Ep.00

15 1 0
                                    

"Jika kamu berpikir tuhan memberikanmu ujian yang terlalu berat hingga membuatmu terjatuh dan putus asa, kamu salah. Karena tuhan tidak akan memberikan ujian melebihi kesanggupanmu."

Jasmine Amanda

Namaku adalah Jasmine Amanda, aku seorang anak yatim piatu yang diadopsi oleh keluarga Almaendra pada saat usiaku 6tahun.

Saat itu Nyonya dan Tuan Almaendra yang kini ku panggil Mom dan Dad itu memiliki seorang anak laki-laki yang berusia 9tahun yang menjadi kakakku, Aquino Almaendra. Katanya Mom tidak bisa lagi memiliki anak setelah melahirkan Kak Ino, dan akhirnya mereka sepakat untuk mengadopsiku.

Hidupku berubah 180° setelah menjadi bagian dari kelurga mereka. Mereka begitu menyayangiku seperti keluarga mereka yang sesungguhnya.

Setelah kepedihan yang kualami, karena kedua orangtuaku meninggalkanku dalam kecelakaan mobil, dan bibiku yang hanya ingin memiliki harta keluargaku seutuhnya dan mengirimku ke panti asuhan.

Setelah gelap berlalu terbitlah fajar, dan cahaya akan datang menemanimu.
Kesakitan tak akan bertahan lama. Dan kebahagiaan akan datang menghibur.

Aku tumbuh dengan bahagia. Hingga aku duduk di bangku SMA.
Aku tidak ingin berpisah dengan keluargaku yang kesekian kalinya.

Aku tidak peduli orang akan berpikir buruk tentangku, atau tidak ingin dekat denganku aku tidak keberatan. Asal aku tetap bersamamu kak.

Tapi mengapa mereka tidak bisa menerimaku seperti keluarga Almaendra.
Sedikit saja. Tak bisakah?

Mereka menjauhiku dan mengucilkanku setelah mereka tahu darimana asalku.
.
.
.
Air mata itu tiba-tiba menyerobot keluar dari kelopak mataku melewati pipi chubby ku dan menghilang disudut dagu. Hanya meninggalkan jejak basah dan isakan.

"Hey, Mine! Ada apa? ada yang nakal di sekolahmu?" Kak Ino yang duduk di kursi kemudi bertanya dengan raut wajah bingung. Segera ia menepikan mobilnya.

"Mine?"

Kak Ino menghembuskan napas berat karena aku tak menghiraukannya sama sekali. Aku tetap ingin fokus pada kesedihanku. Pada rasa sesak di dadaku. Menghapalkan lirik tangisanku dengan suara sumbang.

"Kamu diam aja dari tadi, terus sekarang nangis. Jangan bikin kakak khawatir dong mine."

"Maaf." Hanya itu yang bisa ku ucapkan.

Kepalaku sedikit tertunduk ke bawah karena Kak Ino dengan inisiatif memakaikan topinya dikepalaku.

"Nah, sekarang ingusmu tidak akan terlihat olehku. Jangan minta maaf lagi. Janji di rumah harus cerita ya."

Ia menyalakan mesin dan kembali melanjutkan perjalanan pulang.

"Ish. Apa itu. Menghibur atau mengejek. Menyebalkan!" Umpatku dalam hati.

Sepanjang perjalanan pulang aku hanya menangis, setelah bosan. Aku memainkan rintik hujan yang terperangkap di kaca mobil dengan jariku. Menikmati kesejukan yang di suguhkan oleh hujan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Royal WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang