5 0 0
                                    

Senin, 11 Februari 2019

Musim dingin masih berlangsung meskipun sedikit demi sedikit tidak sedingin saat pada puncaknya. Para pelajar, pegawai kantor dan para mannequin didalam toko masih mengenakan mantel mereka.

SMA Sam-Il sudah beroperasi seperti biasa meskipun masih ada saja satu-dua siswa yang membicarakan insiden 9 tahun yang lalu. Para atlet renang dari sekolah itu juga masih sering sekali mendapat julukan sebagai "atlet kolam darah" oleh atlet lainnya saat mereka bertanding meskipun sudah beberapa tahun berlalu setelah kejadian mengerikan SMA Sam-Il. Tetapi hal itu tidak menyurutkan tekad mereka —para atlet— untuk mengharumkan nama sekolah di ajang perlombaan renang.

Bunyi bel pertama tanda semua murid harus bersiap-siap untuk masuk baru saja terdengar, itu artinya 15 menit lagi proses belajar mengajar akan dimulai.

Park Mijin, seorang siswi dari kelas 3-5 yang merupakan seorang jenius dari ekstrakurikuler renang itu menapakkan kakinya dipinggiran kolam. Tubuhnya terlihat jelas dari baju renang yang dikenakannya, juga rambut panjangnya yang basahnya menambah poin plus pada wajah cantiknya. Banyak yang mengagumi ia, namun sikap dinginnya membuat beberapa orang menjauhi dirinya.

"Mijin? Seperti biasa kau tidak melewatkan latihan pagi ya?"

"Kalau kau memang sudah tau, maka pergi lah." -Mijin.

"Hahaha baik baik. Tapi sebelum pergi biarkan aku memberitahumu satu hal..." Ia berjalan mendekati Mijin dan kemudian berdiri disampingnya dan berbisik "...dia pasti tidak akan suka kalau orang-orang sering mengunjungi tempatnya."

Mijin menoleh kearah sampingnya, sedikit menengadah lalu memberikan tatapan tajam pada murid laki-laki yang lebih tinggi darinya itu.

"Maaf saja, tapi aku sama sekali tidak takut atau merasa terhibur dengan lelucon murahan seperti itu." Ucap Mijin lalu berjalan meninggalkan laki-laki yang masih mematung diposisinya.

"Haaah~ Mijin memang sangat susah untuk di dapatkan." Gumam lelaki itu sembari melihat punggung Mijin yang semakin lama semakin menghilang,masuk kedalam ruangan untuk berganti pakaian.

Beberapa menit setelah ia mengganti pakaian renangnya dengan menggunakan seragam, Mijin keluar dari tempatnya berganti pakaian dan sebelum pergi ke kelasnya ia menengok sebentar ke arah kolam. Tentu saja disana tidak ada apa-apa. Jangan dengarkan lelucon itu lagi, Mijin.

Suasana normal seperti sekolah lainnya. Mijin yang duduk dimeja paling depan sangat serius memerhatikan pelajaran yang sangat ia sukai, Sejarah. Entah karena yang lainnya memerhatikan atau tertidur dibelakang sana, Mijin tidak tahu karena terlalu fokus dengan pelajaran.

Sedetik kemudian keheningan ruangan itu buyar akibat bunyi dari pintu yang terbuka. Refleks semua orang ㅡtermasuk Mijinㅡ menengok ke arah pintu. Seorang murid laki-laki tinggi yang tadi menemui Mijin di dekat kolam. Guru yang sedang mengajar disana hanya menghela napasnya gusar tanpa memberi peringatan pada anak itu. Bukan enggan, hanya saja ini sudah kedekian kalinya anak itu melakukan hal yang sama.

Laki-laki tinggi ber-name tag Junyoung Han itu kemudian melangkah masuk kedalam kelas diikuti lirikan mata dari seluruh murid. Mijin hanya mendelikkan matanya malas, sebab Junyoung pasti duduk di bangku belakangnya dan mengganggunya.

Namun tidak seperti biasa, Junyoung hari ini hanya diam dan memerhatikan pelajaran. Mijin merasa sedikit aneh, namun kemudian ia menggelengkan kepalanya dan kembali fokus pada apa yang sedang ia pelajari.

Waktu berjalan dengan cepat tanpa banyak yang menyadari. Jam istirahat adalah waktu yang dinantikan oleh sebagian besar murid sekolah. Beberapa orang pergi ke kantin dan sebagian lainnya memilih untuk membuka kotak bekal mereka didalam kelas. Terutama bagi si nerd yang tak pernah ikut bersama yang lain ke kantin atau bergabung untuk makan bersama dengan yang lainnya.

Mijin sekilas melihat siswi nerd yang duduk sendirian di pojok kelas itu. Bebetapa kali ia membenarkan letak kacamatanya yang tidak melorot itu sembari menatap kotak bekal yang tergeletak diatas mejanya. Walaupun begitu Mijin tidak mebghampiri karena sudah tanpa sadar ia dikelilingi oleh teman-teman dari club ekskul-nya dan memakan bekal mereka masing-masing.

Siswi nerd itu bernama Hwang Mira. Entah. Mungkin karena penampilannya yang berbeda dari gadis-gadis lain atau karena ia tidak bisa bergaul dengan yang lainnya atau juga karena ia sering mendapatkan peringkat satu di kelasnya, tak ada yang tahu alasan sebenarnya mengapa Mira dijauhi oleh semua dan sering mendapatkan bullyan dari semua selama bertahun-tahun.

Terkadang Mijin penasaran alasan mengapa Mira dapat tahan dengan semua bullying yang dia terima. Namun dengan image dingin Mijin, bukannya itu nampak bertentangan??

"Hei Mijin, dari tadi kau terus melihat ke arah anak itu. Apa kau dekat dengannya?" ㅡGyura.

"Benar. Kau dati tadi tidak mendengar kita sedang membicarakan apa, kan?" ㅡNami.

"Ah maaf. Hanya saja ada sedikit hal yang menggangguku." Ucap Mijin sembari memijit pelan pelipisnya.

"Kalau begitu bagaimana tentang besok lusa?" ㅡSora.

"Besok lusa? Besok lusa kenapa?" ㅡMijin.

"Kan? Apa 'ku bilang? Mijin sedang tidak fokus ke kita~" Nami yang memang sikapnya sedikit manja itu menjawab dengan nada manja yang dibuat-buat.

"Kau tidak ingat? Lusa kita ada pertandingan melawan SMA Geum-Won." Dengan kesal Sora menjawab pertanyaan itu.

Mijin-pun menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Ia kemudian menopang dagunya, berpikir. Sementara itu yang lainnya menunggu apa yang sedang dipikirkan oleh si ketua club renang itu.  Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Mijin menjentikkan jarinya tanda ia sudah mendapatlan sebuah inspirasi.

"Mari kita latihan sampai malam!" ㅡMijin.

"....."

"....."

"....."

"Kenapa?" ㅡMijin.

"Tidak. Hanya saja kukira akan ada hal aneh yang akan kau katakan." Ucap Gyura yang diikuti oleh desahan napas panjang dari Nami dan Sora yang entah sejak kapan menahan napasnya.

Mijin hanya menatap ketiga rekannya itu heran.

Mijin tidak sedingin yang orang-orang itu nilai. Hanya saja sedikit...... pemalu? Ia akan bersikap offensive dengan menunjukkan bahwa ia seorang yang angkuh dan sulit didekati, namun dihadapan sahabat-sahabatnya itu Mijin bisa mengeluarkan ia yang sebenarnya.

•••

"Sebentar lagi kita akan memasuki masa-masa ujian akhir semester. Ujian yang sebagiannya akan menentukan nasib kalian di universitas. Maka dari itu, mulai besok jam malam akan berlaku bagi semua murid kelas 3. Saya harap kalian dapat memberitahukan orang tua kalian tentang informasi ini dan untuk surat pemberitahuannya akan dibagikan nanti oleh ketua kelas masing-masing sebwlum pulang sekolah. Sekian pengumuman dari saya. Semoga kalian dapat belajar dengan bersungguh-sungguh."

Semua murid di semua kelas itu terdiam mendengarkan pengumuman dari sang kepala sekolah yang disiarkan lewat radio sekolah. Dan beberapa saat setelah pengumuman itu, terdengar sorakan bahagia dari murid kelas 1 dan 2 karena artinya mereka bisa pulang lebih cepat ㅡsetidaknya satu jam dari biasanya; sedangkan hampir disemua kelas 3 terdengar suara frustasi karena itu artinya mereka akan berada didalam sekolah sampai jam 10 bahkan jam 12 malam hanya untuk belajar.

Dengan sigap para ketua dari masing-masing kelas 3 berjalan ㅡmeskipun sedikit gontaiㅡ menuju ke arah ruang kepala sekolah untuk mengambil surat pemberitahuan yang dimaksudkan di pengumuman tadi. Termasuk Sooyoung, sang ketua kelas 3-5.
























































End of 1°
Next : 2°



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Play OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang