PS 2

0 0 0
                                    

Sahma keliatan begitu pucat siang ini.

"sahma, kantin yuk?" Ajak syaqilla sahabat sahma.

"Ngapain?" Tanya sahma polos.

"Jemur baju gue, ya makan lah guoo.."

"Gue puasa" potong sahma yang meninggalkan syaqilla yang sedang terperangah.

"Sumpah lu? Tumben hahahah!"

"Ayi nyuruh, katanya puasa gue banyak yang bolong kemaren, yaudah gue turutin" jawabnya acuh, membuat syaqilla tertawa "dia puasa juga?" Sahma mengangguk, syaqilla hanya ber"o" ria.

"pala gue pusing la" ia mengubah posisi menjadi tidur beralaskan lipatan tangannya.

"Ohya ampun, baru setengah hari udah tepar, gue telpon Arsya aja" dibalas anggukan oleh sahma.

Tidak sampai 10 menit Arsya sudah duduk di depan mereka.

"Ama, pulang aja yuk? Atau buka puasa aja, hm?" Raut khawatir terlihat jelas di mata Arsya, sungguh ia menyesal menyuruh sahma puasa.

"Pulang? No! Abis Zuhur gue praktikum"

"Kalo gitu buka puasa?"

"No! Gue udah rasa mampus nahan laper setengah hari, trus di suruh batal, ngg mau gue"

"Trus gimana dong?" Sungguh hanya kekhawatiran di wajah Arsya.

Sahma tidak membalas, hanya menarik tangan Arsya ke kepalanya, Arsya yang paham langsung mengelus lembut rambut sahma, membiarkan ia terlelap hingga Zuhur tiba, syaqilla hanya mampu menggeleng melihat kedua sahabat nya.

Saat ini, Arsya larut dalam pemaparan dosen di depan kelas, hujan turun membuat konsentrasi nya pecah "Ama, semoga lu bawa jaket" hanya itu kini di pikirannya.
Lantas mengambil hp, lalu membuka aplikasi WhatsApp.

ArsyaK
Ama, jaket bawa?

20 menit Arsya menunggu, hujan nya tambah gede, Arsya panik, sangat panik, sedangkan sahma masih belum membalas chatnya.

"Kenapa Ar?" Tanya Fina gadis yang hampir 2 Minggu dekat dengannya.

"Gue lagi tunggu sahma" Fina mendengar itu hanya ber "o" ria.

Ting, dengan cepat Arsya membuka hpnya.

Syaqilla
Arsya, dimana?

Bukan sahma yang membalas pesannya, jika seperti ini, Arsya harus segera menemui mereka.

ArsyaK
Sendloc!

Arsya izin kepada dosen dan menitip absen lanjutan kepada kosma nya, melesat membelah hujan menuju lokasi praktikum sahma.

Arsya memarkirkan motornya tepat di depan gedung praktikum, mencari sosok gadis yang sangat ia khawatirkan.

Itu sahma... Yap.
Arsya berlari menemui sahma sedang meringkuk di pelukan syaqilla, mencoba menciptakan kehangatan agar alergi itu tidak muncul di saat seperti ini.

"Sahma" Arsya menarik sahma kepelukannya, mengaliri hangat ketubuh sahma.

"Lupa bawa jaket ya, hm?" Tanya Arsya yang terus mengelus puncak kepala sahma sesekali mengecupnya, sahma mengangguk.

"Ila, bukain tas gue, ambilin jaket!" Pinta Arsya pada syaqila, dengan cepat ia menuruti perintah arsya, memakaikan jaket pada sahma.

"Kita pulang ya?" Sahma menggeleng "aku belum kebagian praktik"

"Ngga papa, ntar gue minta izin ke dosen untuk lu" syaqila meyakinkan sahma.

"Aku tlpn pak Andra ya, bawain mobil kesini?" Sahma pasrah, ia pun sudah tak sanggup menahan hawa dingin, dan gatal di seluruh tubuh nya.

Pak Andra datang, Arsya menyerahkan kunci motornya, dan mengambil kunci mobil, melesat menebas kemacetan dibawah guyuran hujan perkotaan, kurang 20 menit mereka sudah tiba dirumah sahma.

Cekatan Arsya menggendong sahma, membalur tangan, kaki, lehernya dengan minyak telon, mengusap salep ke wajah cantik sahma, agar bengkaknya tidak bertambah luas.

"Ama, nih coklat hangat nya" Arsya tau betul, hanya coklat hangat yang mampu membuat sahma rileks jika penyakitnya datang, persis ketika bunda Arsya -zara-  melakukan hal ini pertama kali bertemu sahma.

Arsya sedang menikmati hujan di depan rumahnya, sayup-sayup ia mendengar suara tangis dari sebrang jalan, ia pun menyebrang, terkejut melihat seorang gadis seusianya memakai seragam SD sedang menangis sesenggukan.

"Hey, aku Arsya, kamu kenapa?"

Yang ditanya tidak menunjukkan ekspresi apapun, ia masih asik menelungkupkan wajah memeluk lutut nya yang gemetar.
Arsya memberanikan diri mengangkat kepala gadis itu.

"Astaghfirullah, ayo kerumah ku"

Wajah dan kulit gadis itu penuh dengan bengkak seperti di gigit nyamuk tapi ini dalam skala besar, hangat, tubuh gadis itupun terasa hangat, lebih tepatnya panas.

Arsya menuntun ke rumah nya, melindungi kepala gadis itu dengan tas punggungnya.

"Bundaaaa!!" Teriak Arsya panik.

"Kenapa Ar? Ya Allah ini anak siapa?"
Tanya Zara-bunda Arsya-

"Gatau, bunda urus yah, aku mau mandi ganti baju"

"Yaudah iya"

Bunda Arsya memasakkan air panas, membantu gadis itu mandi lalu mengoles minyak telon ke seluruh tubuhnya, memberikan selimut dan kenyamanan dengan secangkir coklat panas di genggamannya.

"Nama kamu siapa cantik?"

"Sahma Bu" jawab nya menggigil

Arsya ikut bergabung dengan mereka, menatap gadis itu dengan khidmat, mukanya sudah terlihat normal, bukan bengkak 2 kali lipat seperti yang ia temukan tadi.

"Namanya siapa? Kenapa tadi kok bisa seperti itu? Tanya Arsya panik

"Aku sahma, kalo kedinginan wajah dan seluruh kulit ku akan seperti itu, dari kecil"

Arsya mengangguk tanda paham, lalu  bunda menyuruh arsya mengantar sahma pulang dengan sepeda, karna hujan sudah reda.

"Sahma, nak. Pakai jaket ini ya, supaya ngg kedinginan lagi" Zara memasangkan jaket pada tubuh kecil sahma "ini jaket Arsya kok" sahma mengangguk.

"Hati2 ya Ar" ucap bundanya melepas Arsya dan sahma.

Arsya membonceng sahma dengan sepeda, berdiri anteng di belakang tubuh Arsya memegangi pundaknya agar tidak jatuh.

"Dimana jalannya?" Tanya Arsya pada sahma, lalu ia pun mengarahkan Arsya menuju rumahnya.

Arsya berhenti tepat di depan rumah berpagar merah dengan taman yang memenuhi perkara gan rumah sahma, terlihat simple dan begitu nyaman.

"Sahma, sekolah di SD 03 kan? Besok kita berangkat bareng ya. Aku jemput, jangan lupa jaket mu" sahma mengangguk "terimakasih, hati-hati Arsya".

"Ayi, peluk" rengek sahma. Arsya tersadar dari lamunan nya, tersenyum, lalu memeluk hangat sahma.

"Coklatnya ngg diminum?" Tanya Arsya bingung.

"Kan puasa Ayi" jawab sahma lemas, manik mata nya benar-benar layu, namun masih tersirat semangat dan kehangatan.

"Sejak saat itu gue janji selalu ada buat elu Ama, mengaliri hangat ketubuh mungil mu" batin Arsya.

💦💦💦

Yuhuuuu,, happy reading everyone.

Jangan lupa vote dan comment yaaaahhh..
I need your support hehe .
Mwaahhhh

Salam hangat 😚

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

partnershipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang