1

14 9 4
                                    

"Apa salah ku??"

Itu lh yg sekarang ada di dalam benakku,sebegitu buruknya kah aku di mata semua orang hingga mereka selalu memandang tak suka ke arah ku.

Aku sedang berjalan di koridor sekolah menuju kelas,aku menatap heran pada semua orang yang memandang tak suka padaku memang ini bukan pertama kalinya tapi bisakah mereka tidak memandangku seperti itu.

"Hufttt........"
Aku sangat lelah sebenarnya bersekolah di sini rasanya tempat ini seperti neraka bagiku entah mengapa ibuku memasukkan ku ke sekolah ini.

"Rista....!!"
Aku menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang memanggil namaku.

"Oh....kamu Lia kenapa??"tanya ku.

"Nanti sore kita pergi ke tempat biasa ya!"

"Oke....."

Dia Lia dia adalah teman satu-satunya yang ku punya di sekolah ini,sore ini kita bakal kumpul di tempat biasa kita ngehabisin waktu.

Kringgg......

Aku langsung memasuki kelas bersama dengan Lia,aku dan Lia berada di satu kelas dan Lia adalah teman sebangku ku.

Aku dan Lia duduk di bangku paling belakang,kami berdua adalah siswi yang terkenal paling bodoh di kelas bahkan di sekolah ini tak usah di tanya kami berdua adalah dua siswi yang mendapat predikat pringkat terakhir bahkan siswa laki-laki lebih pintar dari pada kami berdua tapi apalah daya sekeras apapun aku belajar tetap saja aku akan berada di peringkat 35 dari 35 siswa-siswi di kelas ku jangan tanyakan Lia dia adalah peringkat yang ke 34 setidaknya dia lebih baik daripada aku.

-

Sore ini aku akan pergi bersama Lia ke tempat kami biasa menghabiskan waktu bersama teman-teman.
Walaupun di sekolah aku hanya mempunyai Lia sebagai teman tapi di luar sekolah aku memiliki banyak teman dari sekolah lain.kalian pasti tau teman-temanku berkategori seperti apa,kami adalah anak yang dianggap pembuat masalah di sekolah,pencari sensasi,dan di cap sebagai anak yang benar-benar bodoh.

Ia terserah apa kata orang di luaran sana yang tau hidup kami adalah kami sendiri lagian tak ada gunanya menjelaskan pada mereka semua toh kami sudah di cap kan dan kami benar bodoh.

Disini lah kami di rumah kecil tempat kami berkumpul,anak-anak kurang kasih sayang,anak-anak broken home,anak-anak yang tak pernah diperhatikan.
Dan disini lah aku berada,aku adalah anak broken home orangtuaku berpisah karena adanya orang ketiga diantara mereka berdua,aku memilih tinggal bersama ibuku karena ayahku lah yang membawa orang ketiga dalam hubungan mereka,dan aku tidak suka pada kenyataan itu.

Saat ibuku berpisah dari ayahku,ibuku mulai tidak perduli padaku ia lebih sering meninggalkan rumah,sampai-sampai dia tidak perduli aku betah atau tidak di sekolah  yang dipilihkannya untukku.

Sudahlah nasi sudah jadi bubur tak bisa ku pungkiri mungkin ini takdirku,mungkin jika aku tidak masuk sekolah itu aku tak akan bertemu temanku Lia.

"Rista.....!!"

"Oh....lo Vin kenapa?"

"Kagak papa Ris gua cuma manggil lo aja heheh......"

"Kagak jelas lo Vin"

"Oh iya lo liat June gak?"

"Kagak..."

"Kemana tu anak ya jam segini kok belom nongol-nongol juga"

"Mungkin lagi jemput pacar barunya kali"

"Siapa lagi yang di permainin ama tu anak,abis entar stok perawan di dunia ini elo kagak kebagian lagi dah vin"

ENOUGHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang