" Kamu gak bakalan nyesel Na kerja di perusahaan Araya, dia itu beneran tampan kayak pangeran kerajaan Arab gitu." Rachel kembali berucap, mungkin karena aku hanya terdiam dan belum juga menentukan keputusan apa yang harus ku ambil.
Sebenarnya bukan masalah sepupu Rachel yang bernama Araya itu tampan atau tidak, lagipula jika dia tampan memangnya kenapa? Toh dia pria yang sudah berisitri kan? Yang menjadi sumber keraguanku adalah sanggupkah aku melakukan penyelidikan pada istrinya seperti yang diminta oleh Rachel? Aku bukan seorang detektif jadi kenapa juga aku harus menyelidiki seseorang yang tidak aku kenal? Rasanya aku enggan melakukan ini tapi di saat yang bersamaan aku pun enggan menolak permintaan sahabat baikku.
" Na, kok diam sih? Jadi gimana, mau kan?" tambah Rachel tidak sabar.
" Emangnya perusahaan dia ada di kota mana? Apa ada di Bandung?" tanyaku akhirnya merespon.
" Di Jakarta." Jawabnya singkat namun sukses membuatku tersentak kaget. Di Jakarta dia bilang? Ini semakin membuatku ragu, mengingat belum pernah sekalipun aku pergi ke kota yang merupakan ibu kota negaraku ini.
" Aku kayaknya gak bisa bantu kamu Ra, aku gak pernah pergi ke Jakarta. Lagian gak ada orang yang aku kenal disana." Akhirnya keputusan inilah yang ku ambil. Lagipula menurutku keputusan inilah yang paling tepat.
" Ya ampun Na, kan ada kita berdua di Jakarta. Jadi kamu gak usah khawatir." Diana menyahuti, membuat Rachel pun kembali bersemangat membujukku.
" Benar kata Diana, kita berdua kan tinggal di Jakarta, jadi kamu gak bakalan sendirian." Rachel berucap dengan kedua mata berbinar penuh harap.
" Lagian kamu gak perlu khawatir, nanti aku siapin Apartemen buat kamu tinggal selama di Jakarta." Tambahnya. Aku masih tertegun, memikirkan kembali keputusan yang harus ku ambil.
" Please Na... bantu aku. Kasihan Araya kalau istrinya ternyata bener-bener dirasuki makhluk halus."
" Tapi pemikiran kamu berlebihan Ra, gak mungkinlah dia bisa dirasuki makhluk halus." aku kembali menyadarkan Rachel bahwa pemikirannya terlalu berlebihan menurutku. Diana tidak ikut melibatkan diri dalam perbincangan kami ini, tapi dia fokus menjadi pendengar yang baik.
" Terus menurut kamu, kenapa tiba-tiba dia jadi berubah begitu bangun dari komanya?"
" Kalau masalah ini ku rasa Diana lebih tahu?"
" Eh... kok aku sih?" Diana terenyak seraya menatap heran ke arahku.
" Kamu kan dokter Di, pasti kamu bisa jelasin hal ini dari segi pandangan ilmu medis kan?" terangku menjelaskan alasanku merasa dia paling tahu alasan yang mungkin terjadi pada Mikayla, sehingga kepribadiannya berubah setelah bangun dari komanya.
" Aku kan bukan psikolog atau ahli kejiwaan. Aku ini dokter gigi jadi mana aku ngerti soal beginian." Sahut Diana seraya mengembuskan napas kasar. Aku memutar bola mataku malas mendengarnya. Kenapa aku merasa Diana jadi ikut-ikutan mendukung rencana Rachel? Padahal awalnya dialah yang merasa Rachel berpikir terlalu berlebihan.
" Tapi Di, tadi kamu bilang mungkin dia masih syok dan trauma karena itu dia jadi berubah." Ucapku mengingatkan pada Diana tentang argumennya tadi.
" Iya aku berpikir begitu. Tapi aku juga berpikir lain tentang Mikayla. Hmm... mungkin saja dia itu mengalami yang namanya alter ego kan?" aku dan Rachel saling berpandangan, kami cukup terkejut mendengar penuturan Diana ini.
" Alter ego? Maksudnya kepribadian ganda?" tanya Rachel memastikan.
" Iya kepribadian ganda maksudnya. Jadi begini, bisa jadi selama Mikayla koma, alam bawah sadarnya seolah sedang berpetualang di dunia lain dan mengalami banyak hal karena itu begitu dia sadar, kepribadiannya jadi berubah. Itu bisa saja terjadi kan?" aku mengangguk menyetujui, namun sepertinya tidak demikian dengan Rachel. Dia mengernyitkan dahinya tampak tak setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MYSTERY OF MY [BOSS'S] WIFE [COMPLETED]
HorrorChapter sudah dihapus karena pindah ke dreame/Innovel Anugerah yang ku dapatkan sejak lahir ini benar-benar sebuah kesialan untukku. Mulai dari dijauhi teman-teman semasa sekolah dulu, hidup tidak tenang karena makhluk halus selalu menampakan diri d...