja sewajarnya. Mereka berdua bahkan menyekolahkan Jaehyun di Seoul agar ia menjadi lebih mandiri. Jaehyun hanya bisa bertemu mereka setahun sekali karena pekerjaan mereka di Amerika tidak bisa ditinggal.
"Bagaimana ini? Aku tidak mungkin meminta uang lebih dari eomma, ia pasti akan menghukumku!"
Jaehyun membuka inbox email miliknya dengan tidak bersemangat. Ia baru ingat jika Dosen Kim berkata bahwa ia akan mengimkan email tentang perincian tugas yang harus dikumpulkan minggu depan. Saat Jaehyun sedang sibuk mencari email penting itu, sebuah email yang mencurigakan menyita perhatiannya.
"Sensualcams? Gay cams?"
***
"IS THAT GUCCI?"
Ten, anggota bimbo squad yang memiliki tubuh paling mungil memekik tidak percaya ketika Jeno datang dengan oversized cardigan berwarna shocking pink. Kadang Jaehyun heran bagaimana bisa Ten menebak merek pakaian dengan sekali lihat. Terlebih lagi, tidak ada logo Gucci di cardigan tersebut.
"Iya, daddy membelikannya untuku."
"Oh my god, Jeno! You finally slept with him?"
Jaehyun menatap Jeno tidak percaya. Memang, sejak empat bulan yang lalu, Jeno memiliki seorang sugar daddy. Seorang pria tampan berusia tiga puluh lima tahun yang merupakan pengusaha sukses. Lee Donghae, nama pria tersebut. Donghae memang sering membelikan Jeno hadiah mahal, mulai dari perhiasan, pakaian hingga tas. Sayangnya, beberapa minggu yang lalu ia berkata bahwa ia tidak akan membelikan apapun untuk Jeno hingga pemuda itu mau berhubungan seks dengannya. Donghae merasa kesal karena Jeno terus menolak untuk tidur dengannya padahal ia sudah menghabiskan banyak uang untuk mebelikan Jeno hadiah mahal.
"I had no choice, hyung. Daddy akan membuangku jika aku terus menolaknya."
"Sudahlah, Jae. Jeno sudah delapan belas tahun, sudah waktunya ia melakukan hal-hal seperti itu."
YOU ARE READING
Camwhore
Fanfiction[ NCT ] Seo Youngho/Johnny x Jung Yoonoh/Jaehyun (JohnJae). Jaehyun memulai karir sebagai seorang camboy alias pria penghibur online untuk membiayai gaya hidup mewahnya. RATED M! NO KIDS ALLOWED!