𝙻𝚊𝚌𝚞𝚗𝚊 - 𝙿𝚊𝚛𝚝 𝟷

57 6 2
                                    

LACUNA

(n.) A blank space, a missing part.

"Selalu dengarkan hatimu, karena meski dia berada di bagian kirimu, dia selalu benar." – Nicholas Sparks.


【Part:1】

Suara jepretan kamera yang berbaur dengan kilauan blitz membuat mata coklat milik Jake Alexander menyipit.
Ia menyunggingkan senyumannya ketika kakinya melangkah keluar dari mobil yang membawanya tepat di pintu masuk salah satu hotel terbesar di Milan.
Puluhan pertanyaan dan permintaan wartawan langsung mendarat kepadanya.
"Jake! Ke arah sini!"
"Jake! Kau datang? Bagaimana dengan pernikahanmu?
"Jake! Jake!"

Sungguh Jake ingin sekali menutup kedua telinganya atau membungkam seluruh wartawan yang ada di sana.

"Kau memotong rambutmu." bisik seorang wanita berpakaian sangat sexy yang kini menemaninya menyusuri karpet merah menuju lobi. "Cassie. Aku dengar kau mendapatkan peran utama di film itu!' 
" The Sound of Mockingbird, karya Jonathan Smith!" balas wanita cantik itu dengan riang. "Aku benar-benar bahagia mengetahui jika kaulah terpilih." sambut Jake dengan senyuman tulus sembari memeluk salah satu orang yang pernah menjadi modelnya.
"Dan aku ingin kau membiarkanku mengenakan gaunmu dalam konferensi pers nanti." lanjut Cassie.
"Dengan senang hati aku akan membuat satu gaun khusus untukmu, Nona." balas Jake berpose layaknya seorang pangeran yang membungkukkan tubuhnya, membuat tawa kecil lepas dari bibir Cassie.

Jake Alexander. Pria tinggi berambut ikal coklat itu adalah salah satu perancang busana terkenal asal New York. Ia sudah berkarir lebih dari sepuluh tahun yang akhirnya membuat namanya mendunia. Para model dan artis bahkan berlomba-lomba untuk bisa mengenakan pakaian hasil karyanya.
"Lihat, siapa ini!" seru seorang wanita cantik dengan gaun berwarna krem yang membalut indah tubuhnya. 

"Zoe Moretti." sahut Jake yang meraih pinggang Zoe sebelum mendaratkan sebuah kecupan di pipi wanita Italia itu. "Aku senang kau menyempatkan waktumu untuk datang mengingat apa yang terjadi padamu." sahut Zoe dengan binaran di matanya.

"Bagaimana mungkin aku melewatkan hari jadi D'arte di Moretti?  Semua orang pun akan mati-matian berharap mendapatkan undanganmu, Zoe." gurau Jake mendapatkan sebuah pukulan kecil dari Zoe yang terkekeh.
"K. Young," sapa Jake melihat seorang pria bertubuh proporsional berdiri di belakang Zoe dengan tatapan datar.

"Jake Alexander." balas K menjulurkan jemarinya malas, membalas jabatan tangan yang diulurkan oleh Jake.
Zoe melihat dua pria itu dengan menghela napas kecil, sebelum memfokuskan kembali tatapannya pada Jake dan berkata, "aku benar-benar menyesal, Jake. Apa kau yakin kau akan baik-baik saja?"

Jake menganggukkan kepalanya. "Aku memiliki alasan untuk datang kemari, Zoe." balas pria itu menyunggingkan sebuah senyuman kecil yang seketika mendapatkan tatapan tajam dari K.

"Mom, masuklah. Banyak tamu yang menunggumu." celetuk K yang mendahului masuk ke ballroom. Zoe mendecak kecil ke arah putranya, "ayo Jake, kau adalah tamu spesial yang aku tunggu. Abaikan anak itu jika dia mengganggumu." kata Zoe yang menggandeng tangan Jake yang kemudian berjalan menuju ballroom. Yang dibalas kekehan kecil dari Jake.

Nuansa putih dan silver seketika memenuhi pemandangannya. Ratusan orang berdiri dan berbincang dengan hampir seluruhnya menggenggam segelas champagne di tangan mereka.

"Grazie." ucap Jake saat mengambil segelas champagne dari pelayan yang menawarkannya.

"Daisy, kemarilah!"

Hampir saja.
Hampir saja gelas yang dibawa oleh Jake terjatuh dari tangannya ketika mendengar Zoe memanggil nama itu.

Detak jantungnya kini sudah berubah tidak karuan ketika mendengar langkah demi langkah sepasang hak sepatu yang berjalan mendekatinya. Ia bisa merasakan hawa panas keluar dari tubuhnya dengan mata yang melirik Zoe yang melambaikan tangannya ke arah belakang tubuhnya.

𝙇𝙖𝙘𝙪𝙣𝙖 (✔)Where stories live. Discover now