01

38 7 2
                                    

Tok tok tok

Terdengar beberapa kali ketukan pintu dari luar kamar Selena, namun Selena tak kunjung membuka pintunya. Ia malah sibuk memeluk erat bantal gulingnya dengan air mata yang terus menerus keluar membasahi pipinya.

Ada rasa sesak yang memenuhi rongga dadanya seakan ingin menerobos keluar melalui rusuknya. Tak henti-hentinya pintu itu terketuk, sambil sesekali diselingi suara sosok perempuan yang selama ini sangat ia sayangi, siapa lagi kalau bukan Almira, Maminya Selena.
"Buka pintunya nak, mami mau ngomong sama kamu"
"Kamu harus dengar dulu ceritanya, biarkan mami masuk"
"Tidak ada orangtua yang mau menjerumuskan anaknya"
Hanya kata-kata itu yang sempat terekam setelah sekian banyak bujuk rayu yang dikeluarkan oleh Almira, agar Selena segera keluar dari kamarnya.

KECEWA
Mungkin satu hal itu yang sudah memenuhi seluruh pikiran yang ada di kepala Selena saat ini. Selena kecewa dengan kedua orangtuanya, kenapa mereka tega jodohin gue sama orang yang sama sekali gak gue kenal, batin Selena terus berprasangka butuk tentang apa yang telah direncanakan oleh kedua orangtuanya itu.

Tanpa disadari, suara ketukan pintu dan juga suara panggilan dari Almira sudah tidak terdengar lagi. Ada sedikit perasaan lega di hati Selena setelah itu, ia memutuskan untuk pergi dari rumah malam itu juga. Selena pun berniat untuk menghubungi Karina, sahabatnya sejak kecil. Namun ada satu notifikasi pesan masuk yang membuat Selena mengurungkan niatnya untuk pergi malam itu, notifikasi itu berasal dari Dirga, Kakak laki-lakinya.

Bang dirga: buka pintu kamarnya skrng!

Tanpa membuka pesan itu, Selena pun segera beranjak dari kasurnya menuju pintu kamarnya untuk segera membukakan pintu. Dengan wajah yang sangat berantakan, Selena menatap Dirga, berharap Dirga menolongnya agar ia tidak jadi dinikahkan oleh orang asing itu.

Selena tak kuasa menahan rasa yang ada dalam dirinya, entah itu rasa apa, yang jelas saat itu ia sangatlah rapuh. Tanpa disadari, air matanya mulai menetes lagi.

"Hei, udah gue bilang. Gue gasuka liat adek kesayangan gue nangis. Apalagi nangisnya depan gue." ucap dirga sembari mengelus pipi Selena yang basah karena air matanya.

Selena masih menatap Dirga penuh harap. Saat ini, mungkin hanya Dirga yang bisa membantunya. "Abang sayang selen kan?" tanya Selena yang tiba-tiba saja memeluk Dirga sangat erat.

Dirga mengusap rambut Selena yang terurai dengan sangat lembut, "tanpa gue jawab, lo juga bakal tau kan jawabannya? Yaudah sekarang kita ngobrolnya sambil duduk aja,"
Selena pun melepas pelukannya dan segera menuju sofa yang terdapat di kamarnya, disusul dengan dirga di belakangnya.

"Mami sama papi.. Kenapa mereka jahat sama selen?" tanya Selena sambil menahan tangisnya yang hampir pecah lagi.

"Sttt.. Lo gaboleh ngomong gitu, seandainya lo tau cerita sebenernya, apa lo masih mau nyalahin mami sama papi?" kata Dirga dengan wajah yang berubah menjadi muram.

"Cerita apa bang?" tanya Selena Penasaran. Seakan tak mau berbagi kesedihan, namun apapun yang terjadi, Selena berhak tahu semuanya, sebab disini ia yang akan dikorbankan.

"Satu bulan yang lalu, perusahaan papi ditipu sama orang. Itu semua bikin perusahaan papi rugi besar, dan hampir gulung tikar..." jelas Dirga

"Apa?! Maksud abang, papi bangkrut?" tanya Selena dengan terkejutnya.

.
.
.
.
.
.
Bersambung

Maap kalo masih banyak typo😳

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang