Mengenang Masa Lalu

14 3 0
                                    

            4. Mengenang Masa lalu

***

Saat aku ingin mendudukan diri di sofa ruang tamu, seseorang mengetuk pintu sambil mengucap salam. Aku sedikit berlari menuju pintu, sambil membalas salam aku membuka pintu. Aku melihat ada sepasang suami istri yang setengah baya tersenyum kearahku.

"Sintanya ada?" kata bapak itu.

"Ada. masuk dulu pak, bu, aku panggil mama dulu." ucapku sambil mempersilahkan suami istri itu masuk, mereka duduk diruang tamu, aku bergegas menuju kamar mama.

"mahh?" panggilku sambil mengetuk pintu kamarnya.

"bentar, sayang." ucap mama dari dalam.

Setengah menit kemudian mama membuka pintu kamarnya, aku segera memberi tau jika ada tamu. Aku melihat mama langsung tersenyum senang, dia menyuruhku untuk membuatkan minum untuk suami istri itu, sedangkan mama dengan semanganya berjalan menuju ruang tamu.

Selesai membuat tiga gelas teh manis, aku segera meletakkan teh manis itu di meja ruang tamu.

"Rin, Di, masih inget enggak sama anakku Caramel. yang dulunya ribut terus sama Alvaro." kata mama sambil tertawa, aku tersenyum ke arah mereka, mereka juga membalas semyumku.

"Ohhh iyaa.., ya ampun.., Mereka berdua tuhh kalo ketemu pasti ribut terus ya sin. Sekarang udah gadis aja kamu kar, makin cantik lagi." kata bu Rina, Aku hanya tersenyum.

Kemudian, Mama memintaku duduk disebelahnya. "Kamu masih ingat kan kar, ini Pak Andi sama Bu Rina, Orang tuanya Alvaro."

"iyaa mahh, aku masih inget ko." kataku seraya tersenyum.

Mama mulai menceritakan kedatangannya orang tua Alvaro dan alasannya mereka pindah lagi ke jakarta. Aku hanya tersenyum ketika mereka saling bercerita.

"Oh iya, mama lupa, mama mau ambil kue dulu."

"Ehh...enggak usah repot-repotlah, Sin." kata Pak Andi.

menurutku Pak Andi masih sama seperti dulu, hanya saja yang membedakan penampilannya mungkin sekarang dia udah semakin mapan.

"Nggak papa." ujar mama sambil mengibaskan tangannya, dia beranjak dari duduknya berjalan menuju dapur.

"Caramel apa kamu satu kelas dengan Alvaro?" tanya ibu Rina.

"iyaa tante. Kara satu kelas sama Alvaro." jawabku. Pak Andi dan bu Rina menganggukkan kepalanya.

"Apa kamu sudah punya pacar?" Pertanyaan yang dilontarkan Pak Andi hampir membuatku tersedak ludah sendiri.

"bell--belumm om. Tapi kara mau pokus sama pendidikan dulu aja. Lagian kara masih anak 2 SMA, perjalanan kara masih panjang, Om." kataku gugup dan berbicara apa adanya saja.

Mama datang dengan membawa kue yang sudah dipotong-potong, lalu menaruhnya dimeja, dia duduk disebelahku.

"Mah, om, tante, aku ke belakang dulu ya." kataku. Mereka bertiga hanya membalas dengan menganggukan kepalamya saja.

Aku pergi ke kamar dan merebahkan tubuhku. memijat keningku, sambil memejamkan mata. Sekelibat Kenangan bersama Alvaro dan Rifaldi muncul dipikiranku.

     Saat itu kami sedang di bermain di pinggir sawah melihat pemandangan yang indah dan sangat luas di kota Bandung.

    Dulu kami sering bermain disini dan bercerita kisah yang menarik. Kita juga membuat rumah pohon supaya saat kita sedang bermain disini kita ga kehujanan.

"Mell, val janji ya kita bakalan terus bersahabat sampai kapanpun." Kata rifal sambil mengulurkan jari kelingkingnya menandakan bahwa mereka akan berjanji. Dan kemudian diikuti keduanya. "Kita Janji."

Caramel✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang