Love Won't Hurt

2.9K 412 23
                                    

Seumur hidup, Hyunjin selalu dikelilingi oleh orang-orang yang baik. Orang tuanya merupakan sepasang Alpha dan Omega yang membangun rumah tangga dengan kasih sayang dan keharmonisan. Lalu setelah tumbuh remaja, Hyunjin menemukan Lucie. Seorang Omega cantik yang memiliki latar belakang keluarga tak jauh beda dengannya. Karena memiliki segudang kecocokan, Hyunjin-pun diam-diam mulai jatuh hati. Mereka menjalin hubungan serius ketika Hyunjin tahu Lucie juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya.

"Kita pasti akan jauh lebih bahagia bersama mate yang benar-benar ditakdirkan untuk kita."

Ucapan Lucie kala itu kembali terulang di kepala sang Alpha.

Ia menggigit bibirnya gusar. Hatinya mengatakan bahwa Lucie sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi apa? selama mereka pacaran, Lucie tidak pernah sekalipun berbohong padanya. Apa kira-kira yang membuat gadis itu berbeda belakangan ini?

Hyunjin tidak bermaksud berburuk sangka, ia hanya merasa bahwa Lucie-nya tidak lagi sama. Gadis itu seperti sedang... menjaga jarak sekarang.

Dengan kecamuk hati yang meresahkan, Hyunjin beranjak keluar kearah lantai balkon kamarnya.

Langit malam terlihat suram kala itu. Musim hujan membuat cuaca menjadi sangat dingin. Hembusan kencang dari lantai atas seolah membekukan kepala Hyunjin; membuat ia sejenak dapat melupakan kegusarannya.

Tak lama, Hyunjin menangkap sesuatu berjalan mendekat. Ia hampir terjungkat karena mengira bahwa itu adalah sesosok hantu. Namun Hyunjin bergeming, kedua matanya memercing berusaha memastikan bahwa netranya tidak menangkap visual yang salah.

Apakah itu Yang Jeongin?

"What the fuck..."

Itu memang Jeongin. Berjalan sendirian kearah rumah Hyunjin seperti orang gila dan penuh air mata.

Hwang Hyunjin tidak menunggu lama dan melesat turun ke lantai bawah saat itu juga.

"Jeongin? Apa yang kau lakukan disini?!" Bentak Hyunjin tidak percaya. Pemuda itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling, karena tidak melihat ada satu kendaraan apapun di belakang Jeongin, Hyunjin sadar bahwa pemuda gila ini datang dengan berjalan kaki.

"Bolehkah aku masuk kedalam, Hyunjin? A-Aku kedinginan."

"Oh," Pria Hwang mengerjap linglung, "Ya, Sure."

Dan Jeongin-pun masuk kedalam kediaman Alpha-nya.

"Jadi katakan, apa yang kau laku—

Jeongin tidak sudi menunggu Hyunjin melayangkan kalimat lain dan segera membungkam Alpha itu dengan ciuman. Berharap Hyunjin dapat mengenalinya sebagai mate, berharap Hyunjin bisa mengerti. Tangan Jeongin yang ringkih memeluk tubuh pasangan-nya dengan begitu erat, hatinya terasa hancur... kesempatannya hampir habis, ia akan mati, dan ia tidak memiliki pilihan lagi.

Kalau Hyunjin memang tidak mau berpasangan dengannya, setidaknya ia harus mating dengan pemuda itu malam ini juga. Keputusannya sudah bulat, mampu atau tidak, ia harus tidur dengan Hyunjin meski Jeongin harus dipukuli sekalipun.

"Selamat ulang tahun. Aku tahu ini masih terlalu cepat, a-aku mengucapkannya karena waktuku tidak banyak lagi." Jeongin yang terluka menelan isakkannya dengan susah payah, walau sambil tertangis, dia tetap menatap Hyunjin seolah pria itu adalah hal terindah dalam hidupnya.

FATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang