1

3 0 0
                                    


Rasa nyaman mulai menghampiri ketika raga ini mulai dekat dengan mu. Ingin rasanya aku mengatakan semua perasaan ku yang aku simpan selama ini. Tapi, aku takut. Aku takut kalau nanti kamu pergi ketika aku mulai membuka suara dan mencoba mengungkapkan semuanya padamu

Bibirku mulai tersenyum begitu wajah itu tersanding didepanku. Pria yang aku kagumi selama ini hadir bersanding denganku hari ini. Gavin Pranadipta, teman baikku tapi aku sangat mencintainya

"Ra, minggu depan lo jadikan jadi vokalis band gue"

"Gak ah males"

"Sekali ini doang elah, gantiin Mika. Kasian dia kalo minggu depan tetep perform nanti yang ada tambah sakit"

"Suara gue gak sebagus Mika, body gue gak se perfect Mika, nanti yang ada gue malah ngebubarin fans lo ntar"

"Gak usah minder. Lo tetep cantik dimata gue Ra"

"Halah basi"

"Orang lagi dipuji tuh seneng kek"

"Udah deh gue gak suka dikaya gituin Vin, gue juga tau lo bilang kaya gitu bukan tulus dari dalem hati lo"

Gavin selalu memuji gadis yg bersamanya sekarang. Nagiva Ayara, yang akrab disapa Ara. Mungkin Gavin hanya menganggap Ara sebagai teman baiknya sekarang, tapi tidak dengan Ara

Persahabatan yang dibangun oleh dua lawan jenis mungkin mustahil tanpa adanya rasa tersembunyi  pada salah satunya

Ini yang Ara alami selama ini, mungkin baginya memiliki seorang Gavin sangat tidak mungkin. Karena sudah terbukti rasa cinta yg dimiliki Gavin jelas-jelas bukan untuknya, melainkan seseorang yang Gavin kagumi selama ini. Yaitu Mika

Gavin dan Mika tergabung dalam satu band bersama, Mika menjadi vocalis sedangkan Gavin memegang posisi bass. Ara hampir putus asa melihat keputusan Gavin sekarang. Dulu sebelum memasuki SMA, Ara tahu kalau Gavin tidak mahir dalam memainkan alat musik. Tapi semenjak Gavin tau kalau Mika bergabung dalam sebuah ekskul musik, Gavin langsung tertarik dengan dunia permusikan yang sangat bertolak belakang dengan jati dirinya yg dulu yang sangat tidak tertarik dengan hal yang berbau musik

Sekarang Gavin dan Ara sedang asik menyantap mie rebus kesukaan mereka dikantin sekolah yang terlihat sangat sepi. Bagaimana tidak, mereka makan pada jam pelajaran sedang berlangsung

Mereka belum memasuki kelas walau bel masuk sudah berbunyi 15menit yang lalu. Teman satu kelas mereka yang melihatnya pun acuh tak peduli karena pemandangan seperti ini sudah biasa dimata teman teman mereka

Tak lama Mika, seseorang yang Gavin kagumi melintas didepan mereka. Sontak Gavin langsung menghampiri Mika dan meninggalkan Ara yang masih sibuk memakan mie nya itu

"Mika!"

"Eh Vin, ampe kaget gue.."

"Hehe, kamu udah sembuh?" KAMU, panggilannya pun berbeda dengan yg lainnya

"Ya masih lemes aja sih"

"Gimana minggu depan bisa perform?"

"Gue masih butuh istirahat dulu deh Vin, tapi tadi Rega bilang Ara yang bakal gantiin posisi gue"

"Ehm iya Mi, ya aku sih berharapnya tetep kamu yang vocalistin"

"Sorry ya gara gara gue sakit, kalian jadi repot gini"

"Malah seharusnya aku yang minta maaf sama kamu, Mi. Aku terlalu gegabah ngambil semua tawaran manggung kita sampe sampe kamu gak mikirin kesehatan kamu"

"Oiya katanya pulang sekolah lo mau ke-"  Ara tidak melanjutkan bicaranya begitu sadar Gavin sudah tidak ada dihadapannya

Lho, Gavin kemana?  Batinnya. Ara melihat ke sekelilingnya untuk memastikan keberadaan Gavin sampai ia berhenti disatu titik dimana ia tidak bisa memalingkan pandangannya

"Tahan, gak boleh cenburu Ra!" Ucapnya seraya menenangkan dirinya

Tak lama Gavin kembali menghampiri Ara yang sekarang sibuk mengotak-atik handphonenya itu

"Ngapain lo?" Tanya Gavin

"Seenggaknya kalo mau nyamperin dia bilang dulu kek" Kata Ara

"Sorry Ra, gue juga kaget Mika disini, jadi ya gue langsung samperin aja. Lagian kan-"

"Apa? Hargain gue bisa gak sih? Gue bela belain bolos pelajaran biar bisa makan sama lo Vin! Kalo tau kaya gini tadi gue gak usah kesini lagi"

"Lo kenapa sih Ra?" Emang gue salah nyamperin Mika?"

"Pikir sendiri." Ara langsung berlalu meninggalkan Gavin yang masih melongo kebingungan

"Mau kemana? Ra.. Ayara!" Panggil Gavin tapi sama sekali tak digubris oleh Ara

•••

Jam pelajaran terahir sudah hampir selesai, dan bel pulang pun mungkin akan berdering beberapa menit lagi

"Awas tugasnya harus dikumpulin besok ya! Ibu akhiri pertemuan kali ini, sampai bertemu dipertemuan selanjutnya" Ibu Nuri yang mengisi jam perlajaran terakhir pun sudah berlalu meninggalkan kelas dan diikuti beberapa siswa yang memilih untuk pulang lebih dulu

Ara kini sedang merapihkan buku buku nya kedalam tas, tak lama Gavin terlihat berlari menghampirinya

"Ra nanti sore kita latihan band, lo tunggu dirumah nanti gue kesitu"

"Gak usah. Gue mau bareng Rega"

"Rega? Sejak kapan lo akrab sama dia?"

"Bukan urusan lo"

"Lo kenapa sih Ra? Pms ya? Jutek banget kayanya"

"Gue lagi males sama lo Vin. Udah deh jangan buntutin gue mulu, risi."

Gavin hanya diam, matanya mulai mengikuti punggung Ara yang kini sudah menjauh dari pandangannya

Kita memang sebatas teman, namun lama kelamaan kenapa timbul rasa nyaman? Tapi aku sadar, kamu hanya mencintai dia. Dia yang sudah istimewa dimatamu. Lalu apalah dayaku yang terlanjur nyaman padamu, sialnya aku malah terjebak didalam perasaan ini

.b

Tbc.

Friendzone memang semenyebalkan itu'-'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ILLUSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang